CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

81. Perusahaan Lianxi Grup (2)



81. Perusahaan Lianxi Grup (2)

0Tiara memandangi layar monitor selama 30 menit tetapi laporannya pun tetap tidak selesai. akhirnya ia memutuskan untuk mematikan layar monitor komputer miliknya dan beristirahat sejenak.     
0

Di saat sama Yohan sedang sibuk berkutat dengan berkas-berkas laporan perusahaan yang ada di tangannya siang ini, hal sama pun juga dirasakan oleh Tiara yang sedang berusaha menyesuaikan tugas yang di berikan oleh Sekertaris Tang atas nama sang presdir.     

Tiara seperti memang tidak tahu bahwa semua tugas itu hanyalah akal-akalan dari Sekertaris Tang saja untuk mengerjai dirinya.     

Kesibukan sang Presdir, sejenak membuatnya lupa dengan istri kesayangannya itu. perusahaan.Tiara sedang apa atau sudah makan apa belum, ia sudah benar-benar tidak ingat.     

Yohan mungkin lupa jika istrinya sedang memerlukan penjagaan lebih, jika berada di dalam perusahaan. di tempat ini banyak sekali wanita-wanita yang iri kepadanya dan mungkin saja bisa melakukan hal yang bisa melukai Tiara.     

Hari sudah mulai petang dan para pegawai yang lain sudah banyak yang kembali kerumah masing-masing. sang presdir yang sudah selesai dengan pekerjaannya berdiri dari tempat duduknya. ia berjalan menuju pintu keluar ruangannya.     

Bruakk...     

Yohan menutup pintu ruangannya. ia melangkahkan kakinya dengan pasti menuju kearah ruangan kerja istrinya. ketika sang Presdir sampai di ruangan tiara. ia berjalan mendekati meja kerja istri cantiknya itu.     

Betapa kagetnya ia melihat setumpuk berkas diatas meja kerja istrinya ini.     

"Sial! Siapa yang berani memberikan tugas seberat dan sebanyak ini kepada Tiara." gumam sang Presdir yang sedikit emosi dan dongkol dalam hatinya.     

Yohan semakin geram dan emosi ketika melihat Tiara yang tertidur di meja kerjanya. terlihat jelas jika istrinya saat ini mengalami kelelahan, sampai ia meletakkan kepalanya di atas meja seperti tak ada tenaga lagi.     

"Emm" Tiara membuka matanya sedikit demi sedikit. ia baru saja terbangun dan melihat sepasang bola mata yang menatap tajam ke arahnya.     

" Siapa yang mengizinkanmu mengerjakan semua ini." ucap sang presdir dengan ekspresi marah dan kesal.     

Tiara menjadi bingung dengan ucapan Yohan. kenapa ia malah bertanya?? jelas-jelas ini semua karena dia.     

"Apa kau tidak bisa sedikit saja patuh kepada perintahku demi kesehatanmu sendiri? apa kau lupa apa yang aku katakan kepadamu tadi pagi? "     

Pesan sang Presdir kepada Tiara adalah Tiara tidak boleh mengerjakan pekerjaan apapun sampai Yohan mengizinkan ia kembali bekerja.     

Tiara mengangkat kepalanya dan mendongak melihat kearah Yohan. "bukankah ini pekerjaan yang kamu berikan kepadaku? Kau bahkan hanya memberikan waktu kepadaku 30 menit untuk menyelesaikannya. kau benar-benar berhasil membuatku menyerah kali ini dan aku sudah tak sanggup lagi" ucap Tiara meletakkan kepalanya kembali diatas meja.     

Sang Presdir terkejut mendengar ucapan Sekertaris kesayangannya itu. Emosi Yohan Seketika memuncak, dengan wajah memerah padam ia berkata, " apa yang kamu katakan! aku tidak pernah memintamu, apalagi memberikan pekerjaan sebanyak ini" teriak Yohan.     

Sang presdir mengerutkan dahinya karena geram. Siapa sebenarnya yang dengan berani bermain-main menggunakan namanya untuk mengerjai istrinya sampai seperti ini.     

Melihat ekspresi wajah suaminya ini, menjelaskan bahwa berkas yang dan tugas yang Tiara kerjakan saat ini bukanlah perintah dari Yohan. lalu siapa yang berani melakukan hal seperti ini.      

" Sial! ada yang sengaja mengerjai aku?" gumam Tiara dalam hati.     

Tiara tetap diam tanpa memberi jawaban yang berarti terhadap perkataan Yohan, ia sedang berkonsentrasi menahan sakit kepala dan rasa mual di perutnya. Yang jelas saat ini ia tidak ingin mendengarkan perkataan siapa pun.     

Yohan mengeluarkan handphone-nya dan menelepon asisten Steve, ia ingin tahu siapa yang telah memberikan Tiara pekerjaan sebanyak ini dengan menggunakan namanya.     

"Steve…datang ke ruangan sekertaris Jiang sekarang!" teriak sang Presdir di dalam panggilan telepon. teriakan dengan nada tinggi, singkat dan padat. Yohan kemudian memutuskan penggilan teleponnya.     

"Haiist...ada masalah apa lagi dengan ibu Tiara? mengapa Presdir terdengar sangat marah" Gumam asisten Steve dalam hati. ia sedikit heran dan juga penasaran. kemarahan sang presdir cara membuat nyalinya sedikit menciut.     

Setelah menerima telepon dari sang Presdir asisten Steve langsung meninggalkan ruangannya dan berjalan menuju ruangan Sekertaris Jiang.     

Beberapa saat kemudian asisten steve datang. sang Presdir masih berdiri tegap di samping meja kerja istrinya, sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Tiara masih duduk mematung sambil menatap Yohan dari meja kerjanya dengan wajah menunduk. ia tahu bahwa kali ini ia salah karena melanggar larangan dari suaminya dan berakibat kepada tubuhnya yang kelelahan.     

Tok... tok... tok...     

" Masuk" Jawab sang Presdir yang masih berdiri di samping meja Tiara.     

 "  Steve....Apa kau tak mendengarkan kata-kataku lagi, siapa yang meletakkan pekerjaan ini disini?"     

Asisten Steve melihat kearah tumpukan berkas dokumen yang berada diatas meja kerja sekretaris Jiang.     

"Maaf, saya tidak berani. Saya tidak pernah memberikan pekerjaan apapun untuk Sekertaris Jiang sepanjang hari ini"     

"Sepertinya ada yang tidak beres. Jika bukan aku atau kamu. siapa yang sangat berani memakai namaku di perusahaan Lianxi Grup ini?"     

Asisten Steve melangkah mendekati meja kerja Sekertaris Jiang. ia ingin tahu, Sebenarnya dokumen penting apa yang telah diberikan kepada Sekertaris Jiang untuk dikerjakan.     

" Sepertinya saya sudah menemukan pelakunya Presdir" ucap asisten Steve sambil tersenyum.     

Jelas hari ini akan ada yang mengalami kesialan karena berani bermain-main dengan sang presdir.     

"Baiklah, Kau tahu apa yang harus kamu lakukan. Singkirkan berkas-berkas ini dari meja Tiara, dan satu lagi pastikan orang yang mengirim ini kepada Tiara menyelesaikan ini 30 menit sejak sekarang kepadaku langsung" ucap sang presdir yang sudah emosi merasa usahanya seharian menjaga istrinya gagal dalam dan sia-sia saja.     

" Baik presdir" ucap steve.     

Haiist... Sekertaris Tang, jangan salahkan aku. Kau sendiri yang cari mati disini, berani-beraninya kau menggunakan nama presdir untuk mengerjai ibu Tiara. gumam steve dalam hati.     

"Sudahlah…aku tidak apa-apa, tak usah membesar-besarkan masalah ini" ucap Tiara masih memegang kepalanya yang pusing.     

"Oh ya…buktikan kepadaku sekarang jika kamu baik-baik saja, cobalah sekarang berjalan kepelukanku sekarang juga"     

Yohan mendekati Tiara untuk memastikan keadaannya. Apakah ia memang baik-baik saja sesuai dengan ucapannya, karena yang di lihat Yohan sangatlah berbeda dengan yang di ucapkan tiara.     

Steve masih berdiri di dalam ruangan itu, menyaksikan perdebatan sepasang suami-istri yang sama-sama keras kepala dan tidak ada yang mau mengalah satu sama lainnya.     

"Steve…kau masih menunggu apa? Apa kau ingin aku melemparmu keluar sekarang" teriak sang presdir.     

Steve baru tersadar bahwa seharusnya ia sudah pergi dari tadi dan tidak menyaksikan sesuatu yang tidak layak ia lihat dan ia dengar.     

"Maaf…maaf presdir. saya akan segera keluar" ucapnya segera melarikan diri.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.