CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

541. Introgasi



541. Introgasi

0Yohan sadar apa yang dikatakan oleh dokter Glen adalah benar. Ia harus menjaga Tiara lebih hati-hati lagi.      
0

" Apakah aku bisa menemuinya?" Tanya Yohan dengan perasaan yang sudsh tenang.     

"Mungkin sebentar lagi. Biarkan istrimu istirahat terlebih dahulu, tanpa gangguan siapapun. Jika boleh tahu, mengapa tiara bisa pingsan tiba-tiba. Apa kau tadi memukulnya? Jika benar, kau laki-laki paling pengecut di dunia." Kata dokter Glen yang merasa Jengkel saat mengingat bekas tamparan pipi isteri sahabatnya itu. Laki-laki ini sengaja bertanya langsung, karena Glen sendiri tidak percaya jika yohan akan melakukan hal seperti itu.     

"Kau bicara apa? Mana mungkin aku memukul Tiara." Kata yohan memprotes perkataan sahabatnya itu.     

Dokter glen sedang berfikir. Seperti ada seseorang yang memukul tiara, tetapi yohan tidak tahu akan hal itu. Aneh sekali, suami posesif sepertinya bisa teledor juga. Namun dokter Glen juga menyadari. sehebat apapun sahabatnya itu, yohan tetap saja manusia bisa yang tidak bisa selama 24 jam penuh mengawasi istrinya. Lagi pula Presdir tampan itu juga harus bekerja di perusahaan miliknya dari pagi hingga sore, terkadang juga sampai malam.     

"Aku melihat bekas tamparan di pipi kanan istrimu. Memang istrimu tadi darimana?" Kata dokter Glen menjelaskan alasannya. Mengapa dia bertanya seperti itu kepada Yohan.     

"Apakah kau serius? Aku terlalu panik tadi, hingga tidak begitu memperhatikannya." Kata yohan menegaskan pertanyaannya.     

Dokter tampan ini menganggukkan kepalanya dengan ekspresi wajah serius. Sebagai tanda ia tidak sedang bercanda atau mengerjai yohan saja dengan kata-katanya.     

Yohan Segera berdiri dari duduknya dan tanpan berkata apapun keluar dari ruangan dokter Glen. Yohan berjalan menuju ruangan rawat istrinya untuk membuktikan dengan mata kepalanya sendiri Perkataan sahabatnya.     

Sesampainya di ruangan Tiara laki-laki tampan ini segera mendekati tempat tidur pasien, tempat di mana istri cantiknya itu sedang terbaring lemah saat ini. Yohan melihat dan membelai lembut pipi Tiara yang mendapat bekas tamparan. Ternyata dokter Glen mengatakan hal yang sebenarnya dan tidak sedang berbohong.     

Sang presdir segera meminta asisten pribadinya itu dan pelayan wanita Istrinya untuk masuk ke ruangan dan duduk di hadapannya, untuk menjelaskan asal usul bekas tamparan di pipi istrinya.     

Asisten steve duduk di kursi samping sang presdir, sedangkan Hana disisi lainnya. Keduanya sedang duduk tertunduk seperti nara pidana yang menunggu keputusan hakim saja.     

"Hana, bisakah kau ceritakan semua kejadian di cafe Jasmine sebelum aku datang?" Tanya yohan terlebih dahulu kepada pelayan wanita Taira. Laki-laki ini ingin tahu seberapa loyal pelayan ini kepadanya dan Istrinya. Bagaimanapun sebenarnya yohan sudah mendengar perbincangan Jonatan dan Istrinya, tetapi laki-laki juga ingin tahu kejadian itu dari sudut pndang orang lain.     

"Tuan muda, nyonya muda hanya bertemu dengan seorang laki-laki saja. Mereka hanya mengobrol biasa, entahlah apa yang mereka bicarakan. Saya hanya berda di dalam mobil dan tidak bisa mendengarkan percakapan mereka. Setelan kurang lebih 10 menit mengobrol, mereka berdua terlihat bertengkar. Nyonya muda keluar sambil menangis. Laki-laki itu mengejarnya dan..." Hana menghentikan perkataannya karena takut tuan mudanya salah paham nanti dengan apa yang Pelayan ini sampaikan. Terkadang apa yang orang lain lihat tidak sama dengan kejadian yang sebenarnya yang dialami oleh pelaku sebenarnya.     

Menurut Hana, alangkah baiknya jika semuanya Nyonya mudanya sendiri nanti yang menjelaskan kepada tuan mudanya. Sebab Nyonya mudanya yang lebih tahu kejadian sebenarnya, karena ia yang mengalami kejadian itu.     

"Kenapa kau mengehentikan kata-katamu? Apakah laki-laki itu telah memukul istriku?" Tanya Yohan sekali lagi mendesak Hana. Meskipun sebagian kejadian akhir yohan telah melihatnya sendiri Dengan matanya, saat istrinya dipeluk mesra oleh Jonathan.     

Laki-laki ini hanya ingin memastikan tidak ada kejadian sedikitpun yang terlewat ia ketahui, meskipun itu hanya dari seorang pelayan.     

"Tidak, tuan muda. Laki-laki itu sama sekali tidak memukul Nyonya muda. Dia justru memperlakukan Nyonya muda dengan sangat baik, seperti seorang ke...kasih." kata Hana yang sempat menjeda ucapannya, karena takut menyinggung perasaan tuan muda     

Yohan.     

Mendengar perkataan Hana, sebenarnya perasaan yohan sangat sakit. Bagaimana mungkin seorang pelayan saja bisa melihat hubungan seseorang hanya sekali lihat. Jika istrinya berhubungan dengan Jonatan lagi, laki-laki ini takut akan ada kisah cinta lama yang lama bersemi kembali.     

Yohan sempat melamun dengan wajah sedikit sedih bercampur emosi karena cemburu. Tetapi tujuannya sekarang adalah mencari orang yang menampar dsn memukul Istrinya. Jika itu bukan jonathan saat di cafe Jasmine, pasti hal itu terjadi di perusahaannya.     

"Kalian berdua, jelaskan kepadaku. Apa yang terjadi kepada istriku, saat aku masih di dalam ruangan kerjaku dan tiara bersama kalian berdua diluar?" Tanya yohan sambil memandang kearah asisten Steve dengan wajah dingin dan serius. Yohan tahu, pasti ada sesuatu yang masih disembunyikan oleh asisten pribadinya itu dan belum di laporkan kepadanya.     

"Presdir,..." Kata asisten steve terhenti ketika Hana menyela perkataannya.     

"Tuan muda, tadi kami saat perjalanan ke ruangan tuan muda bertemu dengan seorang wanita yang sangat sombong dan menjengkelkan. Namanya... Namanya...?" Kata Hana mencoba mengingat-ingat. Waktu itu hana terlalu emosi sampai tidak memperhatikan bagaimana Nyonya mudanya memanggil wanita itu.     

"Steve....?" Kata yohan sambil memandang asisten pribadinya itu dengan tatapan mata penuh tanda tanya.     

"Sekertaris Tang, presdir." Jawab asisten tampan ini dengan singkat, sebelum kembali disambar perkataannya oleh Hana.     

Pelayan wanita ini sangat geram kepada wanita yang telah menghina dan memukul Nyonya mudanya. Jadi menurut hana, tuan mudanya harus tahu dan memberikan pelajaran kepada wanita sombong itu.     

"Iya tuan muda, Sekertaris Tang. Saya baru ingat! Wanita itu sangat sombong. Dia bahkan menghina nyonya, jika Nyonya muda hamil diluar nikah dan merupakan simpanan laki-laki kaya. Menjual dirinya hanya untuk hidup mewah. Mana ada, Nyonya muda sangat baik dan polos. Tuan muda juga bukan orang tua, darimana wanita itu bisa memandang nyonya muda sehina itu?" Kata hana mulai melaporkan apa saja yang di dengar dan dilihat olehnya saat pertengkaran Antara Nyonya mudanya dan Sekertaris Tang.     

"Steve,...?" Lagi-lagi hanya kata-kata ini yang keluar dari mulut sang presdir. Itu artinya sang presdir sedsng menunggu penjelasan yang masuk akal dari asisten pribadinya ini.     

Asisten Steve yang mengerti maksud dari atasannya itu segera mulai menjelaskan posisinya waktu itu. Ketika bertemu dengan ibu tiara, hana dan Sekertaris Tang.     

"Presdir, saat saya bertemu dengan ibu Tiara. Beliau sudah bertengkar hebat dengan Sekertaris Tang, saya hanya mencoba mencegah Sekertaris tang memukul ibu Tiara. Tetapi sebelum kejadian itu, saya juga belum mengetahuinya. Mungkin pelayan Nyonya muda yang lebih tahu detail kejadiannya." Jelas asisten steve kepada sang presdir yang ekspresi wajahnya terlihat marah dan geram. Sepertinya kali ini Sekertaris Tang tidak akan dilepaskan begitu saja.      

"Apa?! Tania berani akan memukul Tiara?" Kata yohan terkejut dan merasa tidak terima istrinya.     

"Iya, tuan muda. Yang benar bukan akan memukul. Tetapi wanita itu sudah menampar Nyonya muda beberapa kali. Entah mengapa Nyonya muda hanya diam dan tidak membalasnya. Ketika saya ingin. Membalas tamparan itu, Nyonya muda malah mencegahnya. Sebenarnya asisten steve datang saat wanita itu akan menampar Nyonya muda untuk kesekian kalinya. Ini semua salah saya, Nyonya mendapatkan tamparan itu karena kelancangan saya dalam berbicara." Jelas Hana kepada tuan mudanya.     

Penjelasan pelayan ini justru membuat amarah yohan semakin memuncak. Tetapi laki-laki ini harus memikirkan cara terbaik untuk memberikan pelajaran kepada Tania. Yohan tidak bisa tergesa-gesa hanya karena emosi sesaat saat. Sebab wanita satu ini bukan Sekertaris bisa, di belakangnya ada Keluarga besarnya yang selalu mendukung dan melindunginya. Yohan bukan takut kepada keluarga Tania, tetapi ia hanya tidak ingin wanita itu menyakiti Tiara lebih lagi. Jika laki-laki ini tidak hati-hati dalam bertindak.     

"Sial! Lagi-lagi Tania yang membuat masalah. Steve, lakukan sesuatu untuk memberikan pelajaran untuk Tania. Ingat pastikan dia jera dan tidak seenaknya lagi bertindak di perusahaan kita." Kata yohan memberikan kekuasaan penuh kali ini kepada asisten pribadinya itu untuk bertindak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.