CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

344. Itu bukan urusanku



344. Itu bukan urusanku

Doni yang masih penasaran, mengapa Asisten Steve segera turun dari mobil tanpa menjawab pertanyaan darinya. Selain itu juga Asisten tampan itu berpindah mobil di belakangnya dan memutar balik kearah menuju kembali ke rumah sakit  untuk menjemput seseorang wanita. Ia bahkan mengatakan benar-benar lupa, jika mereka tadi bersama-sama ke rumah sakit untuk mengantarkan ibu Tiara. Dan Ketika pulang tadi mereka ribut sendiri dengan Ego masing-masing, sehingga gadis cantik yang pergi ke toilet itu tertinggal dan tidak ada yang menyadarinya.     

"Dokter, apa kau tahu siapa wanita yang dimaksud oleh asisten Steve? Hemm... Aku benar-benar penasaran, wanita seperti apa yang bisa menaklukkan laki-laki yang gila kerja seperti dia?." Tanya Doni kepada dokter tampan ini. Tetapi Dokter Glen menanggapinya dengan santai dan cenderung acuh saja dengan urusan Steve dan wanitanya. Baginya itu bukanlah urusannya, jadi buat apa ia harus pusing memikirkan orang lain.     

"Entahlah, itu bukan urusanku. Lagi pula, aku ini juga bukan orang tuanya. Mengapa aku harus tahu siapa wanitanya?"  Jawab dokter tampan ini yang terkesan acuh dan tidak mau tahu urusan mereka semua. Ia tidak tahu saja, siapa wanita yang di jemput oleh asisten Steve. Jika ia tahu, mungkin akan berbeda lagi perkataan yang akan terucap dari bibir dokter Glen.     

"Dasar Doni, tadi saja perilaku dan wajahnya berekspresi sangat dingin ketika di depan assisten Steve dan Yohan. Setelah mereka tidak ada, dia lebih cerewet dari seorang wanita. Bertanya terus-menerus dan tidak ada habisnya." Gumam Dokter Glen dalam hati.     

"Ya... Mungkin kau benar. Nanti jika ia menikah atau sudah siap untuk mengenalkan pasangannya kepada kita, pasti nanti kita juga tahu he... He..." Kata bodyguard tampan ini kepada dokter Glen.     

Setelah obrolan selesai Doni dan Dokter Glen hanya terdiam sampai di kediaman keluarga Kim.     

RUMAH SAKIT DOKTER GLEN     

Emelly yang baru saja kembali dari toilet. Gadis cantik berjalan menuju ke depan ruangan UGD. Sesampainya di tempat itu, Emelly merasa bingung karena di tempat itu sudah sangat sepi. Ia bingung dan bertanya kepada perawat yang kebetulan lewat di depannya. Ia adalah perawat yang tadi di minta dokter glen menyiapkan kamar inap untuk Tiara.     

"Suster, maaf. Wanita yang di rawat di ruangan ini kemana ya? "  Tanya Emelly dengan masih melihat ke kanan dan ke kiri, siapa tahu masih ada salah satu anggota keluarga lainnya atau bodyguard kakaknya yang ia lihat.     

"Oh, apakah yang nona maksud adalah nyonya Kim Yohan?"  Kata perawat cantik ini berbalik bertanya kepada Emelly yang masih terlihat bengong.     

" Benar suster. Itu istri kakak saya. Sekarang mereka semua dimana ya? Sepertinya sudah dipindahkan ke tempat lain."  Kata Emelly.     

"Nyonya Yohan sudah di perbolehkan pulang." jawab perawat cantik itu dengan tersenyum.     

"Pulang suster?  Oh, Terimakasih informasinya."  Kata Emelly sambil tersenyum. Perawatan itu kemudian berjalan menjauh untuk melanjutkan pekerjaannya lagi.     

"Sial! Bagaimana caraku pulang? Handphone milikku tertinggal di kamar hotel tadi karena tergesa-gesa, aku jadi lupa untuk membawanya. Mau naik taksi, uang sepeser pun tak ada. Hik... Malang benar nasibku ini."  Gumam gadis cantik ini dalam hati. Ia sedang bingung harus bagaimana. Ia juga tidak mungkin tidur di rumah sakit itu juga untuk malam ini.      

"Sebal!... Bagaimana mungkin mereka tega meninggalkan aku begitu saja. Mereka tidak tahu apa? Kalau aku sekarang tidak jauh beda dengan rakyat jelata. Uang tidak punya, handphone pu tidak ada, cuma baju saja yang melekat di badan. Memang mereka fikir,aku harus pulang dengan berjalan kaki? Hah... Yang benar saja? Itu gila namanya. Jalan kaki puluhan kilometer, bisa patah kakiku sampai di rumah. Pokok mereka semua jahatdan tega kepadaku!"  gerutu gandis cantik ini sambil berjalan dan beberapa kali menghentakkan kakinya dengan keras sambil menggerutu sepanjang jalan untuk melampiaskan kekesalannya.     

Tiba-tiba ada suara memanggil namanya dari arah samaping. "Nona Emelly..." Teriak asisten Steve sambil berlari  kearah gadis cantik ini.     

Gadis cantik ini seketika menoleh kesamping dan melihat asisten Steve berlari kearahnya dengan cepat dengan nafas terengah-engah. Seperti adegan romantis dalam film ketika pemeran utama tengah saling berlari mendekat satu sama lain sambil saling memanggil nama. Dua sejoli yang telah lama memendam rindu dan bqru bertemu. Tetapi, tentunya semua keadaan itu sangat berbeda dengan keadaan asisten Steve dan Emelly. Mereka berdua bukan sepasang kekasih, tetapi lebih mirip dengan teman atau rekan kerja.      

"Paman Steve... Eh, asisten Steve? Darimana saja engkau? Kenapa kau sampai berlari-lari seperti itu."  tanya Emelly dengan santai, sambil menunggu asisten atampan ini bernafas dengan benar.     

" Tentu saja untuk menjemput Nona, memang nona pikir saya mau ikut lomba lari maraton!"  Jawabnya dengan setengah bercanda.      

" Puff... Asisten Steve bisa saja. Ayo duduk dulu. Kau terlihat sangat lelah." Kata gadis cantik ini berangkat duduk terlebih dahulu di kursi tunggu bagi keluarga pasien di luar ruangan.     

Asisten Steve kemudian mengikutinya. Asisten tampan ini duduk disebelah Emelly sambil menyandarkan punggungnya di kursinya. "Tentu saja, aku mengebut sekali tadi sat berkendara memakai salah satu mobil milik perusahaan. Maaf, aku baru teringat kepadamu saat di tengah perjalanan pulang ke kediaman keluarga Kim."  Jelas asisten Steve sambil melirik kearah Emelly.     

"Puh,... Kalian ini jahat sekali! Bagaimana mungkin kalian bisa melupan aku begitu saja. Bahkan tidak ada satupun yang ingat kepadaku tadi. Asisten Steve tahu tidak? Aku tadi sudah seperti orag bodoh saja disini sendiri mondar-mandir mencari kalian."  Keluh kesah Emelly kepada asisten Steve.     

"Maaf nona, saya tidak bermaksud dengan sengaja meninggalkan nona. Tetapi tadi, Presdir benar-benar sangat marah ketika keluar dari ruangan UGD sambil menggendong ibu Tiara. Apakah Nona tahu? Bahkan Nyonya besar saja tidak bisa menenangkannya. Mereka berdua sempat bersitegang soal perawatan ibu Tiara. Soal ibu Tiara di rawat di rumah sakit atau di bawa pulang saja. Ayo kita pulang sekarang, saya tidak ingin. Presdir semakin marah nanti, jika mengetahui saya tidak ada."  Jelas asisten Steve.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.