CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

94. Rumah Sakit Dr. Glen (3)



94. Rumah Sakit Dr. Glen (3)

0dokter Glen mencoba untuk memohon maaf dan restu untuk pernikahan sahabatnya kepada nyonya Kim. "Apa! Tante aku mohon Tiara gadis yang baik restuilah pernikahan mereka. Yohan sangat mencintainya"      
0

" Entahlah...kita lihat saja nanti, masuklah mereka di dalam"jawab nyonya Kim ketus.     

Haesu berjalan meninggalkan Dokter Glen begitu saja menuju pintu keluar tanpa menoleh kebelakang sedikit pun.     

Dokter Glen jadi sedikit khawatir dengan masih pernikahan sahabatnya itu, ia takut Tante Haesu tidak merestui pernikahan keduanya. karena Glen sangat tahu jika mama Yohan ini sedikit keras kepala sama seperti Yohan. Hal itulah yang membuat Glen khawatir.     

Glen melangkahkan kakinya menuju ke kamar inap Tiara. ceklakk....suara pintu terbuka, Dokter Glen melihat Tiara sudah tertidur sedangkan sahabatnya Yohan masih duduk menyandarkan tubuh dan kepalanya dengan mata terpejam di sofa.     

Glen bisa melihat dan merasakan ada beban berat yang sedang ada di pundak sahabatnya itu.     

" Capek ya" tanya dokter Glen dengan Suara pelan.     

" Hemm...Sedikit" jawab yohan dengan membuka mata dan menghela nafas panjang.     

Dokter Glen menepuk pundak Yohan sembari berkata" Hey...sorry, aku terlambat...aku tak mendengar bunyi handphone sama sekali saat papamu berkali-kali menelpon aku. Oh ya... bagaimana keadaan istrimu? kandungannya baik-baik saja bukan?" tambahnya lalu duduk di samping sahabatnya itu.     

Yohan hanya menanggapinya dengan santai, baginya Tiara dan calon bayinya baik-baik saja itu sudah lebih dari cukup" Tak apa Glen... mereka baik-baik saja, itu sudah cukup buatku"     

" Apa kau sudah makan?" tanya dokter Glen.     

" Ya...aku sudah kenyang makan hati malam ini" celetuk sang Presdir. bagaimana bisa ia punya nafsu makan dalam keadaan seperti ini.     

" Ha..ha...aku tak menyangka kamu seorang Yohan, Presdir yang terkenal dingin dan sadis dalam dunia bisnis bisa mengalami keadaan seperti ini juga" goda Glen yang hanya ingin menghibur sahabatnya itu supaya bisa sedikit tenang dan tidak terlalu tegang.     

Pletakk...sentil dahi Dokter Glen oleh Yohan "Ah...gila kamu, aku ini manusia bukan malaikat. sekalipun aku bisa menjadi iblis untuk orang lain, tetapi tidak untuk keluargaku" ucapnya melipat tangan di depan dada dan membuang muka pada Glen.     

" Sial...kamu ini, sakit tahu. gini-gini aku ini dokter lho, main sentil saja. kamu kira aku anak kecil" keluh Glen.     

Yohan mulai bisa bercanda kembali dengan Glen sehingga suasana bisa sedikit mencair menjadi tidak terlalu tegang.     

"Yaps...selama kamu belum bisa punya dedek kecilmu sendiri, ya...tentu saja aku akan selamanya menganggap kamu anak kecil" sindir Yohan kepada Glen hanya untuk bercanda juga memotivasi sahabat baiknya ini untuk segera mencari pasangan hidup dan membina rumah tangga seperti dirinya.     

"Haiiiist...sial sekali aku, tadinya maunya ngerjain kamu malah tersindir sendiri. Puh...iya..iya...yang sudah mau menjadi papa. cariin dong yang seperti istri kamu. imut, cantik, baik bla..bla..bla..." rengekan Dokter Glen dengan segala pujiannya terhadap istri sahabatnya itu.     

" Gak ada...cari sendiri, Tiara cuma satu dan itu hanya buat aku dan milikku. awas kau puji-pujian dia lagi" gerutu sang Presdir kepada sahabatnya dengan muka cemberut karena tidak suka jika istrinya diperhatikan laki-laki lain apalagi sampai di puji-pujian di hadapannya.     

" Ha...ha... cemburu nih. Matilah kau punya istri cantik begitu...ini saja aku cuma bercanda memuji istrimu sedikit saja.w wajahmu sudah seperti ubi hangus begitu. apalagi jika laki-laki lain yang memujinya, bisa mati berdiri kamu" celoteh dokter Glen semakin menggoda sang presdir yang semakin cemburuan ini, sampai-sampai sahabatnya juga ia cemburu.     

Glen masih saja menggoda Yohan dengan banyak-banyak memuji istri sahabatnya itu.     

" Haiist...kamu ini, sudah tahu aku cemburuan masih saja kamu menggodaku, untung saja tidak ku lempar kau dari jendela lantai dua ini" gerutu Yohan dengan wajah cemberut.     

"Puh...sadis sangat, bisa hancur ini muka. tampan begini saja belum punya pasangan. apalagi hancur" Omelan Glen      

Yohan dan Glen saling bertatapan mata dan melihat wajah mereka  dari pancaran mata kedua belah pihak. "Pufff...ha..ha..." keduanya tertawa terbahak bahak selayaknya anak-anak yang baru saja saling bertengkar kemudian berdamai.     

"Sial kau...diam berisik sekali." kata Yohan sambil melihat kearah tempat tidur Tiara. karena terlalu asyik, mereka jadi lupa saat ini Tiara sedang tidur dan butuh banyak istirahat.     

Yohan mengajak Glen untuk ngobrol di luar karena jika mereka tetap di dalam ruangan ia takut kebisingan mereka akan menggangu istirahat Tiara.      

" Bagaimana jika kita di luar saja...kita cari tempat yang nyaman untuk sekedar makan malam, perutku lapar sekali" keluhnya kemudian berdiri dari posisi duduk yang nyaman sejak tadi.     

" Hemm...ternyata selera makanmu sudah kembali, baiklah...bagaimana kalau kita ke restoran di depan rumah sakit ini saja, jadi kita tidak terlalu jauh meninggalkan Tiara mu itu" balas Glen yang juga ikut berdiri bersiap untuk melangkah keluar ruangan.     

" Oke...mintalah doktermu untuk berjaga di depan pintu, jika sewaktu-waktu di butuhkan ia bisa segera menghubungi kita"     

Haiiiist...dasar malaikat penjaga, mau makan saja masih ngrepotin orang! bilang saja gak tega mau meninggalkan istrimu sendiri, gumam Glen dalam hati.     

"Mikirin apa...mau ku sentil lagi?" ucapnya sekali lagi dengan melangkah keluar meninggalkan kamar Tiara.     

" Ya...dasar nyebelin"  celetuk dokter tampan ini.     

mereka berdua berjalan santai menyusuri lorong-lorong di rumah sakit sambil sesekali bercanda, sungguh tidak mencerminkan bahwa keduanya adalah orang-orang hebat dari pewaris keluarga ternama. apalagi Kim Yohan yang terkenal jarang tersenyum didepan orang dan Dokter Glen yang sedikit tertutup kepribadiannya, kini keduanya bisa tertawa lepas sehingga tidak jarang para dokter dan perawat yang melihat keduanya sedikit heran.     

" Hey tutup mulutmu...saking asyiknya kita lupa ini rumah sakit" ucap dokter sambil menutup mulut Yohan dengan telapak tangannya.     

" Ah...dasar kau ini, kau juga yang memancingku sampai seperti ini"      

" Kalau begitu...ayo cepat kita keluar dari sini"     

mereka melangkah kaki lebih cepat untuk menuju ke restoran di seberang jalan depan rumah sakit.      

Hanya perlu waktu beberapa menit saja mereka sudah sampai di restoran itu, mereka memesan beberapa porsi makanan.     

" Hey...untuk apa kamu pesan makanan sebanyak ini?" ucap Yohan yang saja menerima makanan yang diantarkan pelayan.     

" Tentu saja untukmu,...aku sudah lama tidak melihat babi kecil makan di depanku sejak waktu itu" sindir dokter Glen dan juga menggoda Yohan untuk mengingatkan sahabatnya itu tentang kenangan mereka saat kecil.     

Yohan kecil sangat suka makan dengan porsi besar hingga membuat wajahnya bulat dan tubuhnya gendut seperti babi kecil.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.