CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

312. Mungkin aku akan memilih Asisten Tampan itu



312. Mungkin aku akan memilih Asisten Tampan itu

0Yohan Menggandeng tangan istrinya dan berjalan beriringan menuju kamar mandi hotel. sesampainya di kamar mandi ia menyiapkan air hangat terlebih dahulu di bak mandi untuk mereka berdua berendam dengan santai hingga tubuh mereka menjadi lebih rileks.     
0

"Sayang, Airnya sudah siap." kata Yohan setelah mengecek suhu air dalam bak mandi.      

"Baiklah" kata Tiara yang segera mendekat ke arah bak mandi itu. Setelah selesai melepas semua pakaiannya, ia segera masuk untuk berendam. " Hmm... Hangat sekali"  gumamnya sambil membasuh tubuhnya dengan air hangat.     

"Sayang, Kamu mau kemana?"  Tanya wanita cantik ini melihat suaminya berjalan menjauh dari bak mandinya.     

Yohan segera menoleh ke arah istrinya. "Sayang, tidak kemana-mana. kamu sebaiknya berendam air hangat saja sedangkan aku ingin mandi dengan air dingin supaya lebih segar." Jawab Yohan sambil memandang istrinya yang terlihat sedikit bingung, karena melihatnya berjalan menjauh Padahal tadi jelas-jelas laki-laki ini bilang akan mandi bersama.     

"Oh, baiklah. Silakan." tata Tiara sambil tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai tanda ia paham dengan apa yang dikatakan oleh suaminya. Mungkin tadi ia hanya salah paham saja karena mengira Yohan masih marah soal kata-katanya yang memuji asisten Steve, ternyata pemikirannya itu salah. suaminya hanya ingin mandi dengan air dingin saja.     

Yohan melanjutkan caranya menuju kamar mandi yang di batasi oleh dinding kaca dan dilarangnya terdapat sebuah shower untuk mandi.     

Yohan terlebih dahulu selesai mandi dan memakai handuknya kembali ke kamar utama. Saat sampai sendiri ingin mengganti pakaian, yohan baru saja sadar. Jika ia dan istrinya tidak memiliki baju ganti. mereka kemarin hanya ingin jalan-jalan saja tanpa ada rencana untuk menginap di sebuah hotel.      

"Haits... Sial! Aku lupa meminta asisten Steve Untuk mengantarkan baju ganti untuk kami tadi malam. Sepertinya kami berdua harus memakai baju yang sama lagi. Baju itu sudah sangat kotor dan bau keringat. Pasti juga banyak kuman yang bersarang di dalamnya. Tidak! Tiara tidak boleh memakai baju yang kotor seperti itu. Aku akan meminta asisten Steve Untuk mengantarkan baju untuk kami." Gumam Yohan dalam hati, setelah laki-laki tampan melempar baju kotornya keatas sofa. Ketika ia berjalan menuju meja di dekat tempat tidur untuk mengambil handphone, tiba-tiba terdengar suara seseorang sedang mengetuk pintu dari luar kamar mereka.     

Tok... Tok...      

"Siapa yang mengetuk pintu ya? Apa mungkin layanan kamar? " Gumamnya dalam hati.     

Yohan segera berjalan menuju ke arah pintu dan membuka pintu itu sedikit saja karena ia hanya mengenakan handuk tentu akan terasa tidak nyaman jika sampai yang datang adalah seorang pelayan wanita.     

" Presdir..." Kata asisten Steve menyapa kepada atasannya itu sambil tersenyum ramah untuk memberikan salam.     

"oh itu kamu Steve. Masuklah" kata Yohan mempersilahkan asisten Steve masuk ke dalam kamar dan dan kemudian mereka berdua duduk di sofa.     

"Aku baru saja ingin meneleponmu supaya engkau membelikan baju ganti untuk ku dan juga Tiara. Baju gamis sudah sangat kotor dan bau, jika Tiara memakainya pasti akan gatal-gatal." Kata Sang presdir kepada asisten pribadinya itu.     

Asisten Steve cuma tersenyum, kemudian menyerahkan jawablah paper bag berisi pakaian baru yang iya sengaja persiapkan untuk sang presdir dan juga istrinya. Asisten pribadi satu ini memanglah sangat perhatian dan juga mengerti setiap kebutuhan dari sang presdir tanpa harus diperintahkan terlebih dahulu.     

"presdir tidak perlu khawatir, saya sudah mempersiapkan apa yang anda butuhkan dan juga ibu Tiara. Ini adalah pakaian ganti untuk kalian berdua." jawab asisten Steve terhadap perintah Tuan.     

" Oh, baguslah kalau begitu. Apakah ada kesulitan atau masalah di perusahaan selama satu hari kemarin ketika kau tidak berada di sana?"  tanya Yohan kepada asisten staf perihal perkembangan perusahaan di saat ia memilih untuk liburan menyenangkan hati istrinya selama 2 hari ini.     

"tidak ada pelajaran semuanya baik-baik saja dan masih terkendali." Asisten Steve dengan sopan dan santai.     

" Oh, baguslah jika tidak ada masalah yang besar dan mendesak. Jika hanya soal permasalahan para wanita yang sering beradu mulut dan juga beberapa penggemarku yang sering datang ke kantor, semua itu aku serahkan kepadamu. Siapa tahu di antara mereka ada yang bisa menjadi kekasihmu?" Kata sang presdir sedikit mengeluarkan sindiran kecil kepada asisten pribadinya itu karena teringat dengan ucapan istri cantiknya itu.     

"Heh!...Pres... presdir bisa saja bercandanya. Maka mungkin wanita-wanita materialistis seperti mereka akan melirik kepada seorang asisten kecil seperti saya ini." Jawab asisten Steve dengan wajah merah merona karena malu. Tidak biasanya Presdir yang dingin ini berbicara dengan nada sindiran seperti itu. 'Apakah mungkin aku melakukan sebuah kesalahan?' pikit asisten Steve yang sedikit khawatir. Bagaimanapun asisten Steve sudah sangat mengenal sifat atasanya ini, jika ada yang berani mengganggu dan kehidupan pribadinya atau bisnisnya. Maka sang Presdir tidak akan mengampuni dan melepaskannya dengan mudah.     

"tentu saja kenapa tidak? Kau tampan, baik, dan juga karir juga mapan. Apa yang kurang darimu, bagi seorang wanita mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan sangat beruntung jika mereka menjadi pasanganmu. Apakah selama ini gaji yang aku berikan itu kurang?" tanya sang presdir kepada asisten pribadinya itu dengan wajah yang datar dengan ekspresi wajah yang dingin seperti biasanya.      

Asisten Steve sangat terkejut mendengar pertanyaan dari Sang presiden tentang gaji yang diterimanya. Bagaimana mungkin ia akan mengatakan bahwa gaji itu kurang bahkan itu semua lebih dari cukup untuknya.     

"Eh, tidak! Yang diberikan perusahaan untuk saya sudah lebih dari cukup dan saya sangat berterima kasih kepada presdir, karena telah percaya kepada saya untuk menjadi seorang asisten pribadi." Jawab asisten Steve dengan perasaan yang sedikit tidak enak hati. Laki-laki tampan ini khawatir jika seorang presdir berpikir, jika selama ini ia belum juga menikah karena gajinya yang kurang besar. Tapi pada kenyataannya bukanlah masalah gaji tetapi ia terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak atau kurang memiliki waktu luang untuk dekat dengan seorang wanita.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.