CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

445. Perdebatan kecil



445. Perdebatan kecil

0Tara yang malas pergi kemana-mana cuma melirik kearah mamanya. "Ikut kemana?" Tanya wanita cantik ini singkat.     
0

"Ke Rumah Sakit, memang mau kemana? Dari tadi pagi mama belum melihat papa membuka mata sampai mama pulang. Bagaimana kata papa nanti kalau tidsk melihat mama sama Sekali? Dia pasti kecewa dan menganggap mama tidak perduli  kepadanya." Jawab Sonya sambil menepuk-nepuk bahu tara supaya lekas bangun dati sofa itu.     

Tara cuma mengehela nafas. Sebenarnya ia sedang malas, tetapi sepertinya mamanya sangat memaksa kepadanya. Sedari tadi, mama sonya tidak mau pergi meskipun ia sudsh menolaknya. Wanita cantik ini tidsk ada pilihan lain untuk tidak ikut. Terserah sajalah nanti, apa yang akan ia lakukan di lokasi rumah sakit. Tetapi yang jelas, ia tidak akan mau berdiam diri di ruangan inap papanya yang menyebalkan itu. Ia tidak mau di bully habis-habisan lagi oleh papa Jerry, seperti tadi.     

"Baiklah, mama tunggu sebentar. Aku akan ganti pakaian dulu." Jawab tara yang kemudian segera beranjak dari sofa menuju kamarnya.     

15 menit kemudian para sudah turun dengan pakaian yang rapi. " Mari kita berangkat mama." Kata Tara sambil berjalan menuruni anak tangga di ruangan itu.     

Sonya menoleh dan sedikit mendongak melihat kearah putrinya. "Oke, kita berangkat sekarang. Kau mau memakai sopir atau menyetir sendiri?." Tanya mamanya kepada Tara.     

"Aku bawa mobil sendiri saja. Mama mau ikut aku atau bersama sopir juga tidak apa-apa. Aku masih ada sedikit urusan nanti." Kata tara menjelaskan sebelumnya, supaya nanti ia tidak diikat oleh mama papanya untuk tetap di ruangan papanya. Intinya, sebagai persiapan, jika papanya mulai mengomel dan mengatakan hal-hal yang membuat panas telinga. setidaknya ia bisa kabur dengan cepat dengan mobilnya, tanpa harus berebut mobil dengan mamanya untuk pulang ataupun jalan-jalan.     

"Mama ikut kamu saja. soal pulang nanti, itu urusan mudah. Mama bisa meminta sopir untuk menjemput kesana." Jawab sonya sembari berdiri dan berjalan dengan tara menuju pintu keluar, diikuti dengan pelayan wanita yang membawakan barang-barang mereka berdua.      

Sesampainya diluar, keduanya masul kedalam mobil pribadi milik tara, dan barang-barang mereka juga telah dimasukkan ke bagasi oleh pelayan wanita itu.     

-------     

Disaat di kediaman keluarga besar Kim. Emelly dan asisten steve, baru saja sampai di halaman yang luas itu dengan mobilnya. Keduanya tirun dari mobil dan berjalan ke arah pintu rumah.     

"Selamat datang nona muda, selamat datang tuan steve." Kata para pelayan.     

Keduanya berjalan masuk begitu saja ke dalam rumah. Tuan dan nyonya kim sudah menyambut di dalam.      

"Tuan besar dan nyonya besar. Kami sudah kembali." Kata asisten steve memberikan laporan.     

"Ya, duduklah. Kita makan malam dahulu." Kata tuan Kim.     

"Terimakasih, tuan besar. Tetapi saya baru saja makan malam." Kata asisten Steve menilak secara halus. Ia tidak mungkin lagi makan, perutnya sudah sangat kenyang.     

"Oh, baiklah. Tidak apa-apa. Mungkin lain kali." Jawab tuan besar Kim.     

"Sayang... Apakah kau sudah mendapatkan handphonemu?" Tanya Nyonya Kim kepada Emelly.     

"Sudah, mama. Maaf, kami tadi makan malam terlebih dahulu.     

"Oh, jadi kalian sudah makan malam berdua?" Kata nyonya Kim menyindir dengan nada suara sedikit genit, yang mengarah ke kalimat yang berarti kencan.     

Emelly yang tersadar dengan sindiran mamanya tiba-tiba wajahnya menjadi merah merona.     

"Eh, ini semua tidak seperti apa yang mama pikirkan. Kami hanya makan malam biasa saja untuk rasa terimakasih ku kepada asisten Steve. Benar begitu bukan?" Kata Emelly sambil melitik kearah asisten tampan yang tengah duduk disampingnya, meski Sedikit Jauh jarak keduanya.     

"Iya nyonya besar, semua yang dikatakan nona muda benar." Jawab asisten Steve.     

"Emm... Siapa yang tahu, itu hanya kalian berdua yang tahu makan malam biasa atau kencan?" Kata Nyonya yang seolah menggida dan tidak percaya dengan perkataan mereka berdua.     

Asisten Steve tetap bersikap begitu tenang. Ia tidak akan mudah terprovokasi dengan kata-kata Nyonya besar. Namun berbeda dengan Emelly yang tidak terima dengan kata-kata mamanya. Gadis cantik ini berusaha untuk menjelaskan semuanya, sampai mamanya mau menerima penjelasan darinya dan juga percaya. Meskipun pada akhirnya, keduanya harus berdebat ringan.      

Asisten steve dan tuan Kim hanya menghela nafas sambil geleng-geleng kepala. Wanita memang sangat berisik, jika mereka terlanjur berdebat. Rumah sebesar apapun akan penuh dengan suara mereka berdua.     

"Steve, sebaiknya kita mencari tempat lain." Kata tuan Kim yang mengajak asisten pribadi putranya itu, untuk mengikutinya ke ruang kerja. Supaya mereka berdua bisa berbicara lebih santai dan tenang, namun tetap serius.     

"Mama...aku sudah mengatakan yang sebenarnya. Mengapa mama tidak percaya? Kami hanya makan malam biasa saja, bukan kencan sama sekali. Kalau mama tidak percaya, mama bisa bertanya kepada kakak Glen. Kami bertemu di restoran yang sama tadi?" Jelas Emelly yang sampai harus membawa nama Glen dalam penjelasannya.     

"Hmm...Glen? Jadi, kamu juga janjian dengannya? Tidak berdua, tetapi bertiga? Hemm..." Tanya nyonya Kim sambil memang dagunya sembari berfikir.     

Emelly yang semakin jengkel menepuk dahinya sendiri. Entah harus dengan cara apa, ia bisa membuat mamanya paham dengan maksudnya. "Mama ini berfikir apa? Apa mama berfikir kami sedang kencan bertiga? Haist... Pusing aku ini." Gumam Emelly dalam hati.     

"Bukan mama... Bukan seperti itu? Kami bertemu kakak glen yang sudah datang di restoran itu dengan temannya, sebelum kami datang. Apakah sudah paham!" Kata Emelly menekankan.     

"Oh, jadi glen bersama temannya? Temannya wanita atau laki-laki?" Tanya nyonya kim sekali lagi, ia jadi ingin tahu lebih banyak tentang anak-anak muda itu. Sebab secara tidak langsung sebagai orang tua, ia telah mengamati gelagat aneh pada anak-anak muda ini.     

"Dia dengan teman wanitanya. Dia sangat cantik, sepertinya aku pernah melihat wanita itu sebelumnya di Rumah Sakit. Bisa jadi wanita cantik itu adalah dokter wanita di rumah sakit kakak Glen." Jelas Emelly dengan suara lesu dan tidak bersemangat. Sikapnya yang sekarang, sangat berbanding terbalik dengan sikapnya yang tadi saat menjelaskan soal kencan. Apa yang terjadi dengan Emelly sebenarnya?     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.