CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

201. Merawat Menantu Kesayangan (4)



201. Merawat Menantu Kesayangan (4)

0Di kediaman keluarga Kim Tiara sedang beristirahat memulihkan kembali kesehatannya dengan dirawat oleh dokter Glen dan Nyonya Kim beserta bantuan para pelayan yang lain. Sedangkan suaminya masih sibuk bekerja di perusahaan tanpa mengetahui jika istri kesayangannya itu di rumah sedang sakit.     
0

Tiara perlahan mulai sadar dari pingsan. jari jemarinya mulai bergerak pelan dan matanya mulai terbuka perlahan-lahan. memandang ke atas atap kamar dan sekitar ruangan yang terlihat kosong. ia masih terlihat terbaring sendiri diatas tempat tidur. Tubuhnya terasa sedikit sakit, mungkin adalah efek dari terbentur ketika ia jatuh ke lantai tadi.     

"Emm...Kenapa kepalaku pusing sekali?" gumam Tiara sembari memegang keningnya. pandangan matanya masih berkunang-kunang. Kedua alisnya mengerut dan kedua matanya menyipit menahan rasa sakit di kepalanya.     

Dalam pikiran Tiara , ia merasa tubuhnya lemas, lemah dan kepalanya juga pusing. Belum lagi rasa mual yang terkadang menyerang secara tiba-tiba dan membuatnya mau tidak mau harus berlari secepatnya ke wastafel atau kamar mandi terdekat. Meskipun tampaknya lemah ya harus tetap berusaha berjalan ke kamar mandi karena tidak ingin mengotori tempat tidurnya. Jika biasanya ketika yang berada di rumah maka suaminya itulah yang membantu memapahnya ketika ia sakit tetapi saat ini Yohan sedang berada di perusahaannya Karena ada urusan yang mendesak. Lagipula tadi pagi Tiara baik-baik saja dan hanya sedikit pucat karena mengalami morning sickness seperti ibu hamil muda yang lainnya alami.     

Hal ini benar-benar membuatnya tidak nyaman. mencium bau tidak sedap mual, makan juga terkadang mual dan muntah. ia benar-benar susah untuk makan dan minum seperti orang normal, jika begini terus tubuhnya semakin lama akan semakin lemah. Ingin rasanya ia melawan. Wanita cantik ini tidak ingin terkesan terlihat manja hanya karena ia sedang mengandung, tetapi itu semua bukan keinginannya melainkan sesuatu yang alami keluar dari tubuhnya sendiri.      

"Oh, apa yang terjadi kepadaku? Apa aku baru saja pingsan?" tanyanya dalam hati.     

Tiara tak begitu ingat kejadian sebelumnya. ia hanya ingat, jika tadi ia mau sedikit jalan-jalan karena terlalu bosan tiduran diatas tempat tidur.      

Di saat ia baru berdiri di dekat tempat tidur beberapa saat, tiba-tiba Kepalanya terasa pusing dan pandangan matanya semakin lama kabur dan semakin gelap hingga tidak terlihat apapun. tubuhnya terasa begitu ringan dan akhirnya jatuh ke lantai. setelah itu ia sudah tidak mengingat apapun kejadian setelannya.     

Tiara baru mengingat dan tersentak. ia sekarang sudah berada di atas tempat tidur.     

"Eh, aku sudah diatas tempat tidur?"     

Dalam pikiran Tiara muncul tanda tanya besar. siapa yang telah menemukannya dan membopongnya keatas tempat tidur? ini bisa jadi sangat gawat, kalau yang menemukannya dalam keadaan pingsan adalah suaminya.     

Jika benar sang presdir yang telah menemukan dan membopongnya keatas tempat tidur. maka, jelas harapan Tiara untuk bisa bekerja lagi di kantor itu akan hilang atau tidak mungkin Yohan akan mengizinkannya.     

Jangankan bekerja, turun dan melangkahkan kaki satu centimeter saja sang presdir yang over protective itu pasti akan marah besar.     

"Aduh! Gawat nih, siapa yang membawaku ke atas ranjang ya?" Pikiran Tiara gugup, takut jika itu benar-benar adalah Yohan suaminya. Ia tahu benar Bagaimana sifat Yohan suaminya.     

Ceklakk....     

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. terlihat mama mertuanya dan dokter Glen berdiri di depan pintu kamarnya yang baru saja terbuka. Mereka berdua menatap tak jemu kearah Tiara. Perasaan khawatir menyelimuti Nyonya Kim. Tetapi semua itu bisa ditanamkan oleh pemuda tampan di sampingnya.     

Perlahan Nyonya Kim dan dokter Glen berjalan mendekat kearah wanita cantik yang tengah terbaring lemah diatas tempat tidur.     

Samar-samar Tiara melihat kearah keduanya. terlihat nyonya Kim tersenyum dan dan duduk di tepi tempat tidur dikamar putranya itu.     

"Sayang, kamu sudah sadar?" Tanya Nyonya Kim kepada menantunya.     

Tiara hanya mengedipkan matanya beberapa kali untuk memberi isyarat ia sudah sadar dan membuka matanya. entah karena ia masih lemah dan pusing atau karena malas bicara, hanya Tiara yang tahu. Bisa jadi karena ia juga belum sepenuhnya sadar, sehingga belum bisa merespon dengan cepat perkataan seseorang.     

Dokter Glen mendekat ke arah Tiara dan memeriksanya sekali untuk memastikan istri sahabatnya itu baik-baik saja sebelum ia kembali ke rumah sakit. Bagaimanapun ia tidak bisa terus menerus berada di kediaman keluarga Kim karena tenaganya sedang dibutuhkan di rumah sakit saat ini. ada beberapa pasien yang telah menunggunya dan juga beberapa jadwal operasi besar yang harus dia lakukan hari ini.     

Dokter Glen mulai memeriksa dengan stetoskop yang terhubung ke telinganya dan ujungnya ia letakkan di dada Tiara, memindahkan posisinya dari kanan ke kiri bergeser sedikit untuk mendengarkan detak jantung Tiara sudah normal atau belum. Memeriksa tekanan darah dan beberapa bagian lainnya sesuai kebutuhan pemeriksaan.     

"Tiara, apa yang kamu rasakan sekarang? apa kau masih mual atau pusing? Mungkin ada bagian lain yang sakit, katakanlah biar aku bisa mengambil langkah selanjutnya." tanya dokter Glen kepada Tiara, untuk memastikan tindakan selanjutnya yang di butuhkan.     

Jika memang keadaan Tiara sangat lemah, mungkin membawa ke Rumah Sakit adalah pilihan paling tepat. tetapi kalau sudah membaik dan tidak ada keluhan lebih lanjut.     

istirahat di rumah dan minum obat yang di resepkan oleh dokter Glen sebelumnya, mungkin sudah cukup.     

Tiara masih saja berdiam, wanita cantik ini terlihat masih tidak fokus ketika diajak bicara mungkin karena ia telah memikirkan sesuatu.     

"Sayang, apa yang kamu rasakan?" tambah Nyonya Kim menanyakan hal yang sama.     

"Emm...aku cuma merasa sedikit pusing dan mual." jawabnya sambil merem melek. jika matanya terbuka atau di berdiri secara mendadak Kepala Tiara terasa pusing canut-cenut atau puyeng.     

"Apa Kepalamu pusing saat berdiri?" dokter Glen mulai bertanya panjang lebar.     

"Ya, aku merasa tiba-tiba pusing jelita berdiri. mungkin aku tadi pingsan juga karena hal itu." jelas Tiara kepada dokter Glen tentang sesuatu yang ia rasakan pada saat ia sebelum pingsan.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.