CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

378. Jangan mendekat!



378. Jangan mendekat!

0"lepaskan aku....! Pergi! Jangan sentuh aku!"  Teriak Tiara sambil mendorong tubuh suaminya hingga terjatuh kelantai. Yang Tiara tahu saat ini hanya meronta dan membuat laki-laki itu menjauh darinya.     
0

Brukkk...     

"Ough.... Sakit sekali."  keluh Yohan pelan, sambil berusaha secepatnya berdiri untuk menenangkan Tiara. Ia tahu istrinya ini pasti sangat ketakutan.     

" Sayang... Sayang... Tenangkan dirimu! Ini aku, Yohan. Suamimu.... Sayang.. tenanglah."  Kata Yohan sambil memeluk Tiara yang terus-menerus meronta dengan menutup mata dan memukul laki-laki ini sekuat tenaga. Sakit memang jika yang di pukul adalah bagian tubuh yang memar. Tetapi semua itu tak sebanding dengan sakit dan rasa ketakutan Tiara. Yohan berusaha memahami hal itu.     

"Tidak! Pergi! Menjauh dariku! Pergi...."  Teriak Tiara sambil terisak menangis. Tangannya tetap saja mendorong tubuh Yohan menjauhkan. Ia sama sekali tidak mau di sentuh oleh siapapun untuk saat ini.     

" Baiklah... Aku menjauh. Sayang... Sadarlah dan buka matamu. Lihatlah, siapa aku?"  Kata Yohan sambil melepaskan pelukannya dan mundur beberapa langkah menjauh dari Tiara.     

Tiara menangis tersedu-sedu dengan menutup kedua matanya dengan  tangannya. "Hik... Hik...hik... pergi..."  Kata-kata itu yang selalu terucap dari bibirnya.     

Yohan hanya diam sambil menunggu Tiara mau membuka matanya dan melihatnya telah berada di depan wanita cantik ini saat ini. Yohan perhalan berjalan mendekat, ketika Isak tangis istrinya sudah mulai berkurang.     

" Sayang... Ini aku yohan, suamimu. Apakah kau tidak mengenali suaraku."  Kata Yohan dengan suara lembut.     

Mendengar suara suaminya, Tiara secara perlahan membuka matanya lebar-lebar dan memandang ke arah yohan. Melihat benar-benar suaminya yang sedang berdiri di depannya, Tiara segera menarik tubuh itu dan memeluknya erat. Air matanya mengalir deras membasahi pipinya. Tetapi kali ini bukanlah air mata ketakutan, melainkan air mata kebahagiaan dan terharu karena ia bisa bertemu lagi dengan suaminnya. Tadinya ia sangat takut jika yang berada di dekatnya adalah laki-laki bis berandal yang mengejarnya bersama anak buahnya.      

Ternyata adalah suaminya sendiri yang menyelamatkannya. Ia memeluk tubuh itu, seolah tak ingin melepaskan lagi.     

"Sayang... Tenanglah. Tidak akan ada yang menyakitimu sekarang. Ada aku di sampingmu dan akan selalu melindungimu." kata Yohan pelan sambil membelai rambut Tiara dengan lembut.     

"Tunggu! Jika aku dan Yohan disini, bagaimana keadaan bibi Sue dan Joni? Bagaimana Yohan bisa menemukannya?" Isi pikiran Tiara. Bagaimanapun ia tidak boleh egois dan memikirkan dirinya sendiri. Ia harus memastikan keadaan 2 pelayan yang terluka untuk menyelamatkan dirinya itu. Apakah Yohan juga sudah menemukan mereka berdua? Apakah mereka berdua baik-baik saja. Tiara menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri darah segar itu mengalir dari tubuh Joni dan kepala bibi Sue, sebelum akhirnya dia tak sadarkan diri dan tidak mengingat apapun setelah itu.     

Tuan Kim yang juga ikut terbangun karena teriakan Tiara hanya mengamati keduanya dari sofa tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Ia yakin putranya itu bisa menenangkan istrinya tanpa bantuannya, karena Yohan sudah berhasil menenangkan Tiara. Ada baiknya ia berpura-pura tidur kembali, supaya tidak menggangu keduanya.     

"Sayang... Aku takut... Mereka sangat jahat dan kejam. Mereka melukai Joni dan bibi Sue. Aku sama sekali tidak mengenal mereka. Mengapa mereka melakukan hal ini kepadaku? Dimana bibi Sue dan Joni sekarang?" gumam Tiara yang mulai mengadu kepada Yohan.     

Yohan bingung mau menjawab apa untuk pertanyaan Tiara. Ia sendiri belum tahu kabar berita soal keadaan sopir dan kepala pelayan wanita di kediaman keluarganya itu.      

"Mereka berdua berada di rumah sakit ini dan sudah dirawat dengan baik. Besok pagi, jika kamu sudah sehat. Aku akan mengantarkan mu untuk menjenguk mereka berdua. Sekarang kamu harus istirahat terlebih dahulu."  Jawab Yohan dengan senyum manisnya.     

"Kau tidak sedang berbohong kepadaku, bukan? Aku melihat dengan meta kepalaku sendiri mereka terluka parah karena aku. Aku harus melihatnya sekarang!"  Kata Tiara yang bersikukuh untuk melihat secara langsung keadaan 2 orang pelayannya itu.     

" Tidak! Kau tidak boleh melakukan hal itu sekarang. Apakah kau tahu, jika kau hampir saja... Ah, sudahlah. Pokoknya kau harus istirahat terlebih dahulu malam ini, atau kau tak akan pernah aku izinkan bertemu dengan keduanya."  Kata Yohan dengan tegas.     

"Tapi... "  Kata Tiara yang terhenti di tengah jalan.     

"Eh'em... Eh'em... " Suara deham tuan kim. Ia sengaja melakukan supaya pertentangan antara Yohan dan Tiara mereda.     

"Jangan kau persulit lagi suamimu. Menurutlah dengan kata-katanya. Lihatlah wajahnya benar-benar! Sadarkah kau, Tiara? Sudah berapa banyak orang yang kau buat kalangbkabut malam ini? Istirahatlah! Dan jangan banyak merengek lagi. Menunggu beberapa jam lagi untuk menemui mereka juga bukan hal yang buruk!"  Kata tuan Kim dengan nada sedikit lebih tinggi. Ia sengaja melakukannya. Ia tahu, Yohan tidak akan bisa membuat Tiara menyerah dengan keras kepalanya. Ia akan mengambil tanggungjawab itu dan ia juga tidak perduli jika Tiara akan menganggapnya papa mertua galak.     

mendengar perkataan Tuhan Kim Tiara langsung terdiam dan tidak berani protes kepada suaminya. Apa yang dikatakan oleh Papa mertuanya itu adalah benar. Iya selalu saja terlalu manja dan banyak menuntut kepada Yohan. Padahal suaminya selama ini selalu menuruti apa yang ia inginkan, meskipun terkadang hal yang ia minta itu sedikit keterlaluan.     

"Iya... Papa, aku akan menunggu sampai matahari sudah terang. Aku akan menjenguk dan meminta maaf kepada Joni dan bibi Sue." kata Tiara sambil menundukkan kepala karena merasa bersalah telah membuat banyak orang menjadi panik bahkan sampai terluka parah.     

Yohan memandang Tiara dengan tatapan mata sendu alisnya mengernyit karena kasihan. sebenarnya ia tak tega melihat istrinya memiliki ekspresi wajah sedih seperti itu. Tetapi ini adalah hal yang terbaik supaya Tiara mau beristirahat dengan baik untuk malam ini. Yohan juga tidak akan menyalahkan Papanya, karena ia tahu Papanya berkata seperti itu hanya untuk membantunya mencegah Tiara pergi dan memperparah keadaan dirinya sendiri.      

Yohan membantu Tiara untuk berbaring kembali dengan benar kemudian menyelimuti tubuh istrinya.      

Yohan melihat kearah  papanya yang duduk di sofa memandangnya dengan mengedipkan kedua matanya sekali, sebagai tanda bahwa ia mengerti dengan keadaannya Yohan saat ini dan putranya itu tidak perlu meminta maaf kepadanya. Akhirnya yohan bisa bernafas lega, Iya takut terjadi salah paham antara Papa mertuanya dengan istrinya. Ternyata semua itu hanyalah kekhawatiran dia sendiri yang sedikit berlebihan. Apapun kekacauan yang ditimbulkan oleh Tiara hari ini, maka dialah yang akan bertanggung jawab.      

" Sayang... Maafkan aku."  Kata Tiara sambil membelai lembut wajah suaminnya.     

"Ough..." Keluhnya ketika wajahnya yang memar di sentuh oleh Tiara.     

"Maaf... Maafkan aku. Aku tidak sengaja." Kata Tiara dengan segera menarik tangannya dari wajah suaminnya.     

" Wajah Yohan memar dan ada beberapa luka sobek. ini pasti ia dapatkan ketika ia berkelahi untuk menyelamatkanku dari orang-orang itu. Sayang maafkan aku telah merepotkanmu dan membuatmu menjadi seperti ini." Gumam Tiara dalam hati. Air mata tiba-tiba saja menetes begitu saja. Lagi-lagi karena kesalahannya ia telah banyak membuat orang lain dalam masalah.     

"Tidak apa-apa sayang, hanya luka kecil saja. Tidak perlu engkau merasa bersalah seperti itu. justru akulah yang bersalah karena tidak bisa melindungimu dengan baik hingga engkau terluka. Sekarang tidurlah, aku akan berbicara kepada papa. Aku yang akan menjelaskan semuanya, jadi yang kau tidak perlu khawatir tentang hal ini. Yakinlah, Papa tidak marah kepadamu. Iya hanya ingin engkau beristirahat dengan baik saja. " Jelas Yohanes kepada Tiara supaya istri cantiknya ini tidak salah paham ataupun berpikiran negatif kepada mertuanya.     

Mendengar penjelasan Yohan Tiara hanya menganggukkan kepala saja dan segera memejamkan matanya untuk beristirahat kembali.     

Setelah Tiara tertidur, Yohan berjalan menuju sofa dan duduk di samping papanya. Mereka mengobrol dengan serius antara laki-laki dengan laki-laki.     

"Yohan, bolehkah papa tanya sesuatu kepadamu?"  Tanya tuan Kim dengan santai, supaya suasana tidka tegang.     

"Papa ingin bertanya apa? Katakan saja, aku akan menjawabnya."  Kata Yohan dengan mata sedikit mengantuk. Tadinya saat ia tertidur memeluk istrinya, mimpi indah telah menyelimuti dunia Maya laki-laki tampan ini. Tetapi tiba-tiba ia seperti tidak sengaja terpelset dan jatuh ke jurang yang dalam. Ternyata semua itu bukan mimpi, ia benar-benar jatuh dari tempat tidur gara-gara di tendang dan di dorong oleh Tiara.     

"Bisakah kau ceritakan kepadaku semua kejadian malam ini yang menimpa Tiara? Papa tidak memaksa, jika kau siap maka bercerita saja. Tetapi jika tidak, mungkin lain waktu juga tidak apa-apa." Kata tuan Kim memberikan kelonggaran kepada Yohan untuk memilih.     

Sedang bercerita Yohan menarik nafas panjang terlebih dahulu. Iya tahu cepat atau lambat bapaknya pasti akan bertanya tentang hal itu. Jikalaupun ia memilih untuk diam, pasti bapaknya akan mencari tahu lebih lanjut tentang kejadian malam ini meskipun tanpa izinnya. Tuan Kim sendiri bukanlah orang yang lemah seperti dahulu saat masih sekolah bersama dengan papa Tiara. Menjadi orang lemah dan mudah ditindas. Jika sekarang ini, mungkin orang yang akan berfikir ribuan kali untuk berani menindas dia dan keluarganya.     

Yohan menceritakan semuanya dengan detail mulai dari mamanya yang menyusulnya ke hotel dan adegan pingsan pura-pura yang dilakukan oleh Tiara hingga kepergiannya untuk menyusul Emily dan asistensi rumah sakit ini. Tetapi tidak hanya itu saja, yang juga menceritakan kepada bapaknya jika sebenarnya Emelly yg tidak pulang karena ia menolong direktur Jerry Jiang yang pingsan di hadapannya.     

"Apa? Jerry juga ada di rumah sakit ini?"  Tuan Kim bertanya dan Yohan hanya menganggukkan kepalanya.     

Setelah itu Yohan melanjutkan ceritanya saat ia menemukan pesan singkat yang dikirim ke handphone istrinya. Sampai ia menemukan bukti dari rekaman CCTV hotel. Sepertinya semua itu sudah direncanakan dengan baik untuk menjebak istrinya. Tetapi sayangnya tiara tidak mengetahui tentang pesan singkat itu, dan malah pergi ke tempat lain. Lebih sialnya ia bertemu para berandalan di jalanan dan mengejar wanita cantik itu untuk bersenang-senang.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.