CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

380. Aku harus bertemu dengannya meskipun harus merangkak



380. Aku harus bertemu dengannya meskipun harus merangkak

0Mendengar perkataan sahabatnya itu, hati tuan Kim menjadi sakit dan sedih. "Jerry... Apakah kau benar-benar sudah tidak perduli kepadanya?"  Tanya tuan Kim dengan tatapan mata sendu.     
0

Direktur Jerry Jiang mengernyitkan dahinya memandang ke arah sahabatnya dengan penuh rasa penasaran. Ia begitu heran mengapa Kim Yuchen, tiba-tiba berkata seperti itu kepadanya.     

"Apa maksudmu Yuchen? Siapa yang tidak aku perdulikan?"  tanya Jerry Jiang penasaran. biasanya sahabatnya itu tidak suka memberikan teka-teki yang sulit untuk ditebak dan pandangan Yuchen kepada Jiang pun sangat berbeda seperti ada sorot mata penuh kecewaan yang dalam di dalam matanya.     

"Sudahlah, kau tahu benar siapa anggota keluarga Kim yang aku maksud? Sampai kapan kau akan berlagak bodoh dan tidak perduli dengan putrimu sendiri?" kata tuan Kim dengan marah-marah. laki-laki ini sudah tidak bisa menahan emosinya lagi, rasa kecewanya kepada sahabatnya itu sudah memuncak dan tidak bisa ditolerir oleh dirinya. Baginya Jerry Jiang sudah sangat keterlaluan kali ini.     

Jerry Jiang terlihat sangat terkejut ketika mendengar kata-kata Yuchen. Jadi, yang dimaksud oleh sahabatnya itu yang sedang sakit adalah Tiara.     

"Apa yang kau maksud Keluargamu yang  sedang dirawat di rumah sakit ini adalah Tiara? Katakan kepadaku! Apakah itu benar Tiara? Apa yang terjadi kepadanya dan dimana dia sekarang?"  Tanya Jerry Jiang menegaskan. Ia mencengkram kedua bahu tuan Kim dan menggoyang-goyang badan laki-laki ini sekuat tenaga. Supaya tuan Kim menjawab pertanyaan darinya.     

Di wajah papa Tiara itu terlihat ada kekawatiran yang dalam dan sudah tidak dapat ia sembunyikan lagi. Jerry Jiang yang biasanya terlihat acuh dan tidak perduli dengan Tiara. Sekarang terlihat sangat khawatir dengan putrinya itu. Hal ini menimbulkan kecurigaan di benak tuan Kim.     

"Jerry... sebenarnya saat ini engkau sedang benar-benar khawatir kepada Tiara atau hanya berpura-pura saja? Aku harap ekspresi dan juga kekhawatiran kali ini adalah suatu kebenaran. Aku tidak ingin Tiara kecewa lagi. Jika setelah lagi engkau menipunya dan membuatnya sakit, maka aku tidak akan pernah lagi memberikan kesempatan bagimu untuk bertemu dengannya. Meskipun engkau adalah orang tuanya dan aku hanyalah Papa mertuanya. tapi aku tidak akan membiarkan menantuku sakiti oleh siapapun termasuk kau."  suara hati tuan Kim yang sedang bergejolak ketika memandang Jerry Jiang sahabatnya. Tuan Kim sedang bimbang antara percaya atau tidak dengan perkataan Jerry Jiang.     

"Tiara dalam keadaan kritis dan hampir mati tadi malam. Mungkin kau ada pesan terakhir untuk putrimu, maka datanglah ke ruangan tepat di sebelah kanan ruangan ini. Sudah, aku harus pergi. Semoga kau cepat sembuh."  kata tuan Kim kepada Jerry Jiang dengan ekspresi wajah yang sangat serius. Laki-laki ini kemudian berjalan meninggalkan ruangan sahabatnya itu dan kembali keruangan Tiara.     

Setelah Tuan Kim meninggalkan ruangan itu, direktur Jerry Jiang terlihat masih terdiam dan terpaku. Air matanya tak terasa telah mengalir dengan deras. Manusia. Berhati beku seperti dirinya, bisa menangis? Hal apa dan alasan apa untuknya menangis seperti itu. Bukankah semua yang di katakan sahabatnya itu benar? Ia sama sekali tidak pernah perduli dengan Tiara. Lalu mengapa sekarang ia harus perduli? Bukankah ini yang ia inginkan selama ini. Tara dan Tiara memang berstatus sebagai putrinya tetapi....     

"Aku harus bertemu dengan Tiara dan melihat keadaannya. Aku tidak boleh kehilangan dia sekarang." gumam Jerry Jiang pelan.       

Jerry Jiang berusaha turun dari tempat tidurnya dan berjalan tertatih berpegangan pada sisi tepian tempat tidur. Ia berjalan merambat mencari pegangan menuju pintu keluar. Sungguh perutnya masih sangat sakit jika di gunakan untuk bergerak. Tetapi bagaimanapun ia harus tetap bertemu dengan Tiara. Ia bisa menahan rasa sakit itu untuk saat ini, semua yang ia rasakan tak ada sepucuk kuku dengan penderitaan yang ia berikan kepada putrinya itu. Tetapi mengapa ia sampai Setega itu memperlakukan kedua putrinya, mungkin hanya ia dan istrinya yang tahu alasan jelas di baliknya.     

Brukkk....     

Laki-laki ini terjatuh saat ia hampir saja menggapai pegangan pintu. Mulutnya meringis menahan sakit.     

"Ough... Sial! Tubuhku benar-benar tidak bisa diajak kompromi." Gumamnya dalam hati.      

Jerry Jiang berusaha untuk bangun lagi, meskipun harus merangkak meraih gagang pintu dan mengandalkan kekuatan tangannya untuk menarik tubuhnya hingga berdiri tegap kembali. Setelah menarik nafas dalam, membuka pintu dan berjalan lagi sambil berpegangan dinding. Tubuhnya mengeluarkan keringat dingin dan wajahnya pucat.      

"Hei, kau! Tolong bawa aku ke ruangan Tiara."  Teriak Jerry Jiang kepada bodyguard Yohan yang berdiri di depan pintu kamarnya.     

Salah satu bodyguard itu mendekati Jerry Jiang dan sementara menyangga tubuh laki-laki ini supaya tidak terjatuh dan Bodyguard yang satunya pergi ke ruangan Tiara untuk meminta izin kepada sang presdir.     

Bodyguard itu mengetuk pintu dan kemudian masuk kedalam ruangan yang di dalamnya ada Tuan besar Kim dan juga Yohan. Sedangkan Tiara sendiri tertidur lelap karena selesai makan dan juga pengaruh obat.      

Bodyguard itu berjalan kerah Yohan dan tuan Kim yang sedang duduk santai di sofa ruangan itu.     

 "Presdir... Tuan Jerry Jiang ingin mengunjungi ibu Tiara, apakah kami di izinkan untuk membawanya masuk?"  tanya bodyguard itu dengan sopan tetapi tetap tegas dan cool.     

Tuan Kim hanya tersenyum simpul mendengar Laporan sang bodyguard. "Akhirnya termakan juga umpannya!"  Kata tuan Kim dengan puas.     

Seketika Yohan yang sedang tadi duduk bersila kaki dan serius memandang handphone, menoleh dan memandang kearah papanya.      

" Maksud papa?" tanya Yohan penasaran, apa hubungannya antara kedatangan direktur Jerry Jiang ke kamar dia dan istrinya dengan umpan yang dilemparkan oleh papanya.     

" Sudahlah, sebentar lagi kau juga akan tahu. Sebaiknya kau sekarang, segera berbaring diatas  tempat tidur pasien di sebelah istrimu. Diamlah dan berpura-pura tidur apapun yang terjadi."  Kata tuan Kim memberikan arahan kepada yohan.     

"Untuk apa?"  Tanya Yohan penasaran.     

"Sudahlah, jangan banyak bertanya dan lakukan saja, apa yang papa perintahkan. Kalau ingin tahu jawabannya."  Kata tuan Kim singkat.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.