CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

169. Menjemput Menantu Kesayangan (4)



169. Menjemput Menantu Kesayangan (4)

0Tiara menoleh seketika, saat ia mendengar suara lembut dari papa mertuanya itu. Ia berdiri mendekati keduanya, tetapi belum berani menyapa karena masih ada Tania di sana. Setelah Tania pergi dari ruangan itu, barulah ia menyapa papa dan mama mertuanya dan memeluk keduanya.     
1

" Papa..mama, mengapa kalian berdua di perusahaan ini?" Tanya Tiara yang heran sekaligus terkejut melihat papa dan mertuanya berada di dalam ruangan kerjanya.     

Tiara mempersilahkan keduanya untuk duduk, tetapi nyonya Kim tetap berdiri dengan wajah cemberut dan marah. " Dimana anak nakal itu?" Gumamnya bertanya.     

" Eh...maksud mama Yohan?" jawab Tiara sedikit takut.     

" Ya! Siapa lagi!" Nyonya Kim Melipat kedua tangan di depan dada sambil membuang muka.     

" Oh...Dia sedang rapat dengan para pegawai perusahaan dan juga dengan asisten Steve di ruangan rapat" jelas Wanita cantik ini, ia      

tahu mama mertuanya ini pasti sedang marah karena ia dan Yohan kemarin tidak pulang ke kediaman keluarga besar Kim kemarin, tetapi malah pulang ke villa dan juga tidak memberikan kabar kepada mereka.     

Nyonya Kim tiba-tiba tersenyum" Hmm... kebetulan sekali"  wanita ini mengedipkan mata sebagai sinyal kepada suaminya untuk segera beraksi.     

Tuan Kim berdiri dan berjalan ke arah komputer di meja kerja Tiara, kemudian mematikan komputer itu. Ia mengambil tas sang menantu yang berada di dekat komputer itu dan memberikannya kepada sang istri.     

Nyonya Kim berdiri dan menggandeng tangan menantunya itu. " Berdiri" perintahnya.      

"Eh...baik ma" Tiara hanya mengikutinya saja.     

" Ikut mama! Sekarang" nyonya Kim menggandeng tangan menantunya itu dan mengajak mereka keluar dari ruangan kerja Tiara. mereka berjalan menuju pintu keluar perusahaan dengan cepat sekarang, sebelum  diketahui oleh putranya atau semua yang telah direncanakannya akan hancur sia-sia dan gagal total.     

"Sayang...Apakah ada jalan lain keluar dari perusahaan ini tanpa harus berpapasan dengan Yohan?" tanya Nyonya Kim kepada suaminya dan juga Tiara.     

"Ada ma...lewat tangga darurat." jawab Tiara sambil tersenyum nyengir.     

Seketika tuan dan nyonya Kim memandang kearahnya dengan perasaan heran sekaligus terkejut.     

"Tidak!" kata keduanya bersamaan. disaat yang sama Tiara langsung terdiam dan menutup mulutnya dengan rapat. sepertinya ia sudah salah jawab tadi.     

"Ya, tuhan! Mereka berdua. Papa dan mama menakutkan sekali." Gumam Tiara dalam hati. Iya hanya bisa terus terdiam dan berjalan mengikuti Papa dan Mama mertuanya yang menggenggam erat kedua tangan kanan dan kirinya, masalah olah takut jika iya nanti akan kabur.     

"Ma, pelan-pelan kalau menantu kita jatuh bagaimana?" Protes tuan Kim kepada istrinyayang terlihat tergesa-gesa saat berjalan dan menggandeng menantunya tersebut.     

"Husstt... Diam jangan banyak protes! Kita harus cepat, Nanti keburu bocah nakal itu keluar dari ruang rapat dan menemukan kita sedang membawa kabar istrinya." Jawab Nyonya Kim pelan sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya.     

Perasaan Tiara sudah tidak enak, sepertinya peristiwa kemarin akan terulang lagi hari ini.     

"Pa... Ma, kita jadi lewat tangga darurat?" Tanya Tiara dengan sengaja karena melihat tingkah laku lucu dari Papa dan Mama mertuanya yang seolah-olah sedang bermain kucing-kucingan dengan putranya sendiri. Wanita cantik ini sekarang ibarat ikan asin sebutkan oleh keduanya. Mereka sengaja mengambil jalan yang bersimpangan dengan putranya karena takut putranya akan marah jika mengetahui tingkah laku mereka saat ini.     

"lewat tangga darurat! sayang apa kau bercanda? dengan keadaan mu yang seperti ini mana mungkin kami membawamu keluar dengan melewati tangga darurat dari lantai 5. kami lebih memilih untuk bertengkar dengan Yohan daripada membawamu turun melewati tangga darurat, kau bisa saja kecapean dan itu berbahaya untukmu" jelas tuan Kim.     

Nyonya Kim menghela napas panjang. "sudahlah! kita turun ke lantai bawah dengan lift saja. "mereka bertiga akhirnya berjalan menuju lift pegawai karena jika memakai lift khusus presdir takutnya nanti mereka akan berpapasan dengan presdir Kim.     

'Ting' pintu lift terbuka, mereka bertiga langsung masuk secepatnya.     

"Aduh! Mati aku, Jangan bilang! Kalau mereka mau menculik ku lagi secara diam-diam untuk menjebak putra kesayangannya.     

Haiiiist...mereka ini ya! benar-benar orang tua dan anak sama saja. Suka sekali mengerjai aku" Gumam Tiara dalam hati, namun wanita cantik ini tidak bisa berkata tidak atau apalagi sampai menolak keinginan dari orang tua suaminya.     

" Suamiku! Selamat berjuang untuk menjemputku lagi" pikirnya, ia hanya merasa tingkah laku mereka ini benar-benar konyol dan seperti anak kecil.     

''Ting' pintu lift terbuka dan telah sampai di lantai 1. mereka bertiga langsung  keluar secepatnya menuju pintu keluar perusahaan.     

Semua pegawai hanya melihat saja, tanpa ada yang berani berkomentar. Apalagi sampai menghalangi orang tua dari pemilik perusahaan Lianxi Grup itu pergi dengan salah satu pegawai perusahaan di jam kerja.     

" Sekertaris Jiang mau  pergi kemana itu dengan orang tua presdir Kim" Kata Jean salah satu pegawai wanita yang memakai kemeja putih yang melihat Tiara berjalan beriringan dengan nyonya dan Tuan Kim. Dalam hatinya diam-diam merasa iri kepada Sekertaris Jiang yang terhitung pegawai baru itu.      

" Kalau kau berani! Ya langsung saja bertanya, kelihatannya Sekertaris Jiang juga cuma diam saja tanpa berkata apa-apa" jawab Hana pegawai wanita di sampingnya yang memakai kemeja merah.     

" Apa kau gila! tentu saja aku tidak berani, melawan mereka sama saja dengan cari mati" kata Jean yang tidak setuju dengan usulan gila teman sekantornya itu.     

"Kalau tidak berani ya sudah. Tinggal diam dan jika Presdir Kim bertanya dimana Sekertaris kesayangannya itu. Kita hanya tinggal jawab sesuai dengan apa yang kita lihat. Masalah mereka bukan urusan kita. Sudahlah! Ayo kerja, kerja!" Jelas Hana yang cuek kepada Jean. Ia tidak perduli dengan urusan orang lain, yang paling penting adalah pekerjaannya segera selesai dan dia bisa segera pulang untuk beristirahat nantinya.     

Mereka berdua kembali meneruskan pekerjaan mereka masing-masing, sedangkan Tiara dan kedua orangtua Yohan masuk kedalam mobil meninggalkan perusahaan Lianxi Grup begitu saja tanpa memberitahu suami dan putra mereka Yohan.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     

.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.