CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

377. Ungkapan isi hati Tuan Kim



377. Ungkapan isi hati Tuan Kim

0Yohan memandang ke arah dokter cantik yang masih melamun di hadapannya. "Dokter... Dokter Angel... Aku tanya kepadamu Bagaimana keadaan istriku? Mengapa engkau malah melamun? Tiara baik-baik saja, bukan?" tanya yohan kepada dokter cantik itu sekali lagi.     
0

laki-laki tampan ini tidak akan merasa tenang hatinya jika belum mengetahui keadaan pasti dari istrinya.     

"Oh, nyonya Yohan. Dia sudah baik-baik saja, tetapi..." Belum juga Dokter cantik ini selesai menjelaskan tentang keadaan Tiara. penyelesaian nya sudah dipotong dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Tuan Kim.     

"Bagaimana dengan janin dalam kandungannya?" Tanya Tuan Kim kepada dokter Angel dengan penuh rasa penasaran dan juga khawatir.      

Dokter Angel cuma tersenyum simpul di tepi bibirnya, wanita cantik ini tahu jika kedua orang pria yang ada di hadapannya ini sangat khawatir kepada pasien di dalam ruangan titik sampai penjelasannya belum selesai saja mereka sudah sibuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya sudah Iya jawab sejak tadi jika saja ucapannya tidak dipotong di tengah jalan.     

"Tuan Yohan dan Tuan Kim di dalam sudah baik-baik saja beliau hanya sedikit dan sepertinya nya Yohan pingsan karena pukulan di bagian tengkuknya selebihnya semua keadaannya baik-baik saja "jelaskan teori Angel kepada 2 laki-laki tampan di depannya.     

Apakah kau yakin istriku baik-baik saja kita berdua sangat bahagia dan juga tenang tetapi tadi aku melihat ada berkas cara yang menempel di lenganku saat aku menggendongnya aku takut jika Tiara mengalami pendarahan. Tanya Yohan sekali lagi untuk memastikan.     

"Tunggu! apakah anda yakin, bahwa bercak darah yang menempel di lengan anda itu adalah darah miliknya Nyonya Tiara? Nyonya Tiara sama sekali tidak mengalami pendarahan dia hanya sedikit syok dan kelelahan saja. untuk bercak darah yang menempel di lengan anda bisa jadi, andalah yang terluka tetapi tidak menyadarinya. Bagaimana jika saya mengantarkan Anda ke ruangan lain untuk mendapatkan perawatan karena saya lihat di wajah anda juga terdapat beberapa memar bekas." Tanya Dokter cantik ini kepada Yohan, sambil menawarkan perawatan terbaik dari rumah sakit itu untuk laki-laki tampan ini.     

"Tidak perlu. Aku baik-baik saja. Untuk luka ini aku kan membersihkannya sendiri."  Jawab Yohan menolak.     

"Tidak, dokter. Bawa dia untuk di rawat. Ia tidak baik-baik saja."  Sanggah tuan Kim kepada perkataan Yohan. Ia tahu putranya itu perlu sedikit perawatan dan juga istirahat. Tubuhnya sudah terlihat lelah, tetapi ia hanya berusaha untuk terlihat tegar dan sehat saja.     

"Papa... Aku bilang, aku tidak apa-apa dan baik-baik saja. Jangan memaksaku! Aku hanya ingin bersama istriku saja sekarang."  Jawab yohan yang tetap saja menolak.     

"Sudah, jangan membantah lagi. Kau harus di rawat terlebih dahulu. jika hanya untuk bersama istrimu, dan menjaganya. Kau tak perlu khawatir. Papa akan meminta kepada pihak Rumah sakit untuk menempatkan kalian berdua dalam satu ruangan."  jawab tuan Kim dengan panjang lebar.     

Perkataan papanya kali ini sama sekali tidak bisa di bantah oleh Yohan. Lagi pula papanya juga benar, ia harus merawat luka-lukanya terlebih dahulu sebelum Tiara melihatnya. Serta yang paling penting adalah istrinya sudah baik-baik saja, hanya menunggu ia sadar.     

"Tuan Kim, benar. Sebentar lagi Nyonya Yohan akan kami pindahkan keruangan inap dan kami bisa menambahkan satu tempat tidur pasien lagi jika anda menghendakinya tuan."  Kata dokter cantik ini mendukung dan satu pemikiran dengan tuan Kim.     

"Puh... Baiklah. Aku akan ikut denganmu." Jawab Yohan kepada dokter Angel.     

"Dan untuk papa, tolong titip Tiara sebentar."  Kata Yohan kepada Papanya. Seelah itu ia juga melihat kearah bodyguard miliknya yang masih setia menunggunya di tempat itu. "Kalian semua juga ikut aku untuk di obati." Perintah Yohan kepada para Bodyguardnya.     

"Siap, Presdir."  Jawab mereka serentak.     

" Pergilah, percaya Tiara kepada papa. Aku akan menjaganya di kamar nanti sampai kau kembali."  Jawab tuan Kim.     

Yohan dan para bodyguard miliknya berjalan mengikuti Dokter Angel ke tempat perawatan. Sedangkan tuan Kim mengikuti perawat yang memindahkan Tiara keruangan yang baru yang lebih nyaman dan luas.     

-------     

Sesampainya di kamar inap milik Tiara. Tuan Kim hanya memandangi para perawat yang memasang dan meletakkan kantong infus di tempatnya, serta menyelimuti menantunya itu dengan selimut fasilitas rumah Sakit.     

"Tuan, kami sudah selesai. Jika memerlukan bantuan. Tuan bisa memanggil kami. Untuk tempat tidur tambahan akan kami kirim segera."  Kata salah satu perawat sebelum keluar dari ruangan itu.      

"Tentu saja, Terimakasih."  Jawab tuan Kim.     

Setelah para perawat itu meninggalkan ruangan Tiara. Tuan Kim berjalan mendekat kearah menantunya yang masih tidak sadar itu. Ia membelai lembut rambut Tiara, seperti putrinya sendiri.     

"Tiara sayang... Kau benar-benar membuat dunia kami goncang malam ini. Kau tidak tahu, berapa banyak orang yang jatuh bangun kami kerahkan untuk mencarimu. Andaikan kau bisa melihat kepanikan semua orang di kediaman keluarga Kim, mungkin kau akan berfikir 10.000 kali untuk keluar rumah tanpa izin kami. Suamimu yang dengan tubuh lelahnya berangkat mencarimu, bahkan sampai marah kepada kami karena tak berhasil menjagamu dengan baik. Para pelayan, penjaga rumah, sopir, bodyguard, asisten Steve, dokter Glen pun tak luput dari kemarahannya. Tak ada satupun orang di dikediaman kami bisa beristirahat atau memejamkan matanya sebelum kau di temukan. Mama mertuamu menagis tiada henti karena mengkhawatirkan mu. Yohan yang keras kepala, angkuh dan kuat saja bisa menjadi lemah karenamu. Tahukan kamu? Aku selama puluhan tahun menjadi papanya, belum pernah melihatnya meneteskan air mata dan menundukkan kepala dengan penuh rasa bersalah. Untung saja kau segera di temukan olehnya. Jika tidak! Aku juga yakin ia akan mampu membalikkan kota S ini hanya untuk menemukanmu, bagaimanapun caranya. Tiara, sayang. Sebenarnya, alasan apa yang membuatmu pergi secara diam-diam seperti ini? Dan siapa yang berani melukaimu sampai seperti ini? Ya, tuhan. Apa mereka masih bisa hidup tenang setelah bertemu Yohan."  Gumam tuan Kim dalam hati.      

Selesai memandang dang membelai lembut rambut menantunya. Tuan Kim berjalan menuju sofa untuk sejenak beristirahat, sambil menunggu Yohan kembali.      

Tidak lama setelah tuan besar Kim merebahkan tubuhnya di atas sofa. Dua orang perawat laki-laki mengetuk pintu kamar dan masuk dengan membawa tempat tidur tambahan. Mereka meletakkan itu di dekat tempat tidur Tiara, setelah selesai mereka pergi begitu saja tanpa izin karena melihat tuan Kim juga sedang tertidur.     

Luka-luka Yohan sudah selesai di obati dan memang bukan luka serius. Hanya beberapa luka lecet dan memar. Laki-laki tampan ini diantarkan oleh perawat menuju ke kamar istrinya. Sesampainya di kamar, ia melihat istrinya masih memejamkan matanya. Sepertinya Tiara belum sadar sedari tadi, setelah itu mata laki-laki tampan ini mulai melihat sisi lain dari ruangan itu. Terlihat papanya dengan lelap tidur di sofa. Tubuh lelah dan renta itu ikut terseret dalam kepanikan suasana malam ini, yang membawa papanya sampai harus Atang malam-malam ke rumah sakit demi menemaninya dan mengetahui keadaan istrinya. Masih haruskah ia meragukan kasih sayang orang tuanya kepada istrinya? Tentu saja itu sangat tidak adil, jika ia masih berfikir jahat seperti itu. Pada kenyataannya papa dan mamanya sangat menyayangi istrinya, tetapi terkadang caranya saja yang ia tidak menyetujui itu.     

"Sudahlah, malam ini yang salah itu aku sendiri dan bukan orang lain. Jika saja aku menunggu istriku sebentar saja, mungkin kejadian ini tidak akan terjadi. Bukan salah siapapun! Aku tidak tahu... Apakah Tiara akan memaafkan aku nanti. Sepertinya aku harus berusaha lebih keras lagi untuk mengambil hatinya setelah ini. Hmm... Aku lelah sekali."  gumam Yohan dalam hati. Laki-laki tampan ini kemudian berjalan menuju tempat tidur pasien milik istrinya. Sepertinya percuma saja ada tempat tidur tambahan, jika laki-laki tampan ini lebih suka satu tempat tidur dengan istrinya. Meskipun harus harus berdesakan dan tidur di tepian tempat tidur dengan sedikit ruang. Yohan memeluk erat tubuh Tiara seperti biasanya ketika mereka tidur bersama di rumah.     

Secara perlahan Tiara mulai tersadar dan membuka mata. Pandangan tertuju pada sebuah ruangan yang asing baginya. Wanita cantik ini masih terlihat ketakutan.      

Pandangannya juga masih sedikit kabur dan tidak jelas. Kepalanya pusing dan tengkuknya terasa sakit akibat pukulan pemuda tadi.     

" Dimana aku?" Gumamnya dalam hati ketika melihat sekilas ruangan itu dengan pandangannya.     

Tangan Tiara mulai bergerak dan secara tidak sengaja menyentuh tanga yohan. Wanita cantik ini menjerit ketakutan karena mengira itu adalah tangan dan tubuh laki-laki lain, selain suaminya. Tubuhnya pemuda jahat yang mengejar-ngejar dia dan melukai Joni serta bibi Sue.      

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.