CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

66. Kabar Gembira



66. Kabar Gembira

0Yohan terlihat sangat tegang menantikan hasil pemeriksaan dari dokter andalan sahabatnya itu.     
0

"Ya, ini dia sudah ketemu yang dicari" ucap dokter yang tengah memeriksa Tiara.     

Yohan dan Glen segera berlari mendekat ke arah monitor kemudian memandang monitor dengan wajah yang begitu serius.     

" Bapak lihat sesuatu yang terlihat bulat dan kecil itu?" tanya sang dokter.     

"Ya..." jawab Yohan secara reflek karena begitu konsentrasi dengan layar monitor.     

" Bapak tahu itu apa?" tanya dokter sekali lagi.     

" Apa itu calon anak kami?" senyum indah terukir di sudut bibirnya sang Presdir.     

"Ya...benar, itu masih janin yang begitu kecil dan lemah."     

Janin kehidupan yang masih begitu kecil. Mata Yohan seakan bersinar, ia kembali melihat monitor dan melihat baik-baik karena masih belum percaya apa yang di lihatnya.     

Yohan menjadi deg degan, sampai seakan mendengar detak jantung dari calon bayinya itu, jantung Yohan berdetak lebih kencang. Ingin rasanya ia berteriak, melampiaskan rasa bahagia.     

"Apa itu artinya istri saya sedang mengandung Dok?" Tanya Yohan.     

Dokter wanita itu mengangguk membenarkan perkataan Yohan.     

" Hah! apa ini nyata Glen?" gumam Yohan kepada Glen yang ada disampingnya.     

" Tentu saja, bukankah itu yang kamu harapkan selama ini. sampai tega mendobrak pintu rumahku tengah malam" Glen menoleh ke arah Yohan dan mereka berdua saling berpandangan.     

"Ha...ha... Glen, akhirnya aku menjadi calon ayah juga" Yohan berteriak dan secara reflek memeluk Glen dengan erat.     

" Iya...aku ikut bahagia" ucap Glen membalas pelukan Yohan.     

Tiara kemudian di pindahkan ke kamar yang terbaik di Rumah Sakit itu. kamar VIP dimana hanya orang-orang yang mendapatkan izin dari sang presdir saja yang bisa masuk dan mengunjungi Tiara, kecuali dokter dan perawat.     

"Emm... kepalaku pusing sekali" gumam Tiara dari bibir mungilnya.     

Mata Tiara mulai terbuka dan pandangannya masih terlihat samar-samar. matanya sembab karena menangis di kantor Yohan, masih membekas di kedua kelopak matanya yang terlihat sedikit bengkak.     

Tiara mulai melihat sekeliling. ia melihat Yohan yang duduk di sofa sedang sibuk memainkan handphone, sampai ia tidak sadar jika istri kesayangannya itu sudah mulai siuman.     

Yohan sibuk membatalkan semua rapat dan jadwal lainnya hari ini. ia tidak ingin meninggalkan Tiara sendiri di rumah sakit. apalagi dalam keadaan seperti itu, tentu sang Presdir akan sangat over protective lagi kepada sang istri.     

"Apa yang terjadi..." gumam Tiara lirih dan masih bingung, kenapa ia tiba-tiba berada di tempat ini.     

Tiara mulai ingat, jika waktu itu di sedang berada di dalam kantor Yohan. secara diam-diam mencium Yohan tetapi ketahuan kemudian tiba-tiba dia menangis tersedu-sedu karena ingat bahwa Yohan akan di jodohkan oleh kedua orangtuanya dengan para wanita pewaris perusahaan-perusahaan terkenal di Kota S.     

Mengingat itu semua sebenarnya Tiara merasa malu juga bercampur sedih, ia sendiri tidak begitu mengerti mengapa akhir-akhir ini perasaannya menjadi lebih sensitif dan memiliki rasa cemburu kepada Yohan, meski itu seharusnya tidak boleh dilakukan olehnya.     

Tanpa terasa air matanya menetes begitu saja. "Dasar Yohan jahat" Tiara bangun dari tempat tidurnya. ia memandang suaminya penuh kemarahan dan kekecewaan.     

Mendengar suara Tiara, sang Presdir langsung menoleh ke arah sumber suara.     

"Sayang, kamu sudah sadar?" ucapnya lembut dan penuh kasih sayang.     

Yohan mendekati Tiara yang sedang duduk di atas tempat tidur pasien. Yohan memeluk mesra istrinya. tetapi Tiara justru mendorong dan menolaknya karena masih kesal.     

Melihat tingkah laku istrinya yang sedikit aneh ini, sang Presdir Menjadi heran sekaligus penasaran. apa sebenarnya yang menyebabkan Tiara berubah seperti ini.     

" Sayang, kenapa kamu menangis? katakanlah, jangan membuat hatiku dengan sakit melihatmu seperti ini" Yohan berusaha menenangkan dan meminta penjelasan dari Tiara secara perlahan.     

"Kau jahat Yohan...kau jahat..jahat" teriak Tiara dengan perasaan tak terkendali.     

Tiara memukul-mukul kecil dada bidang suaminya dan kepalan tangannya yang halus itu.     

"Apa maksudmu? jahat apa?" Yohan yang sama sekali tidak mengerti maksud ucapan Tiara.     

" Kenapa kamu tidak bilang, kalau kamu di jodohkan. Kamu pembohong, aku benci kamu" Tiara menangis tersedu-sedu lagi. emosi Tiara benar-benar meledak kali ini.     

Yohan kaget mendengar ucapan Tiara, dari mana Tiara tahu tentang berita itu. tidak, dia tidak bisa membiarkan Tiara seperti ini terus. ini bisa sangat berbahaya untuk dia dan bayinya.     

Yohan berusaha menenangkan hati Tiara, ia takut jika di terus menerus seperti ini Tiara akan pingsan lagi.     

" Sayang, dengarkan aku. itu semua tidak benar, aku mohon percayalah kepadaku."     

Yohan berusaha menyakinkan Tiara agar Tiara mempercayakan semua ini kepada Yohan dan Yohan berjanji akan menyelesaikannya masalah ini.     

Mendengar perkataan Yohan, hati dan perasaan Tiara sedikit tenang.     

"Benarkan? Kau janji?" tanya Tiara sekali lagi untuk meyakinkan.     

"Iya, percayalah. Hanya kamu yang aku inginkan, tidak ada wanita lain lagi. meskipun papa dan mama menjodohkan aku akan menolaknya." kata Yohan.     

Yohan membaringkan kembali tubuh istrinya diatas tempat tidur. Tiara butuh istirahat yang cukup. ia sekarang sedang hamil, dan tidak boleh terlalu capek atau banyak pikiran.     

Yohan membelai lembut rambut istrinya dan dalam hatinya sendiri, ia telah berjanji. Bahwa apapun yang terjadi ia akan mempertahankan pernikahannya dengan Tiara, apalagi sekarang sudah ada makhluk kecil yang hidup di rahim istri kesayangannya itu.     

Tiara kembali terlelap. entah mengapa sentuhan suaminya membuatnya sangat nyaman kali ini. padahal biasanya, ia selalu marah dan menghindar jika Yohan mendekatinya. predikat usil, mesum dan gila telah ia lekatkan kepada suaminya yang tampan itu, setiap kali sang suami berusaha menyergapnya secara tiba-tiba.     

Yohan juga merasa lelah. ia berjalan kembali menuju sofa, kemudian merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya.     

Meskipun mata sang presdir terpejam, namun pikiran Presdir sedang melanglang buana. ia bahkan memikirkan seperti siapa kelak anaknya itu ketika lahir. apakah mirip dengan istrinya atau dengannya?. mungkin jika anak itu laki-laki akan sangat tampan dan tidak jauh dari wajah papanya yang bak super model itu. jika itu perempuan, mungkin akan secantik ibunya.     

Masih membayangkan saja Yohan sudah bisa tersenyum sendiri seperti orang gila. kebahagiaannya kali ini benar-benar tidak bisa di gambarkan oleh Yohan.     

"Ya tuhan, aku sangat berterima kasih kepadamu. akhirnya dia hadir juga. aku akan berusaha menjaganya sebisaku." janji Yohan dalam hati.     

Mata Yohan kembali terbuka, "Sial, karena terlalu bahagia, aku jadi tidak bisa tidur."     

Yohan mengambil surat kabar yang ada di atas meja dan mulai membacanya untuk menghilangkan rasa bosan. ia membolak balik halaman surat kabar itu.     

"Haist..ini sangat membosankan."     

Yohan kembali meletakkan surat kabar itu dan mengambil sebuah majalah dari atas meja juga. ia berharap itu ada yang menarik,atau dia bisa mati bosan di ruangan itu.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.