CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

95. Rumah Sakit Dr. Glen (4)



95. Rumah Sakit Dr. Glen (4)

0" Ah...sial kamu Glen, aku sudah tidak seperti itu Sekarang. kau sendiri juga sama monyet kecil! bukankah kamu yang sering mengambil dan menyembunyikan cemilan dari dalam tasku?" kini giliran Yohan yang menyindir Glen yang suka mengambil makanan kecil milik Yohan dan disembunyikan karena Glen tidak suka jika Yohan nantinya terlalu gendut, gara-gara kebanyakan makan.     
0

"Haiiiist...sial, kau panggil aku monyet. mana ada monyet setampan aku hah, lagi pula aku lakukan itu supaya kamu berhenti dari kebiasaan burukmu itu"      

" Oke...sorry deh, habisnya kamu dulu nyebelin banget Glen. aku juga bukan babi kecil sekarang...coba lihat aku sekarang seksi dan tampan bukan?" Yohan mengedipkan mata ke arah Glen dengan wajah imut dan tampannya layaknya seorang wanita yang sedang menggoda laki-laki.     

Glen yang melihat tingkah laku Yohan yang lucu ini langsung salah tingkah" Hueek...Jangan melihatku dengan wajah dan ekspresi seperti itu. Brengsek kau Yohan... sekalipun kau sangat imut  dan aku masih single, aku juga tidak akan tertarik dengan mu!" Omelan Glen panjang lebar.     

" Ha...ha...aku hanya menggodamu saja, apa kamu masih normal?"      

" Ah... brengsek kau, nih makan itu udang!" gumam Glen sambil menyuapkan paksa seekor udang kecil yang Sudah di kupas ke mulut sahabat baiknya.     

Yohan berhenti tertawa seketika" Dasar...bisa mati tersedak aku bodoh"      

" Rasain...siapa suruh kau begitu jahat kepadaku. aku masih normal gitu, cuma belum ketemu wanita yang cocok saja. sepertinya saat kamu sebelum bertemu Tiara, kau juga seperti aku"      

" Ya...kamu benar, mencari pasangan sejati yang bisa mencintai diri kita sendiri cukup sulit. kalau yang cinta harta kita banyak tinggal pilih saja mereka akan datang dengan sendirinya"     

setelah selesai makan mereka berdua kembali lagi ke rumah sakit. Yohan kembali ke kamar Tiara sedangkan Glen kembali ke ruangannya.     

Yohan mendekati tempat tidur pasien dimana Tiara sedang tertidur lelap saat ini. ia naik ke atas tempat tidur dan berbaring di samping sambil memeluk sang istri" Sayang...jangan membuatku panik seperti hari ini lagi" bisiknya.     

Yohan meletakkan telapak tangannya di atas perut Tiara, ia sedikit kaget ketika merasakan sedikit getaran dari dalam sana. meski belum terlalu kuat ia bisa sesekali merasakannya. Yohan tersenyum ia tahu itu adalah denyut jantung bayi mereka.     

" Sayang...apa kau ingin di elus oleh papa?tentu saja papa akan dengan senang hati melakukannya" Yohan mengelus perlahan perut sang istri supaya Tiara tidak terbangun.     

"Selamat tidur my baby, papa sudah ngantuk...ayo kita tidur sama-sama" gumamnya lirih.     

Yohan mengelus perut Tiara dalam beberapa puluh menit hingga sampai akhirnya sang Presdir pun ikut tertidur lelap di samping Tiara dengan tangan memeluk Tiara tepatnya diatas perutnya, sampai pagi tiba.     

KEESOKAN PAGINYA     

Tok tok tok...suara ketukan pintu dari luar kamar. ceklak... dokter Glen membuka pintu  dan masuk kedalam kamar Tiara, untuk bersiap memeriksa perkembangannya.     

Dokter Glen melihat sahabatnya ini masih saja tidur sepertinya sangat menikmati suasana saat ini, ia mendekati mereka dan berkata" Hey...bangun, jangan buat hidupku lebih mengenaskan dengan melihat kalian seperti ini. tolonglah...ini bukan kamar pengantin" gerutunya     

"Hoaamm..." Yohan dan Tiara membuka mata, mereka berdua lupa jika posisinya sedang di rumah sakit.     

" Ah...kamu ini, pagi-pagi sudah mengganggu orang saja. Pagi kamu bilang???" Dokter Glen menunjuk ke arah jam didinding yang ada di dalam kamar yang sudah menunjukkan pukul 9 pagi" Bangun aku mau memeriksa kondisi istrimu"     

Yohan beranjak dari tempat tidur pasien untuk membiarkan Glen memeriksa kondisi Tiara. kemudian ia berjalan menuju kamar mandi sejenak untuk cuci muka dan kembali menemani Tiara di dalam kamar.     

setelah selesai diperiksa, Tiara dan bayi dalam kandungannya telah dinyatakan baik-baik saja dan sehat dan pagi ini juga ia sudah bisa pulang ke rumah.     

Sesampainya dirumah Yohan meminta bibi alaen untuk meyiapkan beberapa makanan yang bergizi untuk sang istri juga jus buah kesukaan Tiara. Setelah membantu Tiara berbaring  diatas  tempat  tidur, Yohan pun pergi ke kamar mandi. Kemudian berganti pakaian rapi untuk bersiap berangkat ke kantor. ada berkas penting yang membutuhkan persetujuannya terlebih dahulu juga tanda tangannya.     

" Sayang…Aku tinggal ke kantor dulu ya, kamu baik-baik dirumah dengan bibi Alaen. Ingat jangan kemana-mana, jika memerlukan sesuatu mintalah bantuan bibi Alaen. jangan dikerjakan sendiri oke!" ia menundukkan kepala dan mengecup kening istrinya.     

Tiara Cuma tersenyum kepada suaminya" Ya…hati-hati sayang" ucapnya dengan malu-malu karena belum terbiasa.     

Seketika Yohan memandang ke arah Tiara. Ia sangat terkejut mendengar ucapan tiara dan seperti tak percaya" Hah…kau panggil aku apa?" mempertegas pertanyaannya  dengan memasang  telinga baik-baik.     

"Sayang! Suamiku sayang. Hati-hati di jalan" ulangi Tiara yang sedikit malu dengan wajah merona.     

Kim Yohan begitu bahagia mendengarnya, akhirnya wanita yang dicintainya selama ini mau membuka hatinya untuk Yohan, perjuangannya selama ini tidak sia-sia.     

"Yeahh… terimakasih sayang"     

Yohan mengangkat  tubuh Tiara dan memutar tubuh Tiara hingga terangkat ketas seperti boneka saja karena terlalu bahagia.     

Dalam sesaat ia lupa, jika istri kesayangannya itu sedang hamil.  Ia membaringkannya kembali dengan hati-hati. Ia baru saja lepas kendali dan hamper saja membahayakan Tiara.     

" Maaf sayang, aku lupa karena sangat bahagia" katanya dengan wajahnya murung dan merasa bersalah.     

" tak apa aku baik-baik saja. cepatlah ke kantor, steve pasti sudah menunggumu" kata wanita cantik ini menenangkan hati suaminya.     

"Cup" mencium sekali lagi kening Tiara sebagai permintaan maaf.     

Yohan pun menurut dan berjalan ke luar kamar menuju mobil kemudian segera melajukan mobilnya ke perusahaan Lianxi Grup.     

Tiara belum terbiasa memanggil Yohan dengan sebutan suami atau sayang. ia biasanya memanggil suaminya dengan sebutan Yohan atau Presdir, tetapi sejak kejadian malam itu ia tahu bahwa suaminya tulus mencintainya selama ini.     

meskipun pernikahan mereka berdua di mulai seperti tanpa rencana yang matang dan bersifat saling menguntungkan serta mendadak. Ternyata semua itu malah berbuah indah di hatinya.     

Wanita cantik ini juga tidak menyangka jika laki-laki yang seharusnya bertunangan dengan kakaknya tara jiang ini malah memelih untuk menikahinya.     

Padahal ia tahu benar, jika pernikahannya dengan sang presdir berawal dari sebuah kesalah pahaman saja dan Yohan tahu tentang itu semua.     

Entahlah apa sebenarnya alasan Yohan menikahinya, ia sendiri juga kurang tahu. Jika hanya karena wajah cantik dan tubuh seksi?Tara memiliki semua lebih daripada dirinya.     

otak encer dan pandai dalam bisnis? Tetap jawabnya Tara jauh lebih unggul. Cinta? Ini adalah alasan paling konyol yang ia pikirkan. Ia hanya beberapa kali bertemu dengan suaminya sebelum menikah.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.