CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

334. Setua itukah aku?



334. Setua itukah aku?

0Sesampainya di mobil yohan segera masuk kedalam mobil. Ia meletakkan tubuh istrinya lebih dahulu barulah dirinya duduk. Seelah itu ia menggeser tubuh Tiara dan memangku kepalawanita cantik ini. Setelah itu barulah disusul dengan Nyonya Kim di bagian depan dekat dengan kemudi mobil. Sedangkan Emelly dan asisten Steve di mobil lain di belakang mobil yang dinaiki yohan dan Nyonya Kim.     
0

Mobil mereka semua melaju menuju Rumah Sakit dokter Glen yang jaraknya tidak begitu jauh dari tempat itu tetapi tetap membutuhkan waktu yang lumayan lama. Didalam mobil asisten Steve dan Emelly terlihat sangat tenang dan sunyi, bahkan tak ada suara diantara mereka dalam. Mungkin hanya detak jantung masing masing-masing yang mereka dengarkan sendiri. Keheningan itu berlaku selama 30 menit berjalan pertama Karena baik asisten Steve maupun gadis cantik itu merasa sangat canggung dan juga bingung ingin membicarakan tentang apa sebagai pokok pembahasan.     

"Eh'em... Nona muda, setelah ini apa rencana Anda? Apakah Nona ingin pulang ke kediaman keluarga Kim atau Langsung kembali ke Amerika? Mungkin saya hanya bisa membantu Anda sampai di sini saja, karena selebihnya Nona harus menyelesaikannya dengan nyonya besar dan juga tuan besar sendiri. Meskipun mereka saya tahu mereka nanti juga akan marah terhadap saya karena telah menyembunyikan kedatangan Nona dari mereka semua. Belum lagi saya harus berhadapan dengan presiden direktur Kim. Nona tahu betul bagaimana sifat presdir, Dia paling tidak suka untuk dibohongi." Kata asisten sedih memulai percakapan diantara mereka. Bagaimanapun gadis cantik ini harus bertanggung jawab dengan apa yang iya lakukan kepada keluarganya sendiri. ketika Ia memutuskan untuk bersembunyi dan berbohong maka dia juga harus siap untuk menerima konsekuensinya dan hukuman yang diberikan oleh orang tua dan juga kakaknya.     

"Emm... Soal itu ya paman Steve. Sore itu Paman tidak usah khawatir, semuanya akan saya tanggung sendiri. Setelah kita sampai di rumah sakit dan kakak cantik juga baik-baik saja. Aku akan pulang ke kediaman Kim bersama mama untuk menjelaskan semuanya, bahwa semua ini bukanlah kesalahan dari Paman Steve. tetapi karena keinginan ku sendiri." jawab gadis cantik ini dengan tenang dan santai walaupun sebenarnya di dalam hatinya Ia juga tahu bahwa itu bukanlah masalah kecil dan ia juga tahu hukuman apa yang akan diterima karena telah berbohong dan pulang secara diam-diam tanpa sepengetahuan keluarganya. Apa lagi kali ini ia juga sampai melibatkan asisten yang tidak bersalah. iya harus menjelaskan semuanya dengan jelas kepada kedua orang tuanya dan juga Kakak laki-lakinya itu supaya asisten tampan ini tidak sampai di hukum untuk kesalahan.     

"terimakasih nona muda, atas semua pengertian dan juga rasa tanggung jawab yang Nona muda memiliki. Sebenarnya saya tidak keberatan atas semua itu. saya membantu Nona muda dengan senang hati, kapanpun nonamuda membutuhkan bantuan. Eh'em... Soal panggilan, bisakah Nona memanggil saya dengan sebutan asisten atau Steve saja? Panggilan paman, membuat saya terasa sangat tua he... He..." kata asisten tampan ini dengan sedikit malu. Panggilan Paman untuk asisten Steve membuat asisten Steve tampan ini terasa tua. Padahal secara usia asisten 1 tahun lebih muda daripada sang presdir dan seusia dokter Glen. Ketika gadis cantik ini memanggilnya paman, asisten tampan ini merasa bahwa dia sudah berusia setingkat tuan besar Kim.     

"Haits... tahukah engkau Nona muda saat kau panggil paman, aku merasa bahwa aku ini sudah kakek-kakek jomblo akut, seusia tuan besar Kim. Huh... Mengenaskan, bukan? Menikah saja belum sudah jadi kakek." gumam asisten Steve dalam hati.     

Dalam angan-angannya asisten tamapn ini. Tiba-tiba membayangkan ketika anak sang presdir ini sudah lahir dan beranjak menjadi balita. ketika anak itu bermain dan berlari memanggil namanya saat dia datang berkunjung ke kediaman keluarga Kim, "Paman Steve...." kata anak itu sambil berlari ke pelukannya. Hmm... Benar-benar sebuah lamunan yang membuatnya merinding.     

Gadis cantik ini melihat asisten Steve dengan seksama. Wajah tampan asisten itu memang terlihat masih sangat muda bahkan lebih muda daripada kakaknya dan ketampanan yang tidak jauh beda dengan kakak tampan. Ia mulai tersadar Kenapa asisten Steve sampai komplain dengan panggilan ' Paman' . Jika dilihat-lihat, asisten tampan ini memang belum pantas untuk menyandang sebutan Paman mungkin lebih tepatnya adalah kakak atau bisa langsung dengan panggilan namanya saja 'Steve'.     

"Puff... Iya maaf paman Steve. Eh, salah. Kakak Steve... Ah, asisten Steve. Aduh... Bingung saya harus panggil bagaimana kepada anda?" Kata gadis cantik ini sambil garuk-garuk kepala. iya bingung panggilan apa yang tepat dan pantas untuk asisten mudah di depannya itu.  Sejujurnya saja gadis cantik ini sama sekali tidak dekat dengan asisten steve, seperti kedekatannya dengan kakak tampan. Sehingga hal itu membuatnya sedikit canggung, ketika berbicara ataupun bercanda dengan laki-laki yang ada di hadapannya.     

Asisten tampan ini cuma tersenyum melihat ekspresi bingung gadis cantik itu. Adik perempuan dari sang presdir ini memang sangat cantik dan juga selain itu dia juga bukanlah gadis yang sombong atau angkuh. seperti para Nona muda kaya pada umumnya, yang suka memandang rendah seseorang yang berada di level bawah mereka.     

"Nona muda cukup panggil saya dengan sebutan Steve saja. Itu sudah cukup untuk saya. " jawab asisten tampan ini.     

"Hmm... Panggil 'Steve'! Tetapi anda lebih tua daripada saya. Saya rasa itu terasa kurang sopan. Bagaimana jika saya memanggil anda Kakak sedikit saja.?" Jawab gadis cantik ini dengan cepat dan tanpa rasa ragu. Dia tidak akan keberatan memanggil istri dengan sebutan kakak seperti halnya yang ia lakukan kepada dokter Glen karena pada dasarnya kedua laki-laki ini sama-sama baik.     

Mendengar panggilan dari Emily yang menyebutnya dengan kata kakak. Wajah asisten tampan ini seketika berubah menjadi merah merona karena malu. Bagaimana mungkin seorang ulama besar dari keluarga Kim memanggilnya kakak? Sungguh panggilan itu sangatlah canggung baginya. Apalagi jika sampai Nyonya besar dan juga sang presdir tahu???.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.