CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

391. Kecemburuan yang tersembunyi



391. Kecemburuan yang tersembunyi

0Dokter Glen ingin sekali mengawali percakapan dengan tuan kim, saat melihat laki-laki ini sudah selesai menyantap sarapan paginya. Hal yang sama pun di rasakan oleh asisten steve. Ia juga tidak sabar ingin mengetahui bagaimana kabar tentang sang presdir dan istrinya. Tetapi keduanya hanya bisa menahan rasa ingin tahunya. Mereka berdua tidak akan berani membuka mulut, jika Nyonya besar belum memulai pembicaraan terlebih dahulu.     
0

Keadaan sempat hening sesaat, sampai ketika tuan Kim menyelesaikan menikmati seteguk terakhir air putih dari gelasnya.     

"Kenapa kalian semua diam dan tidak ada yang bicara sedikitpun?"  Tanya tuan Kim heran.     

"Hemm.. akhirnya papa sudah selesai juga. Aku dari tadi menunggu papa selesai minum. Setelah itu ingin bertanya, bagaimana keadaan yohan dan tiara di rumah sakit?" Tanya Nyonya Kim secara langsung, tanpa berbasa-basi.      

"Mereka..."  jawaban tuan kim terpotong.     

"Eh, bukannya kakak yohan dan kakak cantik sudah pulang. Kalian sendiri yang membawanya pulang, bahkan sampai meninggalkan aku sendiri disana saja tidak ada yang sadar. Aku sampai kebingungan mencari kalian, waktu keluar dari toilet, Untung ada kak steve yang datang menjemput. Iya kan kak Steve?"  Tanya Emelly dengan polosnya. Lagi-lagi ia menyebut nama asisten steve di dalam percakpannya, yang membuat pemuda ini merinding dan panas dingin.     

" Emm... Iya... Iya nona muda." Jawab asisten tampan ini dengan sedikit ragu-ragu. Tadi ia di hadapkan dengan dokter glen dan nyonya besar, sekarang ia hatus deg degan lagi saat menunggu respon tuan besar mengenai Panggilan baru dari Emelly untuknya. Jika terus seperti ini, mungkin asisten tanpan ini akan memilih di panggil 'paman' saja oleh Emelly, dari pada harus deg degan terus-menerus ketika di hadapkan dengan orang-orang besar di sekitarnya.     

"Steve... Seharusnya kau sudah pergi dari tempat ini sejak tadi. Ini bukanlah meja makan untuk mu, tetapi tempat eksekusi." Gumam asisten steve yang berbicara dengan dirinya sendiri. Ekspresi wajahnya berubah menjadi lesu dan tidak bersemangat dan kepalanya menunduk lelah. Lelah hati, lelah pikiran dan Lelah tenaganya. seolah hidupnya tinggal beberapa detik saja.     

Tuan Kim cuma tersenyum melihat ekspresi asisten steve yang biasanya tegas dan dingin, menjadi lesu dan tidak bersemangat. Iatu pasti tidak jauh ati ulah kedua putra dan putrinya yang dominan dan menekannya.     

"Jika benar seperti itu, bukankah kamu harus mengucapkan terimakasih kepada asisten steve." kata tuan Kim yang sengaja memberikan rwsopn santai, supaya asisten muda ini tidak terlalu tertekan dan stress. Bagaimanapun tuan Kim lebih tahu dan berpengalaman. Asisten steve tidsk bersalah, ia hanya seorang pegawai yang melaksanakan perintah tuannya. Apalagi, laki-laki ini juga paham benar dengan sikap dan sifat putra dan putrinya yang keras kepala.     

" Sayang... Kau belum menjawab pertanyaanku? Bagaimana keadaan yohan dan Tiara? Apakah mereka baik-baik saja?."  Tanya nyonya kim sekali lagi.     

Emelly yang masih bingung, terlihat seperti orang bodoh yang menoleh ke kanan dan ke kiri sevara bergantian. mulai dari mamanya, papanya, kakak tampan dan hingga yang terakhir adalah asisten Steve.      

"Hai, asisten steve. Apa yang dibicarakan papa dan mama. Mengapa mereka membicarakan keadaan kak yohan dengan kakak cantik. Bukankah mereka ada di rumah dan masih tidur diatas? Orang tidur ya baik-baik saja."  Tanya gadis cantik ini sambil berbisik pelan kepada asisten Steve.     

"Presdir dan ibu tiara mengalami kejadian buruk kemarin malam. Untuk kejadiannya saya sendiri kuraang tahu. Mungkin nona bisa bertanya kepada tuan besar soal itu. Bisa jadi Presdir sudah menceritakan semua kejadian kemarin malam kepada tuan." Bisik asisten steve kepada Emelly.     

Dokter Glen mengamati gerak-gerik Kitty kecil dan asisten steve yang sedari tadi berdekatan. Entah apa yang mereka bicarakan, mengapa terlalu dekat. Dokter mudah ini terlihat bengkel melihat kedekatan keduanya. Ia seperti anak kecil yang di rebut mainannya, tetapi tidak berani mengambilnya kembali, sehingga hanya bisa memendam dan bergumam dalam hati.     

"Oh, bagaimana mungkin? Kakak dan kakak cantik bukannya dirumah. Bahkan kak yohan berencana mencari kita sampai ketemu. Mungkinkah mereka mengalami kejadian itu saat mencari kita?" Bisik gadis cantik ini yang masih saja penasaran.     

"Entahlah, nona muda. Saya juga kurang tahu. Setahu saya, ibu tiara pergi diam-diam ketika Presdir menjemput kita."  Jawab asisten steve kembali berbisik.     

"Hik... Hik... Berarti itu semua kesalahanku. Aku yang membuat mereka celaka."  kata Emelly dengan wajah yang sedih. Ia tidak menyangka keusilannya akan berakibat fatal. Belum juga ia menyelesaikan masalah yang ia timbulkan di pagi hari. Sekarang ia sudah menanbah masalah lagi untuk kakaknya dan juga istrinya. Benar-benar adik yang tidak berguna.     

Asisten steve yang melihatnya ikut bersedih. Ia tahu, Emelly tidak bermaksud seperti itu. Ia hanya ingin menarik perhatian Presdir saja, bukan untuk mencelakakan presdir dan ibu tiara.     

"Berhentilah menangis mama muda, Ini semua bukan kesalahan mu. Hal ini adalah sebuah kecelakaan yang tidak terprediksi sebelumnya. Aku yakin Presdir juga tidak akan menyerahkan karena kejadian ini." bisik asisten steve sekali lagi, guna menenangakan hati Emelly yang sedih. Tanpa sadar ia menepuk pundah gadis cantik ini sebagai reflek bentuk perhatiannya kepada seorang wanita.     

Tuan Kim, Nyonya Kim dan Dokter Glem matanya melotot tajam. Dalam hati mereka sedang marah-marah, "Berani benar2 bocah ini bermesraan di depan orang tua seperti kami. Benar-benar tidak sopan!!!" gumam Nyonya Kim dalam hati.      

" Dasar anak muda. Kalau di mabuk cinta, menikah saja. Jangan tebar kemesraan di depan jomblo akut begini. Glen... Semoga kau kuat! Puff..."  Respon tuan Kim yang terlihat lebih santai.     

Tanggapan lain dari dokter tampan yang sedang terbakar hatinya. "Sial!  Apa mereka sengaja melakukan semua ini di depanku. Mereka anggap aku apa... Obat serangga? Ingin sekali aku minta kalian minum kopi panas ini biar tambah manis!!!." gumam dokter Glen yang geregetan sampai menggerakkan gigi sendiri dan mengepalkan tangannya di bawah meja. Ingin sekali ia membalik meja makan ini segera dan melemparkannya ke arah dua angsa putih yang sedang memadu cinta itu.      

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.