CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

325. Oh, Wanita Cantik itu...



325. Oh, Wanita Cantik itu...

0Wajah Tania mulai menciut, tidak tahu harus menjawab apa untuk menjawab pertanyaan Nyonya besar ini.     
0

"Asisten Steve.... Asisten Steve, dia sedang....." Jawab wanita cantik ini terhenti begitu saja.     

Sekertaris Tang masih bingung harus berkata seperti apa kepada Mama sampai sendiri, karena mungkin itu akan terasa sedikit tidak sopan Jika dia mengatakannya secara langsung.     

"Hei, Kenapa engkau diam. Katakana kepadaku di mana asisten dan jangan berbelit-belit jawab yang sebenarnya. Segera antarkan aku ke ruangan asisten Steve." Kata sandinya besar yang sedikitnya emosi.     

Nyonya Kim paling tidak suka, jika ada seseorang yang berkata tapi kemudian terdiam dan membuatnya harus menerka-nerka dengan banyakan tanda tanya di kepala karena penasaran. Ditambah lagi di rumah tadi selamanya juga membuatnya jengkel karena tidak mau menjawab pertanyaan nya, tentang keberadaan Tiara. Sekarang di kantor ia juga mendapatkan perlakuan yang sama dari sekretaris Tang, hanya untuk mengetahui dimana asisten pribadinya putranya tersebut.     

Melihat Nyonya Kim yang marah, Tania menjadi gemetaran karena takut. dia tidak menyangka wanita yang anggun dan juga terlihat lemah lembut ini. Bisa terlihat begitu mengerikan ketika emosinya naik, bahkan jauh lebih menakutkan daripada Kim Yohan.     

"Ah, iya Tantenya Kim. Maafkan saya. Itu... Itu, asisten Steve masih di dalam toilet. Sepertinya dia sedang sakit perut dari tadi saya menunggunya sudah lebih dari 30 menit di dalam ruangan kerjanya, untuk menyerahkan dokumen sekaligus bertanya kepada asisten tentang dokumen-dokumen itu karena presiden direktur Kim tidak di tempat hari ini. Dokumen-dokumen itu sangat penting dan harus selesai hari ini. Tetapi dia tidak juga keluar dari kamar mandi, jikalau pun keluar hanya sebentar dan kembali lagi ke toilet. Maafkan saya Tante Kim, saya tidak bermaksud tidak sopan kepada anda. Baiklah saya akan mengantarkan Anda ke ruangan asisten setiap sekarang juga."  jawab sekretaris Tang yang berusaha untuk menjelaskan maksud dari ucapannya tadi.     

Wajahnya sudah mulai pucat, ketika melihat yang lain mengerutkan dahinya memandangnya tajam dengan penuh rasa jengkel. "Baru juga ada niat dan kesempatan mendekati calon mertua. Eh, sudah kena marah dahulu. Sial benar nasibku ini" gerutu Tania dalam hati. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, tidak bisa membalikan keadaan seperti semula. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya berusaha memperbaiki keadaan dan mood mama Yohan yang terlanjur tidak suka dengan sikap bodohnya itu.     

Sekertaris Tang dengan cepat menunjukkan jalan kearah ruangan asisten Steve yang tidak jauh dari tempat ia bertemu Nyonya Kim. Sesampainya di depan pintu ruangan asisten Steve, mereka berdua berhenti.     

"Tante Kim, ini ruangan asisten Steve. Apakah anda memerlukan saya untuk menemani sementara,  sampai asisten Steve keluar dari kamar mandi." tanya Sekertaris Tang kepada nyonya Kim yang sedari tadi bersikap dingin dan acuh kepadanya.     

"Ya, tuhan.... Ini adalah kesempatan emas bagiku untuk mengenal lebih dekat mama Yohan. Secara, kami jarang sekali bisa bertemu, dan juga Tante Kim lebih sering di Amerika daripada di kota S ini." Pikiran Sekertaris Tang yang sangat bahagia dan girang di dalam hati. Semua terlihat jelas di ekspresi wajah cantiknya yang nampak berseri-seri seperti baru di terima cintanya saja.     

Nyonya Kim menolah kearah Tania dengan wajah datarnya. "Tidak perlu, saya bisa menunggunya sendiri. Kau bisa melanjutkan pekerjaan mu yang lainnya."  Jawab Nyonya Kim dengan santai tanpa pertimbangan sama sekali. Mama Yohan ini kemudian membuka pintu ruangan asisten Steve dan masuk kedalam. Ia meninggalkan Sekertaris Tang yang masih bengong, ketika mendengarkan jawaban penolakan darinya.     

Tania masih berdiri di depan pintu dengan bengong. "Hah! Apa?!... Aku di tolak mentah-mentah!!! Sial! Mereka berdua sama saja. Tidak Yohan, atau mamanya. Semuanya menyebalkan. Mereka anggap aku ini apa? Aku ini Nona muda Keluarga Tang. Kalian memperlakukan aku seperti sampah yang di pandang saja, seolah tak pantas karena membuat jijik dan kotor. Ingat! Suatu saat kalian akan memohon bantuan kepadaku."  Gerutu Sekertaris Tang dalam hati. Ia berjalan kembali keruangan nya sambil menghentakkan kakinya dengan keras beberapa kali.     

Wanita cantik ini tidak menyangka, jika akan mendapatkan penolakan dengan sangant memalukan untuk kesekian kalinya. Ingin rasanya berkata kasar kepada wanita tua itu. Tetapi ia tidak bisa melakukan. Bagaimanapun Tante Kim adalah mama Yohan, ia harus bisa mengendalikan emosi dan harus bisa bersikap sopan.     

------- Ruangan Asisten Steve -------     

Nyonya Kim menunggu dengan sabar di dalam ruangan. Ia duduk bersandar di sofa ruangan itu sambil membaca beberapa surat kabar hari ini yang berada diatas meja.      

'Jeon... Artis cantik yang sedang naik daun, sedang melakukan kencan rahasia dengan laki-laki misterius di sebuah hotel  di pusat kota S.' ( tulis salah satu berita di dalam koran gosip itu).     

" Dasar Steve, masih saja suka membaca berita seperti ini. Seharusnya ia lebih sering membaca koran atas majalah bisnis. Bukan majalah dan koran gosip yang isinya perselingkuhan saja. Lama-kelamaan dia sendiri yang takut mencari istri gara-gara takut di selingkuhi."  Gumam Nyonya Kim yang langsung merobek dan melempar koran dan majalah-majalan itu ke dalam tempat sampah.     

Nyonya Kim kemudian berdiri dan berjalan menuju meja kerja asisten. Satu persatu semua majalah dan koran yang berada di atas meja asisten Steve pun tas luput dari penggeladahan yang dilakukan oleh mama Yohan ini baik koran dan majalah lama atau baru. Hampir semuanya telah masuk ke dalam tempat sampah dan ada satu benda di pegang di tangannya yang membuatnya tertawa geli.     

" Dasar bocah! Kau lebih mengenaskan daripada Yohan he.. he... Ingin sekali aku menikahka mu sekarang juga."  gumam Nyonya dengan sedikit tertawa kerkekeh pelan dan geleng-geleng kepala.     

Tiba-tiba terdengar pintu terbuka. Asisten Steve terkejut melihat nyonya besar sedang berdiri di dekat mejanya Sekarang dan yang mengejutkan dan membuatnya malu adalah benda yang ada di tangan mama Yohan itu.     

"Nyo... Nyonya....."     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.