CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

77. Pertemuan dengan keluarga Kim (3)



77. Pertemuan dengan keluarga Kim (3)

0Tara tidak sadar, Jika kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya itu terdengar jelas di telinga nyonya Kim yang duduk tepat di sebelahnya.     
0

"Hah... Kamu tadi barusan bilang apa?"tanya nyonya Kim yang berusaha memperjelas pendengaran dari ucapan Tara. ia memandang Tara Jiang dengan sedikit rasa penasaran.     

"Oh...Maksud tante apa ya?" kata Tara yang berlagak tidak tahu apa yang maksud nyonya Kim dan malah balik bertanya.     

"Aku bilang, kamu tadi barusan ngomong apa?" ucap nyonya Kim sekali lagi mengulangi pertanyaannya. Pandangan nyonya Kim semakin buruk saja kepada wanita muda di depannya ini.     

"Oh...itu, saya cuma bilang ternyata papa saya dengan Tuan Kim memang benar-benar sahabat dekat sejak dulu" Tara menjawab dengan nada sedikit gugup.     

Tara tidak menyangka bahwa kata-kata yang ia ucapkan begitu saja dan tanpa berfikir panjang bisa jadi bumerang yang menyerang balik kepadanya. Jika ia tidak hati-hati dan segera mempebaikinya, Nyonya Kim bisa saja merasa tidak senang kepadanya.     

" Oh...ternyata begitu" jawab nyonya kim yang merasa tidak puas dengan jawaban Tara.     

Dasar bocah kecil ingusan, berani-beraninya ia mencoba membodohi aku dengan ucapan palsunya. jelas-jelas dia tadi tidak berkata seperti itu, memang dia pikir telingaku bermasalah. Wanita seperti ini benar-benar tidak cocok dengan putraku Yohan. selain pakaiannya yang tidak sopan ternyata lidahnya juga sangat lihai dalam berbohong, gumam nyonya Kim dalam hati.     

"Sudah...sudah. ayo kita makan dulu saja setelah ini baru kita ngobrol-ngobrol santai" Tuan kim mengajak Jerry Jiang dan Tara Jiang untuk segera menikmati hidangan yang ada.     

"Dimana putramu Kim Yohan? Kenapa dari tadi tidak kelihatan?" ucap Jerry jiang. Ia sudah memulai aksinya sesuai rencana awalnya berkunjung ke rumah keluarga besar Kim.     

Tuan Kim mengernyitkan dahinya.     

" Jangan tanyakan soal dia sekarang! Anak keras kepala itu hanya akan pulang, jika dia menginginkannya saja. Dia lebih suka menghabiskan waktunya setiap hari untuk bekerja keras di kantor dan pulang ke Villa pribadinya daripada berkumpul dengan kami" jelas Tuan kim yang sedikit kecewa dengan sikap putranya.     

Hmm...Jadi, Yohan hanya sesekali saja pulang kesini. Sayang sekali rumah semewah dan besar seperti ini tidak ditinggali. Jika aku menjadi nyonya muda Keluarga Kim nanti, aku akan menyeret suami tampanku itu untuk tinggal disini. Aku tidak mau tinggal di Villa yang jauh dari keramaian kota, pikiran Tara Jiang.     

Tara secara diam-diam memberikan kode kedipan mata kepada Jerry Jiang. Supaya Jerry Jiang bisa lebih memperjelas tujuan mereka datang ke kediaman keluarga Kim.     

"Apa? apa aku tidak salah dengar? Nyonya Kim mengajakku berkeliling rumah untuk lebih dekat denganku? Oh my God! Apa aku secara tidak langsung di terima sebagai calon istri Yohan?"     

Pikiran Tara melayang, berhayal dan berusaha menebak-nebak isi hati wanita cantik 50 tahunan itu.     

"Nona...nona Jiang, apa kau mendengarku?"     

Nyonya Kim memanggil Tara Jiang berkali-kali.     

Jerry Jiang paham dan mengerti apa yang yang di maksud oleh Tara.     

"Eh'em... Yuchen, ada yang ingin aku bicarakan denganmu" ucap Jerry.     

"Oh, Apa itu sangat penting? Tentu saja kita bisa bicarakan itu sekarang"     

Tuan Kim bertanya kepada Jerry Jiang. kemudian ia memberikan isyarat kepada sang istri untuk membawa Tara berkeliling kediaman Kim sebentar.     

Nyonya Kim tersenyum. Ia berdiri dari duduknya, " Nona muda Jiang, aku ingin mengajakmu berkeliling kediaman ini. Siapa tahu, kita bisa lebih akrab"     

Tara benar-benar kaget mendengar ucapan Nyonya Kim.     

Tara Jiang masih saja bengong. Jerry Jiang menginjak kaki Tara yang ada di bawah meja untuk menyadarkan lamunan Tara.     

"Ough, Kenapa papa menginjak kakiku?" keluhnya sambil berbisik kepada papanya.     

"Hai bodoh! Kamu di panggil nyonya Kim sejak tadi. Apa yang sudah kamu pikirkan? apa kau sudah mulai tuli!" Jerry berbisik memarahi Tara.     

"Apa!"     

Mata Tara terbelalak kaget. ini sangat memalukan, ia kemudian tersenyum kepada nyonya Kim dan meminta maaf karena tidak mendengarkan Nyonya Kim.     

Sementara Nyonya Kim dan Tara Jiang berkeliling rumah. Tuan Kim dan Jerry Jiang meneruskan perbincangan mereka berdua yang terputus.     

"Haisst...kau memang payah yuchen, jika anakmu tidak mau pulang ke rumah itu semua adalah kesalahanmu. dia sudah dewasa sudah sepantasnya kau mencarikan seorang istri untuknya" ucap jerry dengan sangat jelas dan berterus terang.     

"Oke Jerry, katakan apa yang ingin kau bicarakan denganku secara pribadi?"     

Tuan Kim memulai membuka perbincangan diantara mereka berdua. ia penasaran sebenarnya apa yang ingin sahabatnya itu bicarakan dengannya.     

"Aku hanya ingin tahu lebih jauh tentang putra sulungmu Kim Yohan." ucap Jerry Jiang, memulai percakapan dengan hal yang ringan.     

Tuan Kim Menarik nafas dalam-dalam dan mulai berbicara. ia sebenarnya masih malas membahas tentang Yohan, tetapi tidak enak jika ia tidak menanggapi sahabat baiknya itu.     

"Sudahlah! Kita tidak usah membahas tentang dia. Yohan sangat keras kepala, dia bahkan sudah tidak pulang ke kediaman ini beberapa bulan terakhir." keluh tuan Kim atas sikap putranya yang akhir-akhir ini sedikit memberontak.     

"Mungkin saja, ia malas pulang karena tidak ada seseorang yang ingin ia temui di rumah ini. bukankah kau dan Istrimu lebih sering di luar negeri? Aku kira, jika ia memiliki seorang istri, ia akan sering pulang" ucap Jerry Jiang.     

"Puh...kau memang benar, memang sudah saatnya aku menikahkan dia. aku juga sebenarnya sudah ingin sekali memiliki cucu darinya, tetapi dia sangat keras kepala dan membuat aku pusing saja" keluh tuan Kim     

Di wajah Jerry Jiang terlihat jelas bahwa dia kali ini punya kesempatan bagus. ia mulai berfikir untuk mempercepat obrolan ini ke poin utama, dan tidak terlalu berbelit-belit.     

"Aku punya ide bagus, bagaimana jika kau menjodohkannya dengan putri sulungku Tara" usul Jerry Jiang kepada tuan Kim sambil tersenyum.     

" Apa???... Perjodohan?" tuan Kim mempertegas pertanyaannya kepada Jerry Jiang. Ia sedikit terkejut saja mendengar kata perjodohan keluar dari mulut sahabatnya itu.     

"Iya...Putramu Kim Yohan dan putri sulungku Tara. Bagaimana?" Jawab Jerry Jiang mantap tanpa keraguan karena ini memang tujuan utamanya bertemu dengan keluarga Kim.     

Tuan kim masih berpikir, ia masih ragu-ragu dengan usulan sahabatnya itu. Ia tahu benar sifat putranya Kim Yohan, ia tidak akan setuju dengan cara-cara seperti ini.     

"Aku...belum bisa menjawab untuk saat ini. Aku harus bertanya dulu dengan putraku terlebih dahulu, alami tahu bukan dia bukan anak kecil lagi. bagaimanapun pernikahan itu dia yang menjalani, aku tidak bisa memaksanya. Aku harap kamu bisa mengerti" Jelas tuan Kim kepada sahabatnya itu.     

"baiklah...akan aku tunggu kabar baiknya" ucap Jerry sedikit memendam kekecewaan.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.