CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

402. Aku bukan anak kecil



402. Aku bukan anak kecil

0Emelly berjalan menuju kamar tidurnya untuk bersiap-siap. Begitu juga nyonya Kim yang jalan menuju dapur untuk menemui koki Lim.      
0

Sesampainya di dapur melihat koki Lim tengah mencuci sayuran yang akan ia masak untuk makan malam. Nyonya Kim berjalan mendekatinya, kemudian duduk di sebuah kursi di sisi pojok dapur itu. Tempat yang biasa di gunakan oleh para pelayan duduk saat makan.      

"Lim... Tolong buatkan sop hangat untuk Tiara dan Yohan. Nanti aku akan membawanya untuk mereka berdua di Rumah Sakit." Kata wanita cantik ini memberikan perintah.      

"Oh, tentu saja nyonya, dengan senang hati saya akan membuatnya. Emm... Nyonya, maaf boleh kah saya bertanya?"  Kata koki lim yang penasaran dengan keadaan Nyonya muda, tuan muda, bibi Sue dan juga Joni. wajahnya terlihat murung. Tetapi ia harus tetap bekerja secara profesional. Jika bukan dia yang memasak hari ini, sebenarnya masih banyak koki lain yang bisa melakukannya.  Tetapi karena ini adalah permintaan langsung dari nyonya besar, maka dia tidak bisa menolaknya. Meskipun rasanya ia sedang tidak ingin memasak hari ini.      

Nyonya kim berjalan mendekat kearah koki andalannya itu, yang sedang sibuk mengeluarkan bahan-bahan makanan dari dalam lemari pendingin. Ia tidak sendirian saja, tetapi di bantu oleh asisten koki yang biasa membantunya memasak.     

"Apa yang ingin kamu tanyakan kepada ki koki Lim?"  Kata nyonya Kim yang sudah berdiri sambil memilih bahan-bahan segar untuk sop yang aka di masak sendiri olehnya dengan bantuan koki Lim.     

Koki Lim dan asisten kokinya terperangah saat melihat jari jemari lentik yang lembut itu tengah memilih dan memilah bahan-bahan makanan yang biasanya pernah tersentuh sedikitpun oleh tangan berharga Nyonya besar, karena sangat terkejut ini sampai lupa ingin bertanya apa kepada Nyonya Kim.     

"Nyonya besar Apa yang Anda lakukan? Nanti tangan anda bisa kotor. Biarkan kami saja yang melakukannya Nyonya cukup menunjuk bahan mana yang akan kami gunakan untuk memasak, tidak perlu sampai Nyonya besar turun tangan sendiri untuk memilih bahan-bahan itu." Kata koki itu mencegah supaya nyonya besar tidak melakukan hal yang bisa mengotori kedua tangannya.     

"Hai, Lim. Engkau terlalu berlebihan. Aku dulu juga pernah memasak untuk suamiku sendiri saat keluarga kami masih biasa-biasa saja dengan ekonomi menengah dan belum sesukses sekarang ini. Jadi anda tidak perlu khawatir. Memegang sayuran dan daging tidak akan membuat aku sakit, Bukan?" kata wanita cantik ini sembari bercanda sambil tersenyumsenyum dengan beberapa pelayan di dapur itu.     

Senyuman hangat darinya membuat para pelayan itu menjadi terharu. Bagaimana tidak seorang pelayan seperti mereka bisa bercanda tawa apalagi mendapatkan senyuman yang tulus dari nyonya besar dari keluarga Kim, orang paling kaya di kota S. Orang yang memiliki status sosial yang tinggi, biasanya akan menjaga jarak dari orang-orang kecil seperti mereka ini.     

"Nyonya... Nyonya besar jangan berbicara seperti itu. Kami akan sangat sedih, nyonya harus selalu sehat dan semangat. Biar nyonya bisa bermain dengan cucu-cucu nyonya besar nanti."  kata koki Lim yang merasa sedih.      

"Ya... Kau benar. Bagaimana mungkin aku akan patah semangat. Sebentar lagi akan menimang cucu dari Yohan dan Tiara." jawab wanita cantik ini sembari memberikan bahan-bahan makanan yang akan dibuat sop yang telah Ia pilih kepada para koki itu.     

" Wow... Ternyata Nyonya memang pandai memasak sebelumnya. Bahan-bahan yang telah anda pilih adalah bahan terbaik cocok sekali dikombinasikan untuk menjadi yang menyehatkan dan membantu pemulihan setelah sakit." Kata koki Lim yg memuji Nyonya Kim, sambil mengacungkan kedua jempol jarinya.     

"Tentu saja. Sebagai Nyonya Keluarga besar Kim, aku harus pandai memasak dan memanjakan suami. Tetapi itu dulu he.. he... Sekarang, kalian semua yang memasak untuk kami."  Jawab Nyonya Kim semari tersenyum sekali lagi. Ia kemudian memulai kegiatan memasaknya dengan memberikan instruksi kepada para koki untuk memotong sayuran, daging, dan bumbu-bumbu sesuai arahannya. Wanita cantik ini ingin tahu masih seberapa handal kah dia dalam memasak. Masih seperti dahulu atau sudah mengalami kemunduran karena sudah terlalu lama tidak turun tangan ke dapur sendiri.     

 Koki Lim membantu mencuci dan memotong sayuran, sedangkan  kedua asistennya memotong daging dan menyiapkan rempah-rempah untuk bumbu masakan. Sedang Nyonya kim sendiri mencuci tangannya dan mengawasi dengan seksama proses sop itu dibuat.      

"Lim... Kau lanjutkan memasaknya, aku akan ke atas untuk membangunkan tuan besar. Setelah sop nya sudah matang, kau masukkan saja langsung ke dalam wadah. Jadi, nanti aku tinggal membawanya. Jangan lupa bagi itu menjadi 4 porsi."  Pesan Nyonya kim kepada koki lim dan para asistennya.     

" Siap, Nyonya."  Jawab koki Lim sambil tersenyum dan melanjutkan kegiatan memasaknya bersama pelayan yang lain.     

Nyonya Kim berjalan meninggalkan dapur untuk menuju Kamar tidurnya, lagunya sedikit bau asap dan rempah dari masakannya yang berada di dapur. Tentu saja jika itu bercampur dengan peluhnya yang menetes dari tubuhnya, akan menimbulkan bau yang tidak sedap melekat di pakaiannya.      

Wanita cantik ini mengendus sendiri bau tubuhnya yang menempel di pakaian bagian depan dan lengannya. Sebelum ia benar-benar naik kelantai atas dan masuk kedalam kamar tidur.     

"Puh... Bau sekali. Bau keringat bercampur bau sayuran dan rempah-rempah bumbu. Yuchen pasti akan protes kepadaku nanti, jika aku mendekatinya dengan tubuh yang bau ini."  gumam wanita cantik ini yang masih berdiri di tepian anak tangga.     

Emelly yang sudah selesai mandi dan berganti pakaian. Sudah siap untuk berangkat ke ruamh sakit bersama kedua orang tuanya, tengah berjalan menuruni anak tangga menuju kearah Nyonya Kim berdiri.     

Gadis cantik ini berdiri tepat di depan mamanya dan mencium bau tidak sedap di sekitarnya. Ia mengendus dengan hidungnya untuk mencari sumber bau itu.      

" Bau apa ini? Tidak enak... Mama belum mandi ya sejak pagi?"  Kata gadis cantik ini sedikit menyindir mamanya. Ia hanya merasa nbau itu berasal dati pakaian yang di pakai oleh mamanya.     

"Hei... Hei... Apa yang kau lakukan? Mengendus-endus seperti itu. Mana mungkin mama belum mandi sejak tadi pagi. Kau juga sudah lihat mama telah berdandan cantik  sejak tadi pagi, itu kau bahkan belum cuci muka saja saya, saya sudah selesai mandi dan berdandan."  jelas Nyonya kim kepada putrinya yang merasa curiga kepadanya.     

Emelly cuma memandang nyonya kim dari atas sampai bawah. " Memang masih cantik, tetapi bau sekali. Mama baru melakukan apa tadi?"  tanya gadis cantik ini kembali mengendus.      

 "Mama baru selesai memasak sop untuk kakakmu dan istrinya. Kalau bau, ya jelas! Mama mau mandi dulu. Jika kamu ingin mencoba sop buatan mama, kamu bisa minta pelayan mengambilnya untukmu."  Jawab nyonya Kim. Wanita cantik menepuk pundak Emelly dan berjalan menaiki anak tangga menuju kamar tidurnya.     

Emelly mengangkat kedua alis matanya dan mengedipkan bahunya sekali. "Ya, sudahlah. Biar aku minta An an saja, untuk mengambilkan semangkuk sop hangat buatan mamanya. Lagipula ia juga penasaran dengan masakan mamanya, yang sudah lama ia tidak merasakannya."  Gumamnya dalam hati. Gadis ini kemudian berjalan menuju ruang nakan dengan santai, dalam hatinya begitu senang. Hingga sesekali ia bernyanyi lagu kesukaannya dengan lepas, tanpa perduli dengan pandangan atau ucapan orang lain yang akan mengejek suara emasnya itu. Memang siapa diantara mereka para pelayan yang kan berani protes kepadanya. "Tidak ada! Tidak akan pernah ada." pikiran Emelly.     

Gadis cantik ini sudah sampai di ruang makan. Ia duduk di kursi ruangan itu, sambil menunggu pelayan lewat. Bukanya idak mau mengeluarkan tenaga untuk sedikit berteriak memanggil pelayan, tetapi ia hanya sedang malas melakukannya.     

Ketika Emelly sedang duduk tenang sambil melamun, ada seorang pelayan kebetulan lewat di depan. "Nona muda, apakah ada yang bisa saya bantu."  Kata pelayan ini berbasa-basi. Tidak mungkin ia lewat di depan Majikanya begitu saja tanpa ada sopan santun.     

Emelly langsung tetsenyum simpul. "Hemm... Yang di tunggu-tunggu datang juga."  Gumamnya dalam hati.     

Emelly melambaikan tangannya saja untuk memanggil pelayan itu tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Setelah pelayan itu mendekat, barulah ia membuka mulut untuk mengatakan keinginannya.     

"Tolong ambilkan aku sop buatan mama."  katanya sambil tersenyum dan memainkan jari-jarinya di meja maka dengan mengetuk-ngetuk beberapa kali dengan pelan.     

"Baik nona muda, tolong tunggu sebentar." kata pelayan itu.      

Pelayan ini kemudian berbalik arah lagi menuju dapur untuk mengambilkan pesanan Emelly. Padahal niat awal pelayan itu adalah naik ke lantai 2 untuk memberitahukan kepada nyonya besar, jika sop hangatnya sudah siap untuk di bawa.     

Lima menit kemudian An an sudah kembali dengan membawa semangkuk sedang sop hangat untuk nona muda Emelly.      

"ini  nona muda, sup buatan Nyonya besar."  Kata pelayan ini. Ia kemudian. Meletakkan semangkuk sop itu diatas meja untuk dinikmati oleh Emelly.     

Gadis cantik ini segera mengambil sesendok sop dan meniupnya hingga sedikit dingin, barulah ia menyantapnya.     

"Hemm... Kehebatan mama dalam memasak memang tidak berkurang sedikitpun."  Gumamnya dalam hati. Gadis cantik ini sangat menikmatinya sop yang sangat lezat itu. sampai-sampai dia lupa, kalau An an masih berdiri di tempat itu dan belum ia persilahkan untuk pergi.     

"Emm... Nona muda, apakah masih ada yang bisa saya bantu atau nona perlukan?"  Tanya an an.     

Emelly masih saja menikmati sop itu dan tidak peka dengan pelayanannya ini. "Hmm... tidak ada."  Jawabnya singkat dan melanjutkan kembali makan.     

"Jika begitu, bolehkah saya pergi sekarang? Saya harus menemui Nyonya besar."  Kata An an sedikit tidak enak hati.     

Dari perkataan An an inilah, Emelly baru sadar jika pelayan muda ini sejak tadi tidak berani meninggalkan tempat karena takut kepadanya. Gadis cantik ini mendongak dengan cepat, dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. Ia melihat kearah An an sambil bengong.     

" Hemm....Tentu saja, memang kamu menunggu apa sejak tadi?"  Tanya gadis cantik ini tanpa rasa bersalah. Ia mengunyah sayur dan daging di dslam mulutnya secara perlahan.     

An an cuma bisa menarik nafas dalam-dalam. Ia ingin sekali marah dan mencubit pipi Emelly sampai bengkak karena jengkel. Tetapi apalah daya dia hanya seorang pelayan. cuma di dalam pikiran pelayan ini, jika saja Emelly buka seorang nona muda di keluarga Kim. Mungkin ia sudah menamparnya sejak tadi, untuk melampiaskan amarahnya.     

"Saya hanya khawatir, jika nona muda masih membutuhkan bantuan saya."  Jelas An an yangbmasih menggunakan bahasa yang sopan, meskipun hatinya jengkel sekali. Sejak awal bekerja di kediaman keluarga Kim pelayan muda ini memang sedkit tidak cocok dengan nona muda satu ini. Ia selalu merasa, jika Emelly sering mempersulitnya.      

"Bantuan apa? Menyuapiku? Aku ini bukan anak-anak lagi yang belum bisa makan sendiri. Kau bisa pergi sekarang, mengganggu selera makanku saja."  Jawab Emelly dengan ketus dan acuh.     

An an membalikkan badan kemudian pergi dengan emosi naik. Pelayan muda ini mengepalkan kedua tangannya dan menggertakkan gigi. "Dasar sombong, tidak tahu diri! Baru jadi nona muda saja berlagaknya minta ampun." Gumam an an sambil terus mengomel pelan sambil menaiki anak tangga.     

Emelly melihatnya, cuma tersenyum sinis. "Rasain kamu! Wanita genit sepertimu itu memang pantas mendapatkannya. Memang kamu pikir aku tidak tahu, kalau kamu sering menggoda kakakku secara diam-diam." gumam gadis cantik ini dalam hati.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.