CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

160. Hampir saja



160. Hampir saja

0Tara dan Jonatan kemudian duduk. Jonatan mengambil kursi di dekat Tiara sedang Tara duduk didekat Yohan. "Direktur Lee benar, Saudariku juga sangat beruntung mempunyai atasan yang sangat baik seperti Presdir Kim yang tidak membeda-bedakan bawahannya. sehingga bisa makan malam di tempat semewah dan seromantis ini dengan Sekretarisnya" wanita ini menekankan status Tiara yang hanya bawahan sang presdir saja, supaya saudarinya itu tahu diri siapa dirinya sebenarnya.     
0

"Sial! Dua orang ini memang cari mati, beraninya mereka menghina wanitaku di depan mataku sendiri", Gumam sang presiden direktur dalam hati.     

"Say...Oh, maaf" Hampir saja Yohan keceplosan. semua rahasianya hampir saja iya buka dengan mulutnya sendiri. Untung saja iya segera sadar dengan kata-katanya.     

" Sekertaris Jiang, seperti kita harus pergi sekarang. Ada hal penting yang harus aku selesaikan" sang presdir mengusap bibirnya dengan tisu setelah makannya selesai dan berdiri sembari mengulurkan tangannya kepada Tiara, untuk membantu wanita cantik ini berdiri.     

Tiara menyambut uluran tangan Yohan kemudian berdiri untuk bersiap pergi meninggalkan tempat duduk itu bersama suaminya dan meninggalkan Jonathan serta Tara yang masih bengong duduk satu meja makan dengan mereka berdua.     

Melihat Yohan dan Tiara yang sudah berdiri, Jonathan berusaha untuk mencegah Mereka berdua pergi.     

" Presdir Kim, kenapa harus terburu-buru. Masih ada hal yang harus saya sampaikan kepada anda tentang hasil kunjungan saya ke kota J kemarin" Jonatan berdiri menghentikan sang Presdir dengan menarik tangan seorang presdir, Dengan reflek seketika Yohan menghempaskan tangan itu.     

" Sayang... Jonatan benar, bisakah kau dengarkan dia sebentar saja" Tara Jiang berdiri mendekati sang Presdir dan berbisik di telinga Yohan.     

" Kamu mau kabur kemana?" Tara meniupkan nafas hangatnya ditelinga sang presdir, yang membuat Yohan bergidik jijik. kali ini iya tidak hanya sekedar menggenggam tangannya tetapi sudah mulai memeluk tubuh laki-laki ini dari belakang di depan Tiara.     

Tara hanya ingin memberitahu kepada saudari kembarnya itu bahwa Yohan adalah miliknya dan secara tidak langsung memberi peringatan kepada Tiara supaya menjauhi calon suaminya itu.     

"Nona Tara jaga sikapmu!" Tiara berdiri dan menarik tangan sang Presdir, supaya ia tidak berdiri terlalu dekat dengan saudarinya, tetapi Tara justru menggenggam erat tangan Yohan yang lainnya.     

"Sekertaris Jiang, aku adalah calon tunangannya. Jadi seharusnya, kau tahu diri" kata Tara dengan percaya diri.     

'Tunangan? Dasar bodoh! Jika kamu tunangannya, maka aku adalah istrinya. Aku ingin sekali menamparmu, supaya kamu sadar dan tidak mimpi lagi' , pikiran Tiara.     

Yohan melepaskan genggaman tangan antara dan merapikan dasinya yang sedikit melenceng dan berbicara kepada Jonatan " Direktur Lee, kita bisa membicarakan      

masalah itu lain kali. Soal pekerjaan seharusnya dibicarakan di perusahaan saja. satu lagi tolong kendalikan wanitamu, supaya iya tidak mengganggu laki-laki lain di depan kekasihnya sendiri."     

"Sayang...teganya kau berkata seperti itu." kata Tara sembari meraih tangan Yohan Kembali.     

Yohan melepaskan genggaman tangan Tara dengan kasar. " Dan nona Tara, saya tegaskan sekali lagi. Kita tidak ada hubungan apa-apa, jadi jangan bertindak sembarangan dan mengaku-ngaku sebagai calon tunanganku. Sekalipun aku akan bertunangan, itu juga bukan denganmu."  Jawab Yohan dengan tegas kemudian menggandeng tangan Tiara pergi meninggalkan meja itu dan keluar dari restoran.     

Tara menggertakkan gigi dan menghentakkan kakinya berkali-kali ke lantai, kali ini dia tidak hanya merasa tertolak secara mentah-mentah tetapi juga mendapat penghinaan yang luar biasa dari Kim Yohan.     

" Kim Yohan! beraninya kau menghinaku lagi. lihat saja, kau akan bertekuk lutut di depanku sebentar lagi" Umpatnya dengan penuh kemarahan dan merasa terhina.     

Sumpah serapah dan semangat Tara Jiang untuk menaklukkan laki-laki berhati dingin itu seakan tidak pernah padam. Ibarat kata semakin di tolak, ia akan semakin penasaran untuk mendapatkan Yohan.     

" Ha..ha..." Jonathan cuma tertawa menyaksikan wajah merah padam bak tomat busuk Tara Jiang karena emosi telah di tolak mentah-mentah oleh Presdir perusahaan Lianxi Grup itu.     

Mendengar Jonatan tertawa, Tara melemparnya dengan sendok makan yang ada di atas meja.     

" Heh... Brengsek, kenapa kau malah tertawa" kata Tara sembari duduk kembali ke posisinya  sembari memaki laki-laki yang tengah duduk disampingnya dan menertawakannya sampai semua orang melihat kearahnya.     

" Lucu saja, seorang Tara Jiang juga ada masa seperti ini juga. Ditolak mentah-mentah tanpa bisa berkutik dan membantah oleh seorang laki-laki. Benar-benar kesempatan yang langka ha..ha.." Jonatan tertawa sampai sakit perut.     

Sikap Jonatan yang terus menerus menertawakan tara. semakin membuat wanita cantik ini emosi dan menambah semangatnya untuk menaklukkan kepala es itu sebagai bukti tidak ada yang boleh meremehkan Seorang Tara Jiang. ia tidak bisa menerima kekalahan ini begitu saja, apalagi sampai kalah dengan Saudarinya.     

" Brengsek kau Jonatan, lihat saja! aku akan segera mendapatkannya. Tara Jiang tidak akan kalah dengan mudah"  wanita ini berdiri dan berjalan keluar meninggalkan Jonatan begitu saja.     

" Hey...kau mau kemana? Sial! Merepotkan sekali" teriakan Jonatan memanggil Tara sembari berdiri mengejar Tara yang berjalan keluar restoran terlebih dahulu meninggalkannya.     

" Sayang jangan marah. Ayolah...aku hanya bercanda. Please! Jangan marah." Kata Jonatan merayunya kembali.     

Tara tak menghiraukan teriakan Jonatan dan malah masuk dengan cepat kedalam mobil kemudian meninggalkan Jonatan begitu saja.     

"Hey...tunggu!" Teriak Jonatan berusaha menghentikan mobil Tara.     

"Sial! Dasar wanita, memang sangat merepotkan. Jika tahu akan seperti ini, aku akan membawa mobil sendiri." Gumam Jonatan.     

malam ini Jonatan benar-benar sangat sial. jika tahu akan begini jadinya mungkin ia akan memilih untuk membawa mobilnya sendiri, daripada di jemput oleh wanitanya itu. alhasil sekarang mau tidak mau ia harus mencari taksi untuk pulang ke apartemennya.     

Jonatan berjalan keluar dari area parkir NH restoran, sambil menendang pelan batu kecil yang ada diatas tanah. tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya dari samping.     

"Direktur...Mengapa kau ada disini?" Tanya Anne yang kebetulan selesai makan di restoran itu juga dengan teman-teman wanitanya dan akan pulang ke rumahnya.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.