CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

346. Adegan Romantis yang tak terduga



346. Adegan Romantis yang tak terduga

0QUEEN HOTEL     
0

Jerry Jiang yang berada di dalam salah satu kamar di hotel itu tengah tertidur pulas di atas tempat tidur dengan bertelanjang dada dengan selimut bewarna putih menutupi sebagian tubuhnya.     

"Ough...Pusing sekali kepalaku. Dimana aku saat ini? " gumamnya dengan lirih saat pertama kali membuka matanya. Wajahnya terlihat sangat terkejut ketika melihat seorang wanita cantik tengah tertidur pulas di sampingnya.      

"Sial! Mengapa dia bisa diatas ranjang yang sama denganku? Dimana direktur Pei, direktur Jian dan juga presdir William? Kenapa aku malah berada di dalam kamar hotel? Jangan-jangan ini semua kerjaan mereka bertiga."  Gumam laki-laki tua itu dalam hati. Ia mulai menghempaskan selimut yang menutupi tubuhnya dan mengambil pakaiannya yang berserakan kemudian segera memakai pakaiannya kembali. Dengan tertatih dan kepala yang masih pusing ia berjalan menuju pintu keluar, bau minuman masih melekat erat ditubuh dan mulut laki-laki itu. Langkahnya gontai dan berkali-kali tersungkur jatuh ke lantai.     

"Sial! Kepalaku berat sekali, tubuhku terasa sangat lemas. Apa yang mereka berikan kepadaku? Sial! Jangan-jangan di dalam minuman itu telah dicampuri oleh sesuatu yang membuatku tak sadarkan diri. Apa sebenarnya  yang mereka inginkan. Sial! Aku terlalu ceroboh kali ini."   Gumam direktur Jerry Jiang sekali lagi sambil terus berusaha bangun dari lantai. Tubuhnya mengeluarkan keringat yang berlebihan.     

"Oh, tuan. Mengapa anda tidur diatas lantai yang dingin itu. Biarkan aku membantumu."  Kata wanita cantik yang memakai pakaian tidur super seksi dan transparan itu. Mimi mengulurkan tangannya untuk membantu laki-laki ini berdiri dan membawanya ke sofa, tetapi Direktur Jerry Jiang justru menolak dan menghempaskan tangan wanita cantik ini.     

"Pergi kau! Jangan mendekat kepadaku."   Kata direktur Jerry dengan nada tinggi.  Ia berusaha berdiri dengan tegap sambil memegangi perutnya yang mulai terasa sakit sekali.      

"Tuan, kau tidak bisa pergi begitu saja dan meninggalkan aku sendiri disini." Kata wanita cantik ini dengan air mata di pipinya yang mengalir deras, seolah tengah Mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari laki-laki di hadapannya.     

Direktur Jerry Jiang sama sekali tidak tersentuh Hatinya dengan tangisan pilu wanita cantik itu, baginya semua itu hanya air mata palsu penuh dengan kepura-puraan saja. Ia tetap melangkahkan kakinya ke arah pintu keluar.     

"Dasar orang kaya keras kepala. Mau ditolong malah tidak mau! terserah saja aku juga tidak perduli jika engkau mati di luar sana, yang terpenting bagiku adalah aku sudah mendapatkan apa yang aku inginkan dengan ini aku akan mendapatkan cek senilai 3 miliar itu dari para lelaki kaya itu."  Gumam Mimi ketika melihat direktur Jerry Jiang keluar dari pintu. Wanita cantik itu hanya tersenyum sambil melihat layar handphone miliknya yang tengahnya berhasil mengambil beberapa foto dengan pose cantik dengan bantuan satu teman kepercayaannya.     

Brakkk....     

Suara pintu telah ditutup dengan keras. Laki-laki ini berjalan tertatih dengan merambat dinding, terseok-seok menahan sakit di perutnya. Lorong depan kamar hotel itu kebetulan sepi dan tidak ada orang yang lewat atau berpapasan dengannya, sehingga ia sama sekali tidak bisa meminta tolong kepada orang lain.      

Direktur Jerry sudah berjalan hampir sampai kepintu lift. Ketika pintu itu terbuka tubuhnya segera roboh dan hampir menimpanya orang yang tengah di dalam lift itu dan mau keluar dari dalam lift.     

Mata asisten Steve terbelalak melihat ada seseorang yang akan jatuh dan menubruk tubuhnya gadis cantik di hadapannya. Dengan cepat ia menarik dan memeluk erat tubuh Emelly, sehingga kedua wajah mereka saling berhadapan begitu dekat.      

"Nona, awas!!!"  Teriak asisten Steve.     

Mata asisten steve dan juga Emelly saling berpandangan, tubuh mereka merapat karena tarikan lengan tangan asisten Steve yang begitu keras dan melemparkan tubuh gadis cantik ini hingga terhempas  ke dada bidangnya.     

Gadis cantik ini hanya bengong memandang laki-laki tampan yang sedang memeluknya.     

Deg... Deg... Deg...     

Detak jantungnya semakin tidak beraturan. Ia masih bingung dengan apa yang terjadi. Mengapa yang ia alami saat ini seperti adegan film drama romantis yang pernah ia tonton melalui televisi maupun internet.      

Selama beberapa detik kedua sejoli ini seakan tersihir dengan keadaan dan situasi yang ada. hingga mereka lupa ada seseorang yang jatuh tersungkur dan tergeletak tak berdaya di bawah kaki keduanya.     

"Tolong... Tolong saya."  suara direktur Jerry Jiang dengan suara yang berat dan tenaga yang tersisa.     

asisten Steve yang mulai tersadar segera melepaskan pelukan tangannya dari tubuh gadis cantik itu. Wajahnya wajah asisten tampan memerah ketika menyadari keberanian gerakan refeleknya yang memeluk adik perempuan sang Presdir galak itu. Tetapi ia lebih malu lagi kepada Emelly dan takut gadis cantik ini marah dan menamparnya dengan tiba-tiba. Jikalaupun itu sampai terjadi, ia juga akan menerimanya, karena ia yang salah telah memeluk Emelly tanpa izin. Meskipun itu bukan hala yang ia sengaja melakukannya.     

"Maaf, Nona. Saya benar-benar tidak bermaksud untuk lancang dan berbuat tidak sopan. Saya hanya tidak ingin nona terluka."  Kata asisten Steve mencoba menjelaskan kepada gadis cantik di hadapannya, yang terlihat gugup dan tidak kalah merasa malu di banding dirinya.     

Wajah gadis cantik ini memerah malu, sampai tidak bisa berkata apa-apa dan cuma terdiam.     

Asisten Steve melihat ke seseorang yang tengah tergeletak dengan posisi Tengkurap di bawah mereka berdua. Duduk berjongkok dengan Emelly untuk melihat keadaan laki-laki itu. Asisten Steve menarik tubuh laki-laki ini hingga posisinya terlentang dan menghadap keatas. Sedangkan Emelly memerikasa denyut nadinya.     

"Direktur Jerry!"   Kata asisten Steve yang yang terkejut ketika melihat wajah laki-laki tergeletak tak berdaya itu.     

"Syukurlah, dia masih hidup. Apakah kau mengenalnya?"  tanya Emelly sambil memandang ke arah asisten Steve.     

"Dia papa Nyonya Tiara. Sebaiknya, kita segera membawanya kerumah sakit."  Kata asisten Steve.     

"Apa? Papa kakak cantik. Kita harus segera menolongnya."  Kata gadis cantik ini.     

Asisten Steve hanya menganggukkan kepalanya. Ia berusaha memapah tubuh direktur Jerry Jiang di bahunya dengan bantuan Emelly untuk membawanya ke rumah sakit.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.