CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

530. Tidak ada pilihan lain



530. Tidak ada pilihan lain

0Ketika Tara sampai tepat di depan pintu kediaman keluarga Jiang. mata wanita cantik ini seketika terbelalak terkejut. Dua buah koper besar telah bersandar dinding, di dekat pintu masuk rumah. seolah seseorang telah siap untuk berangkat ke suatu tempat dalam waktu yang lama. Tara tahu betul koper siapa itu, tidak lain adalah koper miliknya. Wanita cantik ini gunakan untuk untuk menyusul Yohan ke Paris waktu itu.     
0

"Sial! Siapa orang yang berani-beraninya mengeluarkan barang-barangku seperti ini tanpa seizinku." Kata wanita cantik ini mengumpat dalam hati.     

jika kali ini wanita cantik ini mengetahui, siapa pelakunya maka orang itu tidak akan mendapatkan ampun sedikit darinya. Tara akan langsung menendang orang itu dari kediaman Jiang, tanpa sepeser uang pun sebagai pesangon. Itu adalah pelajaran berharga bagi para pelayan yang tidak tahu diri dan tidak punya sopan santun kepada majikannya.     

"Sial! Jangan ini juga kerjaan papa lagi." Kata wanita cantik ini dalam hati.      

Wajah terasa sudah memerah seolah siap untuk memarahi siapa saja orang-orang yang membuat masalah dengannya hari ini.     

Pintu kediaman jiang terlihat masih tertutup rapat, meskipun wanita cantik ini sudah mencoba memencet bel di dekat pintu beberapa kali. Seolah rumah itu kosong tanpa penghuni saja.     

"Hai, para pelayan di dalam. Apa telinga kalian sudah mulai tuli? Cepat buka pintunya!" Teriak wanita cantik ini dengan penuh emosi. Keduanya tangannya telah menggebrak pintu itu beberapa kali, namun tidak kunjung di buka juga.     

"Papa! Kau jangan keterlaluan, ini juga rumahku! Cepat buka!!!" Teriak Tara sudsh seperti orang gila. Untung saja kediaman keluarga jiang sangat luas dan jauh dari tetangga, jika tidak! Mungkin wanita cantik ini akan membuat malu dengan tindakan konyolnya.     

Seorang pelayan memeutuskan melapor kepada Jerry Jiang yang berada di ruang kerjanya, bahwa Putri kesayangannya itu sudah pulang dan menggedor-gedor pintu dengan marah.     

Sonya yang ada di dalam rumah pun tidak berani melakukan apa-apa. Ingin membukakan pintu untuk Tara. Tetapi jika Sonya melakukan itu, Bukankah sama saja dengan dirinya menggali kuburan sendiri. Mengingat suaminya baru saja memaafkannya dan berperilaku baik kepadanya.      

"Maafkan mama sayang. Mama tidak bisa membantumu kali ini." Kata wanita cantuk ini dalam hati.  Sonya sudah sering kali memperingatkan putrinya. Supaya untuk waktu ini, jangan memancing amarah Papanya. tapi Putri cantiknya itu justru tidak mengindahkan peringatan darinya Dan malah membuat Papanya marah besar, hingga mengambil keputusan ini untuknya.     

Memilih untuk menaiki tangga dan berdiam diri di dalam kamarnya. Dibandingkan untuk mendengarkan teriakan fotonya yang semakin membuatnya terasa tertekan dan stres. Di satu sisi Ia seperti Ibu kasihan dan ingin menolong, tetapi di sisi lain Ia juga sedang kehilangan kekuasaannya di rumah itu untuk sementara waktu ini. Sebelum suaminya berikan kembali Semua hak istimewa dan kekuasaannya sebagai Nyonya besar di kediaman itu.     

Bisa dikatakan sonya sedsng bermain cantik dan aman saja. Jika ia juga ikut memberontak kepada suaminya, maka dia juga akan bernasib sama dengan putrinya. Jika itu terjadi, lalu siapa nanti yang bisa membuat mereka bisa membawa keduanya kembali ke kediaman ini?. Jika sonya masoh bertahan, masih ada kemungkinan nanti, ia bisa membujuk suaminya untuk membawa putri-putrinya kembali ke rumah itu. Baik itu tara juga Tiara suatu saat nanti.     

Tok... Tok...     

Seorang pelayan mengetuk pintu ruangan kerja Jerry jiang secara perlahan.     

"Siapa? Masuk saja." Jawab Jerry jiang dengan ekspresi wajah serius, karena sedang memeriksa beberapa dokumen penting.     

"Ada apa?" Tanya Jerry jiang sambil melihat kearah Xin er yang berdiri tidak jauh dari pintu masuk ruangan.     

"Tuan besar, nona muda sudah pulang dan sekarang membuat keributan di depan pintu masuk. Apa yang harus kami lakukan?" Tanya Xin er.     

"Biarkan saja, minta Dion untuk membuka pintu mobil dan memasukkan barang-barang tara ke dalam mobil. Setelah itu asisten Mo  akan menelepon dan menjelaskan semuanya kepada Tara." Jelas Jerry jiang kepada pelayan yang sudsh terbiasa melayani putrinya itu.     

"Baik, tuan besar." Jawab Xin er yang kemudian keluar dari ruang itu dan menuju ruang tamu untuk menelepon Dion yang masih berdiri di dekat mobil sambil memegang pipi merah bekas tamparan Tara.     

"Hallo, Dion. Tuan meminta kau untuk memasukkan koper-koper nona muda ke dalam mobil." Kata Xin er melalui telepon.     

"Baik, terimakasih." Jawab Dion sambil menghela nafas lemas.      

Setelah ini sopir pribadi Tara itu mungkin tidak Hanya mendapatkan Tampan keras di pipi kanannya saja. Tetapi nona muda galak ini juga bisa mencekiknya karena jengkel. Baga6 tidak, ketika Dion tidak menjemputnya saja sudah ditampar. Apalagi sekarang memasukkan koper-koper itu kedalam mobil, yang bisa diartikan pengusiran secara halus kepada nona muda untuk segera pergi dari kediaman jiang.     

Dion berjalan menghampiri koper milik tara sesuai perintah tuannya, dan akan membawanya kedalam mobil.     

"Hei, tunggu! Mau kau bawa kemana barang-barangku itu?" Teriak Tara, ketika melihat sopir pribadinya menarik kopernya pergi dari sampingnya.     

"Maaf, Nona muda. Ini perintah tuan besar." Jawab Dion sambil memasukkan koper-koper itu kedalam mobil.     

Tidak lama kemudian, disaat tara akan bejalan mendekat ke arah Dion untuk menampar wajah sopir yang tidak sopan itu untuk kesekian kalinya. Handphone milik wanita cantik ini berbunyi.     

"Sial! Siapa yang menelepon disaat seperti ini?" Kata wanita cantik ini dalam hati.     

"Hallo, asisten Mo. Ada apa kau meneleponku? Apakah orang tua itu juga memintamu untuk menindasku?!" Kata tara dengan nada bicara penuh rmosi yang meledak-ledak.     

"Sekertaris Jiang... Oh, maaf. Nona muda Jiang, saya hanya di minta oleh papa Nona untuk memberitahu kepada nona untuk membaca dokumen yang tuan letakkan di dalam mobil. Jika nona masoh bingung, anda bisa bertanya kepada saya saat ini." Jelas asisten Mo kepada  Tara.     

Mendengar pemberitahuan dari asisten pribadi papanya itu, tara Segera berjalan menuju mobil. Benar saja di kursi belakang memang sudah diletakkan sebuah dokumen dalam Map bewarna biru.     

Tara mulai membacanya, belum juga selesai membaca. Wanita cantik ini sudah membanting map dokumen itu dengan keras ke kursi mobil.     

"Asisten Mo, ini apa-apaan?! Aku belum setuju untuk berangkat. Mengapa papa mengirimkan aku ke Kota J hari ini?" Kata tara bertanya sambil marah-marah kepada asisten pribadi papanya.     

"Itu semua karena Nona muda membuat direktur marah. Sekarang terserah nona muda jiang saja." Kata asisten Mo kepada Tara.     

Yang dimaksud oleh asisten Mo adalah semua pilihan terserah pada Tara. Wanita cantik ini boleh memilih untuk tetap tinggal di kota S dengan keuangan yang pas-pasan di dalam kartu kreditnya atau pergi ke kota J dengan tiket pesawat yang telah diselipkan di dalam dokumen dalam map biru itu.     

"Tunggu! Jika aku pergi ke perusahaan Han. Apa tetap sama?" Tanya Tara penasaran. Secantik ini tidak mau dirugikan lagi. Jikalau pun wanita cantik ini harus berurusan dengan Tuan mudahan yang menyebalkan itu, tetapi masih bisa mendapatkan fasilitas mewah yang di janjikan papanya. Setidaknya tara tidak akan terlalu dirugikan.     

"Itu semuanya tergantung seberapa besar perubahan dan kemajuan yang nona muda tunjukkan kepada tuan. Cuma itu yang bisa saya sampaikan. Semoga nona mengambikan keputusan yang tepat." Jawab asisten Mo yang segera memutuskan sambungan teleponnya, supaya pertanyaan tara jiang tidak melebar kemana-mana.     

"Sial! Papa memang sangat kejam. Dia benar-benar melakukan ancamannya untuk mengusirku dari kediaman jiang gara-gara masalah semalah. Aku kira dia cuma menggertakku saja." Kata wanita cantik ini dalam hati yang sedang merasa bingung. Apalagi di dalam kartu kreditnya hanya tinggal beberapa ribu dollar saja. Dengan gaya hidu9 yang mewah, uang dengan jumlah itu bahkan tidak akan bertahan untuk satu minggu ke depan.     

Tara masuk kedalam mobil. Sepertinya ia sudah tidak ada pilihan lagi, selain bekerja di perusahaan milik Han. Daripada mati kelaparan di luar sana menjadi gembel. Apalagi jonathan sekarang juga acuh tak acuh kepadanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.