CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

212. Ciuman lembut Sang presdir (1)



212. Ciuman lembut Sang presdir (1)

0Sambil mengemudi asisten steve melirik daribkaca spion mobil ekspresi wajah sang Presdir yang kecut itu. Ia memberanikan diri untuk bertanya. "presdir, apakah ada sesuatu yang gawat terjadi?" Tanya asisten Steve.     
0

" tentu saja, bahkan ini lebih gawat dari pada bencana alam. Jika aku tidak segera sampai dirumah maka akan terjadi perang dunia di kediaman keluarga kim?" jawab sang presdir.     

Asisten steve masih berusaha mencerna ucapan dari bos besarnya itu. 'perang dunia? Siapa yang akan perang?' pikiran asisten steve sudah di penuhi dengan berbagai pertanyaan. mana mungkin di kediaman yang begitu besar yang pengamanannya setara dengan penjara, sekeliling rumah bodyguard dan petugas keamanan berjajar rapi bisa terjadi perang dunia. Hah..itu hanya pikiran polos asisten steve yang masih sendiri tanpa pasangan, mana ia mengerti apa itu perang dunia yang di aksud leh sang presdir.     

"anda bercanda presdir, mana mungkin akan ada yang berani menyerang kediaman keluarga kim?" kata asisten steve.     

Sang presdir Cuma tersenyum simpul mendengar betapa polosnya asistennya ini. mungkin lain kali ia memang harus memberikan kesempatan kepada asisten steve untuk mencari pasangan. Supaya ia tahu apa itu yang namanya lebih bahaya dari pada perang dunia II.     

Beberapa saat kemudian sang presdir dan asisten pribadinya itu sudah sampai di kediaman keluarga besar Kim dengan aman dan selamat karena memang mereka tidak kemana-mana Cuma menunggu datangnya buah mangga muda yang mereka sendiri gagal membawanya pulang.     

Sang presdir dengan cepat menyabet tas kecil disampingnya yang berisi manisan buah mangga yang di berikan oleh bibi Alaen, kemudian turun dari mobil mewahnya tanpa menunggu asisten steve membukakan pintu untuknya. Ia tahu bahwa istrinya sudah menunggunya dengan cemas di dalam sana.     

Sang presdir berjalan masuk ke dalam rumah.     

Ia sudah di sambut dengan beberapa pelayan keluarganya yang telah berjajar rapi, seolah telah di siapkan sebelumnya.     

" tuan muda" sapa mereka para pelayan sambil menundukkan muka sebagai rasa hormat.     

" dimana nyonya muda?" tanyanya kepada salah satu pelayan yang biasanya melayani mereka berdua.     

" nyonya muda ada di kamarnya tuan" jawabnya pelayan itu dengan cepat.      

"Sepertinya tuan muda harus bersiap-siap melawan Nyonya muda. Puff...." Gumam dalam hati pelayan itu sambil menahan tawa.     

Tanpa mengomentari jawaban pelayan itu, sang presdir segera berjalan menuju kamarnya untuk bertemu dengan sang istri. Ia harus siap karena kemungkinan besar istrinya akan marah kepadanya.     

Tak…takk..tak…     

Yohan menaiki anak tangga satu persatu dengan cepat. Belum juga ia sampai di ujung tangga sudah ada yang memanggilnya.     

" Yohan…" panggil Kim Haesu kepada putranya dari lantai bawah.     

Langkah sang presdir terhenti seketika dan menoleh kearah sumber suara. Ia berpegangan di pegangan tangga dan memutar badannya memandang mamanya yang tengah berada di bawah sana.     

" iya ma" jawabnya singkat seperti biasanya. Bahasa singkat, padat dan jelas. Ekspresi datar dan dingin, meskipun itu kepada mamanya sendiri.     

" mama ingin berbicara denganmu?" kata Kim Haesu sambil mendongak ke atas tangga menatap wajah putranya yang tengah tergesa-gesa.     

"bisakah itu kita lakukan nanti ma? Aku harus segera menemui tiara." Jawabnya, mengharap mamanya bisa mengerti posisinya sekarang.     

Kim haesu melihat kearah paper bag yang di bawa oleh putranya. ia menjadi ingin tahu apa yang di bawa putranya, hingga tergesa-gesa seperti itu untuk memeberikannya kepada istrinya.     

"Oh, baiklah. Tetapi apa itu yang sedang kamu bawa?" Tanya Kim Haesu penasaran dengan isi tas kecil yang berada di tangan putranya.     

" Oh, ini Cuma manisan mangga saja. Aku membawanya untuk Tiara." Jawab sang presdir dengan santai sambil memperlihatkan setoples manisan dari atas tangga kepada mamanya.     

Kim haesu mengerti, pasti putranya pulang terlambat karena mencarikan sesuatu yang tengah di inginkan oleh istrinya. Ia Cuma menghela napas panjang dan Cuma berharap yohan bisa sabar saja menghadapi istrinya yang tengah hamil muda itu. 'hmm…siap-siap pusing saja dengan segala permintaanya' pikir Kim Haesu yang sudah berpengalaman.     

" ya sudah, cepatlah berikan itu kepadanya. Ia sudah menunggumu sejak tadi" jawab wanita cantik ini sembari tersenyum.     

Mendengar perkataan mamanya, yohan segera melanjutkan langkah kakinya menuju kamar tidurnya.     

Ceklakk…     

Ia mulai membuka pintu secara perlahan karena takut jika menggangu istrinya. Mungkin saja saat ini tiara sudah tidur. Ia mulai masuk dengan hati-hati dan mengendap-endap karena lampu kamar sudah di matikan oleh tiara, sehingga seluruh ruangan terlihat gelap.     

Saat sang presdir masuk dan tepat berdiri di depan pintu kamar, tiba-tiba ada sebuah tangan mungil tengah menjewer telinganya. Ia hampir saja menarik dan membanting orang yang telah berani menyentuh bahkan menjewer telinga sang monster bisnis ini. sebelum ia mendengar suara sang pemilik tangan.     

" Kamu dari mana saja, sayang...?" kata seseorang yang tengah berdiri di belakang sang presdir.     

Sang presdir pura-pura tidak tahu jika itu adalah istrinya. Ia menggenggam erat tangan itu dan menariknya ke depan kemudian dengan cepat berbalik badan, sehingga tubuh sang istri jatuh tepat kepelukannya.     

Cetik…     

Sang presdir menyalakan lampu kamarnya. Terlihat sudah wajah sembab sang istri yang baru saja menangis karena suaminya tak kunjung pulang.      

" Sayang…apa kau ingin bermain?" kata sang presdir dengan genit seperti biasanya.      

Tiara Cuma memalingkan wajahnya yang cemberut dari suaminya yang super mesum ini. yohan Cuma tersenyum. Ia tahu benar bagaimana cara menjinakkan singa betina miliknya ini. ia mencengkeram dengan lembut dagu istrinya.     

'Cup' ..."Hmm..."     

Ciuman lembut di bibir yang konstan dan hangat. Belaian lembut sang presdir yang tidak pernah bisa tiara tolak, meskipun itu sudah hampir setiap hari dan setiap saat ia bisa rasakan. Entah mengapa itu terasa seperti sebuah candu baginya sekarang. Jika sehari saja ia tidak merasakannya, seolah ia ingin sekali menyusul dan mengikuti kemanapun suaminya pergi.     

'Hmm...'     

Tiara sangat menikmatinya, begitu pula yohan. Ia seolah tak ada bosannya jika berdekatan dengan istrinya, hasratnya seperti peluru kendali yang siap meluncur kapan saja menuju titik sasarannya.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.