CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

367. Dimana kamu sayang?



367. Dimana kamu sayang?

0Yohan menggertakkan gigi dan mengepalkan kedua tangannya dengan penuh emosi. Seelah membaca pesan singkat yang ada di handphone milik istrinya.     
0

"Sial! siapa yang berani-beraninya bermain denganku. Sehelai rambut saja milik istriku hilang, mareka Akan membayarnya dengan sanggat mahal!"  Gumam Yohan dalam hati sambil meremas erat kedua tangganya.     

Yohan segera keluar dari kamar mandi sambil menelepon balik ke nomor yang mengirim pesan singkat tadi. Ternyata nomor itu sudah tidak aktif, meskipun ia mencobanya berkali-kali.     

" Sayang... Bagaimana? Apakah engkau menemukan petunjuk dimana Tiara sekarang?"  Tanya nyonya Kim yang mulai khawatir berlebihan, ditambah lagi melihat ekspresi wajah Yohan yang jauh lebih gelisah daripada dia. Hal itu menandakan ada sesuatu yang tidak beres dengan hilangnya Tiara.     

"Presdir..."  kata asisten Steve berjalan mendekat kearah Yohan.     

"Steve, minta Doni melacak posisi nomer telepon ini. " Perintah Yohan kepada asisten Steve, sambil memberikan handphone Tiara.     

"Aku akan berangkat ke Queen hotel untuk melacak dan mencari jejak Tiara di sana. Kabari aku jika ada kabar tentang istriku. Untuk mama dan papa, tolong cari Tiara dengan cara kalian sendiri. Apapun itu, aku harap Tiara segera ditemukan dengan baik-baik saja." pesan Yohan kepada asisten Steve dan juga kedua orang tuanya.     

"Tentu saja, kami akan melakukan yang terbaik untuk bisa menemukan Tiara Segera."  jawab tuan Kim.     

Yohan berjalan menuju pintu keluar kediaman keluarga Kim dengan diikuti oleh beberapa orang bodyguardnya. Ia akan menuju ke Queen hotel di pusat kota S, seperti yang tertera pada pesan singkat yang diterima oleh handphone Tiara dengan naik yang sama yang ia kendarai saat menjemput asisten Steve dan juga Emelly di rumah sakit. rasa kantuk di matanya dan terasa capek di tokonya sudah tidak ia rasakan lagi. Semua perasaan itu telah tergantikan dengan penuh rasa gelisah dan juga tidak tenang di dalam dirinya karena takut terjadi sesuatu dengan istri kesayangan nya.      

Laki-laki tampan ini tidak berani membayangkan, jika dugaan bahwa istrinya telah di culik oleh lawan bisnisnya saja tidak berani ia bayangkan. Jika itu benar terjadi maka, Iya pasti tidak akan mengampuni orang yang berani menyakiti dan menghayalkan nyawa istri serta bayi di dalam kandungannya.     

Setelah Yohan dan para pengawalnya pergi, Dokter Glen baru masuk kedalam rumah setelah mencari Tiara di sekitar lokasi kediaman keluarga Kim yang sangat luas dan besar itu dengan beberapa penjaga yang membantunya.     

"Tiara... Kamu dimana? Mengapa kamu kabur tidak bilang-bilang, Jika saja kamu bilang Aku pasti ikut kabar juga denganmu. Yohan terlalu menyeramkan ketika marah."  Gumamnya di dalam hati sambil bercanda menghibur dirinya sendiri.     

Sesampainya di dalam kediaman keluarga Kim. Dokter Glen langsung menghampiri tuan Kim yang sedang duduk di ruang tamu menunggu kabar dari orang-orang yang ia utus untuk mencari Tiara di sekitar yang tidak terlalu jauh dari kediamannya itu. Mereka telah menyusuri setiap jalan dengan teliti dan berharap bisa menemukan nyonya muda mereka dan segera membawanya pulang.     

"Hallo, Joni. Apakah kalian sudah menemukan Tiara?" Tanya tuan Kim kepada sopir pribadinya yang tengah menyusuri jalan di dekat kediaman itu dengan memekai mobil mencari Tiara.     

Joni berkendara dengan sangat pelan, sambil melihat ke kanan dan Sedangkan bibi Sue di bagian kiri mengawasi kiri bahu jalan. " Bibi Sue... Tolong jawab telepon tuan besar. Saya sedang berkonsentrasi menyetir mobil." Kata Joni kepada kepala pelayan wanita itu. Meskipun Doni sudah sempat mengangkat telepon dari tuannya, tetapi ia belum sempat menjawab pertanyaan dari tuan besarnya itu.     

"Hallo, tuan. Ini bibi Sue... Belum tuan. Kami belum menemukan nyonya muda dan kami masih berusaha mencarinya."  Jawab kepala pelayan itu kepada tuannya.     

"Oh, baiklah. Jika kalian menemukan dia, Segera berikan kabar kepada kami." kata tuan Kim dan setelah itu ia mengakhiri panggilan teleponnya.      

"bagaimana Paman, Apakah Tiara sudah ditemukan?"  Tanya dokter Glen yang sedari tadi berdiri di dekat tuan Kim yang sedang menelpon.     

Tuan Kim hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan dokter muda itu. Nyonya king yang duduk di sampingnya terlihat wajahnya lesu dan tidak bersemangat. "Semua ini salahku karena tidak pecus menjaga Tiara."  Kata wanita cantik ini dengan air mata mengalir di pipinya.     

"Sayang... Sudahlah ini bukan salahmu. Aku tahu engkau sangat menyayangi Tiara, jadi engkau tidak mungkin akan sengaja membuatnya sampai celaka. apalagi dalam bahaya. Kami semua tahu engkau menyayangi nya seperti halnya Yohan yang menyayangi istrinya. sebaiknya kita berdoa supaya menantu kita itu dalam keadaan baik-baik saja dan segera ditemukan." kata Tuhan yang berusaha menenangkan Nyonya Kim yang terlalu khawatir dan gelisah.     

"Paman Kim benar Tante. Kita harus kuat, dan terus berusaha mencari Tiara sampai ketemu. Jika Tante seperti ini, yang ada keadaan kesehatan Tante juga akan drop. Ingat! Tante tidak boleh terlalu emosi ataupun terlalu sedih, atau penyakit Tante akan kambuh lagi secara mendadak."  Kata dokter Glen mengingatkan kepada nyonya Kim tentang penyakitnya.     

"Baiklah, aku akan mendengarkan perkataan kalian. Aku juga akan mengendalikan emosiku."  Jawab Nyonya Kim dengan menghirup nafas dalam-dalam, supaya lebih tenang. Wanita cantik ini kemudian duduk sambil memegang dahinya dan sesekali menyeka air matanya dengan tisu yang berada di tangan kanannya.     

Ketika ketiga orang ini sedang duduk di sofa ruang tamu sambil berpangku tangan dan menunggu kabar berita dari Tiara. Tiba-tiba, asisten Steve datang menghampiri ketiganya.     

"Tuan dan nyonya. Saya minta izin untuk memakai telepon rumah untuk menelepon Presdir."  Kata asisten Steve meminta izin.     

"Silakan Steve. Kau bisa memakai telepon itu kapan saja."  Jawab  tuan Kim mempersilahkan.     

 Asisten tampan ini menelpon Yohan, hanya untuk mengabarkan ia dan Doni tidak berhasil melacak nomer yang mengirim pesat singkat ke handphone milik istri sang presdir itu. Setelah selesai menelepon, asisten Steve dan juga Doni menunggu kabar dan perintah berikutnya dari sang presdir untuk mengambil langkah berikutnya, sambil terus mengontrol dari jauh orang-orang yang di utus sang Presdir sebelumnya.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.