CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

82. Perusahaan Lianxi Grup (3)



82. Perusahaan Lianxi Grup (3)

0Yohan langsung mengangkat tubuh tiara tanpa banyak bicara dan mengajaknya pulang ke villa untuk beristirahat, ia tahu tiara tidak akan mampu berdiri dengan benar sekarang ini" Sampai kapan kau akan keras kepala seperti ini, sebaiknya kamu menurut saja. Aku punya alasan yang kuat untuk melakukan ini semua, nanti kau juga akan tahu alasanku. Sebaiknya sekarang kita pulang saja" ucapnya.     
0

Tiara hanya diam saja tanpa membantah ucapan Yohan.     

*****     

Setelah meninggalkan ruangan Tiara, asisten Steve langsung menuju keruangan Sekertaris utama Tania Tang.     

Asisten Steve tahu tidak ada yang berani memberikan pekerjaan kepada ibu Tiara, kecuali Wanita sombong satu itu.     

Sekertaris Tang tetap melakukan apa saja yang ia inginkan, walaupun sebelum ada persetujuan dari Steve ataupun Presdir Kim.     

Bruaakk.....suara pintu di dorong dari depan.     

Asisten Steve langsung masuk keruangan Sekertaris Tang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.     

Asisten Steve memandang kearah Sekertaris Tang dan Youli yang berbincang santai, seolah-olah tidak ada pekerjaan yang menumpuk dan harus segera diselesaikan.     

Gara-gara wanita angkuh ini Steve hampir saja mati berdiri di hadapan Presdir Kim. sekertaris Tang menjebak ibu Tiara, seolah-olah dialah yang tidak patuh dengan perintah sang Presdir.     

"Sial! Ternyata mereka sedang enak-enakan disini. Hmm... nikmati saja kesenangan kalian yang tinggal beberapa menit ini. sebentar lagi kalian akan mengeluh dan menangis karena hukuman dari Presdir" gumam asisten Steve dalam hati.     

Brukk... Steve meletakkan dengan keras semua berkas yang di bawanya dari ruangan ibu Tiara diatas meja Sekertaris Tang.     

Tania dan Youli yang semula berbincang-bincang dan bersenda gurau, seketika menatap tajam ke arah asisten Steve.     

" Hey! kau, asisten Steve dimana sopan santunmu. beraninya kau melakukan ini kepadaku" teriak Sekertaris Tang.     

Tania benar-benar tidak tahu apa itu yang namanya sopan santun siapa kepada siapa.     

Jelas sudah, secara jabatan seharusnya dialah yang harus bersikap sopan kepada asisten Steve, bukan sebaliknya.     

"Hemm...kau masih berani berteriak kepadaku? Sebaiknya kau berdoa saja untuk dirimu sendiri. Jika masih ada waktu luang kerjakan semua laporan ini sekarang juga." ucap asisten Steve dengan nada sedikit tinggi.     

Asisten Steve menunjuk ke arah dokumen atau berkas yang baru saja ia letakkan di atas meja.     

Tania melihat sampul judul dokumen yang sekarang berada di hadapannya. ia mulai mengerutkan keningnya dan mulutnya entah bergumam apa, benar-benar tidak jelas. sepertinya ia tahu apa yang akan terjadi padanya kali ini.     

"Sial! Bukankah itu dokumen yang aku berikan kepada Sekertaris Jiang untuk dikerjakan pagi tadi. Kenapa sekarang ada di tangan asisten Steve?" gumam Tania dalam hati.     

"Tania, Mati kau sekarang. tadi saja saat aku berbicara, kau seakan tidak percaya dan juga tidak perduli. aku tidak menyangka, kau malah melakukan hal sebodoh itu" pikir Youli.     

Asisten Steve masih berdiri dan memandang tajam kepada Sekertaris Tang, yang kelakuannya sangat menyebalkan dan paling tidak bisa menghormati Steve sebagai atasannya. senyum sinis tergambar jelas dari bibir asisten Steve.     

"Satu lagi, selesaikan semua laporan dengan cepat. satu lagi letakkan berkas laporan itu diatas meja Presdir Kim sebelum dia kembali 30 menit lagi, ingat hanya 30 menit. Jika tidak kau boleh mengemasi barang-barang mu untuk meninggalkan ruang kerjamu untuk selamanya" ucap Steve jelas dan tegas.     

Tania menggertakkan gigi, kedua tangan halusnya itu mengepal dengan kuat. ingin rasanya wanita cantik dan berkulit putih bersih ini bangun dari duduknya dan menampar wajah laki-laki yang ada di depannya ini.     

"Kau!" Tania mengacungkan jari telunjuknya ke arah asisten Steve dengan geram dan emosi.     

"Apa?. Hmm...Kau bukan nona besar disini. Jadi, cepat selesaikan atau angkat kaki dari perusahaan ini." asisten Steve tersenyum sinis.     

Sekertaris Tang hanya bisa berusaha menahan amarahnya. ia telah ketahuan melanggar aturan perusahaan dengan melemparkan tugasnya kepada orang lain dan melanggar perintah asisten Steve serta sang presdir secara diam-diam.     

Steve meninggalkan ruangan Tania dengan puas. Ia tidak pernah melihat wajah wanita sombong itu tertunduk tak berdaya.     

"Hmm... Wanita sombong ini. dia pikir, dia siapa disini. berani-beraninya dia cari mati menantang perintah Presdir Kim" gumam Steve.     

"Aaaaaakkhh...."     

Setelah asisten Steve meninggalkan ruangannya, Sekertaris Tang kelakuannya menjadi semakin brutal. ia melampiaskan kekesalannya terhadap barang-barang yang ada di hadapannya.     

Bruaakk... bruaakk...suara barang-barang yang Tania lemparkan. Tania melempar semua barang-barang yang ada di atas mejanya dengan beringas.     

"Steve, kau brengsek!" Umpatnya mencaci maki asisten pribadi sang presdir.     

"Tania! tenang, kendalikan dirimu. sebaiknya kau segera menyelesaikan laporan ini. kau tahu siapa Presdir, ia tidak pernah mengampuni siapapun yang membuat kesalahan."     

Asisten Tania ini berusaha menenangkan atasannya. Youli menepuk pundak Sekertaris Tang dengan lembut, supaya emosinya yang meledak-ledak itu segera turun.     

"Ayo, cepat kerjakan. aku akan membantumu mencari data-data yang kita perlukan." ucap Youli.     

"Yohan, Siapa Tiara bagimu? Kenapa kau melakukan hal ini kepadaku?" gumam Tania lirih.     

Youli sudah memulai aksinya mencari data-data yang diperlukan untuk membuat laporan itu. ia sudah mondar-mandir kesana-kemari dari satu ruangan ke ruangan yang lain, hanya demi meminta data atau dokumen pendukung.     

"Heh! Sialan kamu Tania, aku sudah bersusah payah membantumu mencari data-data. Kau malah duduk diam seperti nona besar disini. Jika, kau memang sangat ingin dipecat terserah saja. aku mau pulang." Ucap Youli dengan ketus kepada atasan sekaligus sahabatnya itu.     

Youli beranjak dari sisi Tania, ketika Youli melangkah kakinya meninggalkan Tania. tiba-tiba tangannya di tarik oleh Tania untuk menghentikannya.     

"Tunggu! Maafkan aku." teriak nona besar keluarga tang ini menghentikan langkah kaki Youli.     

"Apalagi!"Jawab Youli ketus dan jengkel.     

" Jangan pergi, tolong bantu aku. aku tidak akan bisa menyelesaikan ini sendiri." ucap Tania memohon kepada asistennya itu.     

ini benar-benar momen langka, seorang nona muda Keluarga besar Tang sedang tertunduk memohon kepada bawahannya.     

"Cepatlah! Malam ini kita juga harus menghadiri pesta Ulang Tahun perusahaan ini." ucap Youli.     

"Baiklah, mari kita mulai"     

Sekertaris Tang dan asistennya itu, harus bekerja keras dan lembur untuk menyelesaikan laporan yang di minta sang Presdir di laporkan kepadanya hari ini juga.     

Tania dan Youli keduanya terlihat sibuk mondar mandir kesana kemari secara bergantian.     

Seberapa keras pun mereka berusaha Sampai lelah dan kelaparan, laporan itu tidak akan selesai dalam waktu 30 menit. bisa selesai dalam satu hari saja itu sudah sangat hebat.     

"Akhirnya selesai juga" gumam Tania dan Youli dan secara bersamaan menghela nafas lega. mereka berdua melemparkan tubuhnya ke sofa di ruangan Tania.     

Wajah keduanya tak ubahnya seperti kertas yang sudah diremas oleh tangan. lecek, lesu lelah, lapar dan kehabisan tenaga.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.