CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

375. Berita yang mengejutkan



375. Berita yang mengejutkan

0Tidak berselang beberapa lama ketika nyonya Kim telah selesai meminum teh hangatnya. Tiba-tiba telepon rumah berbunyi.      
0

Kriiiinggg....kriiingg....kriiing....     

suara dering telepon rumah yang menggema dan Terdengar sangat keras karena semua orang yang di ruangan itu sedang terdiam tanpa suara sama sekali. Tidak ada satupun dari mereka yang berani mengeluarkan suara dan bergerak dari tempatnya, apalagi mereka hanyalah seorang pelayan saja. Apapun yang dikatakan oleh Tuan dan Nyonya mereka, para pelayan itu hanya bisa mengiyakan dan melaksanakan tanpa berani membantah.      

"Apa yang sedang kalian tunggu, cepat angkat teleponnya! Mungkin itu dari Yohan dan memberikan kabar kepada kita, jika Tiara sudah ditemukan."  Bentak tuan Kim yang merasa kesal karena tidak ada satupun pelayan yang bergerak mengangkat telepon walaupun sudah mendengar dering telepon itu berkali-kali.      

"Baik... Baik... Tuan"  jawab An an karena dia posisinya lebih dekat dengan letak telepon itu. Pelayan muda ini berjalan menuju meja telepon dan segera mengangkat telepon itu.     

"Hallo, dengan kediaman keluarga Kim. Ada yang bisa saya bantu? Ini dengan siapa?" kata pelayan muda ini bertanya kepada seseorang yang tengah berbicara di dalam telepon.     

"Kau! Apakah kau sudah tidak mengenali suaraku? berikan telepon itu kepada papa!." kata Yohan memberikan perintah kepada pelayan ini.     

"Tu...  Tu...Tuan muda. Ba... Baik, tunggu sebentar. Saya akan memanggil tuan besar." kata pelayan muda ini dengan suara tergagap dan ketakutan. An an yang masih ingat betul, bagaimana tadi Tuan mudanya begitu marah kepadanya dan hampir saja memecatnya karena sedikit kesalahannya telah berbohong kepada laki-laki Tampan itu.     

Pelayanan mudah ini meletakkan gagang telepon kemudian berjalan kembali ke ruang tamu untuk menyampaikan pesan Yohan kepada Tuan Kim.     

Sesampainya di ruang tamu wajah anak terlihat masih gugup dan takut. Ia menghadap kepada Tuan besarnya dengan wajah menunduk.      

" Siapa yang menelepon? Apakah Yohan? Apa yang yang dia katakan? Cepat katakanlah kepada kami sekarang. Kami harap itu adalah kabar baik." Tanya Tuan Kim kepada pelayan muda itu.     

"benar, Tuan. itu adalah telepon dari tuan muda dan Tuan Muda ingin berbicara langsung kepada anda." Jawab an an kepada pertanyaan dari tuan Kim.     

" Benarkah itu Yohan yang menelepon? Aku yakin dia sudah menemukan Tiara. Aku akan ikut denganmu sayang." Kata Nyonya Kim yang ingin mengikuti suaminya menerima panggilan telepon dari Yohan.     

" Baiklah, ayo. Kita menerima telepon itu, supaya hati menjadi tenang." Kata tuan Kim kepada Nyonya Kim.     

Mendengar perkataan An an dan istrinya. Tuan Kim segera berdiri dan berjalan menuju kearah meja telepon dan segera menerima telepon dari Putra kesayangannya itu disertai dengan Nyonya Kim yang berjalan disampingnya.     

Mereka berdua sudah berdiri di dekat meja telepon dengan harap-harap cemas. tuan Kim telah gagang telepon dan meletakkannya di telinga. " Hallo,Yohan. Ini papa. Apakah sudah ada kabar dari Tiara? Kami benar-benar sangat mengkhawatirkannya sekarang." tanya tuan Kim kepada putranya.     

yohan menjawab dengan suara yang sedikit dan lesu. "Ya, Papa benar. Aku sudah menemukan istriku dan sekarang kami berada di rumah sakit?."     

"Apa! Kalian sedang berada di rumah sakit? Rumah Sakit mana? apa yang terjadi dengan Tiara? Apakah dia terluka?" Tanya tuan Kim kepada Yohan. Laki-laki ini sangat terkejut sekaligus penasaran, Bagaimana keadaan menantunya sekarang ini.     

"Kami sedang di rumah sakit milik Glen. Foto Tiara terluka, jelaskan bedanya Tiara Joni dan bibi Sue jika terluka parah. Aku datang terlambat, aku benar-benar tidak berguna sebagai suami aku tidak bisa melindungi istri sendiri." kata Yohan yang diselimuti dengan rasa bersalah kepada istrinya.     

"Apa! Tiara terluka!! Ya... Tuhan. Setelah ini kami akan segera kesana sekarang. Tidak boleh berkata seperti itu, Aku tahu engkau sedih terus melakukan yang terbaik yang engkau bisa. Aku yakin Tiara juga tidak akan menyalahkanmu."kata tuan Kim yang mencoba menenangkan hati Yohan.     

"baiklah, semoga Tiara baik-baik saja dan seperti apa yang papa katakan" jawab Yohan dengan suara yang tidak bersemangat.     

Tuan Kim meletakkan kembali telepon itu ketempatnya. Nyonya Kim yang merasa penasaran sekaligus cemas, ketika mendengar percakapan suaminya dan putranya yang hanya sepenggal-sepenggal itu.     

" Bagaimana sayang, apakah Tiara sudah ditemukan?" Tanya nyonya Kim.     

Suaminya mengangguk membenarkan jawaban dari pertanyaan itu. " Tiara memang sudah di temukan. Tetapi ia terluka kata Yohan dan sekarang menantu kita itu sedang di rawat di rumah sakit keluarga Glen. Sebaiknya kita segera kesana untuk memastikan keadaan Tiara. Selain itu juga d keadaan Joni dan bibi Sue. Entah apa yang terjadi, aku juga belum mengerti. Nanti kita tanya saja kepada Yohan disana."  jelas tuan Kim kepada istrinya yang terlihat syok dan bengong.     

Wanita cantik ini hanya terdiam dengan pandangan kosong dan tiba-tiba roboh begitu saja ke lantai. Mungkin berita itu terlalu mengejutkan baginya. Apa lagi sejak tadi pikirannya juga sudah tidak tenang dan di liputi rasa bersalah.     

"Sayang... Sayang... Kamu kenapa? Haits.. mengapa kamu ikut-ikutan pingsan. Aku bingung mau mendahulukan yang mana."  Gumam tuan Kim sambil menepuk dahinya. Laki-laki ini kemudian berteriak memanggil Dokter Glen dan asisten Steve untuk membantunya membawa Nyonya Kim ke kamar untuk di rawat terlebih dahulu.     

"Glen... Asisten Steve... Tolong bantu saya. Haesu pingsan."  teriak tuan Kim.     

Semua orang yang ada di ruang tamu yang mendengar teriakkan tuan Kim, seketika mendatangi tempat itu. Khususnya Dokter Glen dan asisten Steve yang dengan cepat berlari, meskipun tubuh mereka sudah lelah dan mata mengantuk.      

 Sesampainya di tempat keduanya langsung membantu tuan Kim mengangkat Nyonya Kim ke atas kursi terdekat, karena jika ke kamar itu lumayan jauh dan letaknya di lantai 2.      

Dokter Glen membantu memberikan pertolongan pertama untuk membuat nyonyakin sadar, sedangkan asisten Steve meminta pelayan mengambilkan air putih untuk minum jika Nyonya Kim sudah sadar nanti. Tuan Kim sendiri terlihat duduk termangu sambil memegang dahinya dan menunduk.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.