CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

203. Bucket Bunga (1)



203. Bucket Bunga (1)

0*Perusahaan Lianxi Grup     
0

Yohan sedang berada di dalam ruangannya, sedang sibuk meneliti berkas-berkas yang ada diatas mejanya dengan serius. Itu memang kebiasaan laki-laki tampan ini, ketika bekeja ia selalu serius dan tidak bisa diganggu sama sekali.     

Tok…tok…tok… suara pintu di ketuk dengan perlahan.     

"Masuk" ucap sang presdir mempersilakan orang yang berada diluar pintu tanpa mengalihkan pandangannya dari laporan perusahaan yang tengah berada di tangannya.     

Asisten Steve masuk kedalam ruang kerja Yohan untuk menyampaikan pesan.     

"Presdir, Direktur Lee dari JT Grup ingin bertemu dengan ibu tiara. Beliau tengah berada diluar pintu sekarang" ucap asisten steve kepada sang presdir. tentu saja asisten steve harus meminta izin kepada sang presdir untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan ibu tiara meskipun itu cuma hal sepele.     

apalagi sekarang yang datang adalah mantan terindah istri sang presdir.     

Yohan mengangkat wajahnya dan melihat kearah asisten pribadinya itu. Dan mencoba berfikir, kenapa jonatan mencariku. Ada urusan apa ia sepagi ini sudah datang ke perusahaan Lianxi grup. Benar-benar merepotkan, mau cari mati dia. Beraninya ia mencari istriku pagi-pagi seperti ini.     

Sang presdir masih terdiam dan belum memberi jawaban kepada asisten steve.     

Asisten steve masih menunggu jawaban dari sang presdir sebelum mengambil langkah selanjutnya.     

"Presdir, apa yang harus saya lakukan? Haruskah saya meminta beliau pergi dan mengatakan bahwa ibu tiara sedang tidak sehat, sehingga mengambil cuti untuk hari ini? Atau mungkin beberapa hari kedepan?" Ucap asisten steve kembali bertanya sekali lagi.     

"Dasar laki-laki busuk! Masih saja ia mendekati Tiara. Apa belum cukup ia mempermainkan perasaan dan menghianati cintanya" gumam Yohan dalam hatinya yang merasa jengkel.     

"Ya katakana saja kepadanya seperti itu, dan tanyakan untuk keperluan apa dia datang kemari mencari Sekertaris Jiang." jawab sang presdir dengan wajah yang masih santai, tetapi sebenarnya ia ada rasa sedikit cemburu kepada Tiara. Jika istri kesayangannya itu sampai melakukan sebuah pertemuan dengan mantan tunangannya yang tidak bertanggungjawab itu.     

"Baik presdir" ucap asisten steve.      

Asisten steve membalikkan badan dan keluar dari ruangan sang presdir, untuk melaksanakan perintah sesuai instruksi sang presdir.     

Brakk…pintu tertutup dengan rapat.     

Sang presdir kembali dengan kesibukannya meneliti dan juga membolak balik kertas laporan perusahaan yang hampir setiap hari ia harus teliti dengan baik, laporan dari satu proyek ke satu proyek yang lain. Dokumen itu harus ia selesaikan sebelum ia melakukan rapat nanti.     

" tunggu" teriak Yohan memanggil asisten Steve yang hampir saja keluar dari ruangan itu.     

"Laporkan kepadaku semua isi pembicaraan kalian nanti. Baik tentang pekerjaan maupun sesuatu di luar itu, jika itu bersangkutan dengan Tiara" pesan sang presdir kepada asisten pribadinya itu.     

"Oh, tentu saja. Saya akan melaporkan semuanya kepada anda Presdir" jawab asisten Steve yang kemudian keluar adari ruangan untuk menemui Jonatan.     

Sang presdir mulai mengingat sesuatu. Ia ingat pada bulan ini, sang presdir belum menerima laporan sama sekali dari Proyek pembangunan hotel di kota J. Hmm… kebetulan sekali jonatan sedang berada disini, pikirnya.     

Sang presdir mengambil telepon di atas meja kerjanya.ia mulai menelepon asisten steve yang kebetulan tadi sedang menemui direktur dari JT Grup itu.     

" Hallo, presdir. Ada yang bisa saya bantu?"     

" Steve, apa kau masih bersama direktur Lee?"     

" Ya, presdir. Apakah ada pesan yang perlu saya sampaikan kepada direktur lee?"     

"Emm…Tidak ada. Steve, apakah laporan proyek hotel di kota J sudah ada? Kenapa aku merasa belum memeriksanya untuk bulan ini?"     

"Oh, itu. Iya presdir, itu sudah berada di tangan sekertaris tang untuk sementara ini. dia yang akan mengerjakannya selama ibu tiara istirahat dirumah."     

" Oh, Baiklah. Aku ingin laporan itu ada di atas mejaku siang ini"     

" baik presdir" Asisten steve menjawab     

Yohan memutuskan penggilan teleponnya, setelah selesai bertanya kepada asisten steve.     

Asisten steve kembali keruangan sang presdir  untuk melapor, setelah direktur lee dari JT grup sudah pergi dari perusahaan lianxi grup.     

Tok…tok…tok…     

" Masuk" ucap sang presdir tanpa mengalihkan pandangannya dari laporan perusahaan yang tengah berada di tangannya.     

Asisten steve masuk ke dalam ruangan sang presdir. Ia berdiri tepat di depan meja kerja Yohan bersiap untuk melaporkan semua isi pembicaraannya dengan direktur dari JT Grup.      

Yohan menutup berkas laporan yang berada di tangannya dan meletakkan pena yang sedang di pegangannya diatas meja kerjanya.     

Ia membenahi posisi duduk supaya lebih terkesan santai dan rileks. Ia duduk bersandar di kursi empuknya, sambil menatap asisten pribadinya. Sang presdir sudah siap mendengarkan laporan dari steve.     

"Katakan, apa tujuan Jonatan datang mencari Tiara hari ini?" ucap sang presdir dengan santai.     

"Direktur Lee datang ke perusahaan hari ini khusus untuk menemui ibu Tiara. Ia hanya ingin berterimakasih dan sekaligus ingin mengetahui keadaan ibu Tiara. Sejak survey terakhir kali di lokasi proyek di kota J, beliau belum pernah bertemu dengan ibu tiara lagi sejak saat terakhir mengusulkan proposal proyek pada saat itu. Jadi, pada dasarnya kedatanganya hari ini murni hanya urusan pribadi saja. Tidak ada hubungannya dengan urusan pekerjaan/ proyek perusahaan."     

Asisten steve mengatakan semua yang ia tahu dari isi perbicangan dengan direktur lee pagi ini.     

Sang presdir hanya duduk berpangku tangan di meja kerjanya. Ia belum merasa puas dengan penjelasan asisten steve. Sang presdir merasa ada sesuatu yang sedang di sembunyikan oleh asisten pribadinya tersebut.     

"Oh ya, hanya itu saja? Lalu apa yang sedang kamu sembunyikan di balik punggungmu itu?"     

Yohan sedang memandang curiga kepada seikat bunga yang steve sembunyikan dibalik punggungnya.     

Wajah steve seketika pucat pasi, ia lupa membuang bunga itu saat memasuki ruangan sang Presdir karena terlalu terburu-buru.     

"Emm, ini..?"      

Asisten steve mengeluarkan seikat bunga mawar merah itu dari balik punggungnya dan berjalan kearah sang presdir. Sebenarnya ia sedikit ragu untuk mengatakan itu. Ia takut kalau sang presdir akan marah besar jika mendengarnya.     

"Apa katakan saja"     

Asisten steve berjalan mendekati sang presdir, kemudian ia menyodorkan seikat Bunga mawar merah itu, seperti seorang laki-laki yang tengah menyatakan cintanya kepada seorang perempuan yang ia cintai.     

Tetapi bukan itu maksud dari asisten steve, ia hanya ingin sang presdir membaca sendiri siapa pengirim dan isi pesan yang tertulis diatas kertas yang di selipkan di antara bunga-bunga cantik itu.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.