CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

196. Pengawal Rahasia



196. Pengawal Rahasia

0Yohan Berbicara dengan nada yang serius, seolah-olah memberikan tekanan kepada Steve bahwa ini sangat penting.     
0

" Baik Presdir" Steve menjawab.     

"Ya tuhan presdir ini. begitu Cinta dengan ibu Tiara. sampai hari masih begitu pagi seperti ini sudah memintaku untuk mengirim bodyguard untuk menjaga istrinya. Presdir Kim, para bodyguard mu saja masih tidur" gumam asisten Steve yang di telepon oleh big bosnya pada hari libur kerja.     

Yohan memutuskan panggilan teleponnya dan kembali lagi masuk kedalam kamar.     

Yohan beranjak dari tempat tidur untuk mengambilkan makanan  dan camilan yang bisa mengurangi mual buat Tiara.     

Terlihat Tiara sudah terbangun dan membuka matanya.     

"Hoamm"      

Menggeliat merenggangkan tubuhnya.  Tangannya mungilnya secara reflek menutupi mulutnya yang sedang menguap. Dengan keadaan setengah sadar, ia berusaha melihat dengan jelas siapa yang sedang berdiri di dekat jendela kamar.     

"Hmm, Kau sudah bangun sayang?" terdengar suara Yohan dari kejauhan.     

Tiara memandang suaminya yang sedang berdiri di dekat jendela kaca.     

Yohan cuma tersenyum dan Berjalan mendekati istrinya yang masih kucel karena belum mandi. Tetapi bagi Yohan, ia akan tetap terlihat cantik dari sisi manapun.     

" Ya. mengapa kau berdiri disana?" Jawabnya singkat, sembari duduk di samping Tiara yang masih berbaring di atas tempat tidur.     

"tidak apa-apa, aku hanya ingin melihat pemandangan taman di pagi hari."     

Yohan membungkukkan tubuhnya untuk mengecup kening istrinya dengan lembut. Sangat lembut, bahkan kelembutan itu benar-benar bisa di rasakan oleh Tiara.     

Ada apa dengan Yohan? Kenapa hari ini dia aneh sekali. biasanya masih pagi juga sudah menggodaku, mengapa hari ini ia sangat lembut.     

Pikiran Tiara sedikit curiga. Yohan sangatlah usil. Tiara bisa merasakan ada perubahan pada sikapnya pagi ini, apakah ada masalah besar yang ia sembunyikan dari Tiara. Ya, Tiara hanya masih menebak saja, ia tidak berharap sesuatu yang buruk akan terjadi.     

"Ada apa? Kenapa kau aneh sekali pagi ini?"     

"Siapa yang aneh? sejak kapan mencium istrinya sendiri menjadi aneh?"     

"Bukan! Bukan itu maksudku"     

"Terus apa?"     

"Emm... kenapa kamu sangat lembut pagi ini?"     

Sang presdir tersenyum menyeringai.     

Hmm... Dasar kucing kecil! Kamu sudah menjadi ketagihan untuk aku goda dengan keusilanku, Gumamnya dalam hati.     

 Yohan memasang wajah dingin di depan Tiara. Ia beranjak dari tempat tidur.     

"Aku mau mandi" ucap Yohan dengan jelas dan membalikkan badannya membelakangi Tiara.     

Tiara tetap cuek seperti biasanya.     

"Mandi ya mandi saja. Kenapa harus laporan kepadaku?" jawabnya ketus.     

Yohan mulai tersenyum di sudut bibir, ia tahu istrinya mulai terpancing kembali emosinya.     

"Masak tidak tahu?"     

"Apa urusanku dan kenapa aku harus tahu juga?"      

"Aku cuma mau bilang, apa kamu ingin mandi denganku?" tersenyum genit dan mengedipkan matanya kepada Tiara.     

"Hah! Apa? Sudah sana mandi sendiri!" melemparkan bantal kearah Yohan.     

" Ha..ha.., apa kau tidak ingin mempertimbangkan?" mengerlingkan mata genitnya sekali lagi.     

" Mempertimbangkan apa?" Masih menanggapi ucapan Yohan dengan serius.     

"Tentu saja mandi denganku!".     

"Dasar mesum!".     

Bukk...Satu bantal tidur melayang dan mendarat tepat di muka sang presdir.     

"Haist...jahat!" Berjalan ke arah kamar mandi sendiri.     

Dengan wajah cemberut, Tiara mengomel sendiri. "Dasar Tiara bodoh! bagaimana bisa kamu menghawatirkan laki-laki seperti Yohan. Mana mungkin orang mesum sepertinya punya masalah" Menepuk-nepuk keningnya sendiri.     

Tiara segera bangun, melipat selimut dan merapikan tempat tidurnya. ia duduk di tepian tempat tidur sambil menunggu suaminya selesai mandi dan keluar.     

Wanita perlahan membaringkan tubuhnya menghadap ke ke langit-langit kamar. mulai memejamkan mata, bukan untuk tidur. tetapi mengenangnya kembali kejadian kemari malam.     

Hmm...Yohan begitu keren, tanpa ragu ia melindungiku dari serangan Tara. berusaha mengendalikan diri, supaya orang tuanya bisa melihat langsung sifat asli Saudariku itu. padahal Yohan bisa saja langsung membalas perlakuan kasar Tara dengan mudah. tidak perduli disana ada seluruh keluarga Kim dan juga Keluarga Jiang.      

Tiara tersenyum-senyum sendiri, membayangkan suaminya yang seperti pahlawan baginya. cuma yang paling ia tidak suka adalah sifat mesum dan usilnya.     

"Yohan, kamu memang hebat"      

Gumam Tiara dengan masih memejamkan mata di atas tempat tidur. ia tidak tahu jika sejak tadi Yohan suaminya sudah selesai mandi dan berdiri di depannya.     

Yohan memperhatikan istrinya yang sedang bergumam dan senyum-senyum sendiri seperti orang gila.      

Yohan membungkukkan tubuhnya dan mencengkeram kedua lengan kecil istrinya dengan kedua telapak tangannya yang kuat, sehingga wanita cantik ini kaget bukan kepalang.     

"Ah" teriaknya dan membuka mata secara tiba-tiba.     

"Kamu! Kenapa kamu sudah ada disini tanpa suara"      

Tiara mengomel kepada laki-laki tampan di depannya, yang telah memberi syok jantung kepadanya.     

Yohan cuma tersenyum.     

"Siapa bilang aku tidak bersuara?, Aku bahkan sudah memanggilmu berkali-kali dari kamar mandi. tetapi kamu malah melamun dan senyum-senyum sendiri"     

Mata Tiara langsung terbelalak.     

Sial! Jangan-jangan, dia dengan semua yang aku ucapkan dari tadi. Aduh! Mau di taruh dimana ini mukaku, dia pasti akan besar kepala nanti, gumamnya dalam hati.     

"Oh ya! padahal tadi aku mendengar ada yang memuji aku begitu. emm...Yohan keren, Yohan pahlawanku, tampan, bla bla bla"      

Yohan mengulangi semua perkataan Tiara.     

Wajah Tiara menjadi merah karena malu. ia berusaha mengalihkan pandangannya dari tatapan mata Yohan yang begitu dekat dengannya sekarang.     

" Lepaskan aku! aku mau mandi"     

Tiara meronta-ronta seperti biasanya untuk berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Yohan. meskipun dia tidak pernah berhasil     

"Jika aku tidak mau, Kau mau apa?" ucap Yohan menantang.       

" Kau..." Ucap Tiara terhenti karena tiba-tiba perutnya terasa mual dan ingin muntah. ia mengangkat sedikit kepalanya dan menutup mulutnya rapat-rapat atau ia bisa mengotori tempat tidur mereka.     

Wajah Yohan langsung panik dan pucat.     

"Sayang, kamu kenapa?"     

segera bangkit dan melepaskan cengkraman tangannya dari lengan Tiara.     

Tiara segera bangun dan berlari ke kamar mandi dengan cepat.     

"Hueek... hueek" suaranya terdengar hingga keluar dari kamar mandi. Ia berdiri dengan lemah di depan wastafel di kamar mandi.     

Kepala Tiara mulai pusing, isi perutnya sudah keluar semua. ia duduk bersandar di dinding kamar mandi.     

Yohan segera berlari menghampirinya, dengan perasaan cemas. "Sayang, apa kamu. baik-baik saja?" teriaknya dari luar pintu kamar mandi.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.