CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

181. Undangan Makan Malam (4)



181. Undangan Makan Malam (4)

0Tiara tersenyum kepada keduanya, tetapi Yohan tetap bersikap dingin seperti biasanya. Mereka berdua berjalan meninggalkan Youli dan Tania begitu saja menuju ruangan kerja sang presdir.     
0

" Kau lihat itu, lagaknya sudah seperti nyonya muda Presdir Kim saja. Tersenyum kepada kita, seolah-olah melihat kita ini bawahannya saja. Cih! Seharusnya dia yang mengucapkan salam untuk kita, bukan sebaliknya. Sial!" Gerutu Tania, yang merasa tersaingi dengan keberadaan Tiara.     

" Kau benar! Apa yang akan kamu lakukan? Aku rasa sekarang ini, dia sudah menjadi Sekertaris kesayangannya sang presdir. Dia selalu mendampingi presdir, kemanapun Presdir pergi. Ibarat kata seperti di anak emaskan" Youli dan Tania bergosip sambil berjalan menuju ruang kerja mereka. Pembahasan tentang Tiara yang sedang mendekati sang presdir seakan tidak ada habisnya.     

" Tenanglah, Aku sudah punya cara untuk membuatnya hengkang dari perusahaan ini segera. Dengan begitu, tidak ada lagi yang bisa merebut Yohan dari tanganku" Sorot mata Tania memperjelas, bahwa wanita ini sudah mempersiapkan rencana besar untuk Tiara yang tidak pernah Tiara sadari.     

" Oh, Kau sungguh hebat! aku akan menunggu pertunjukan besarmu itu" Youli tersenyum dan menepuk bahu Tania.     

Tania dan Youli mengatakan segala sesuatu yang buruk tentang ibu Tiara, tanpa menyadari ada orang ketiga diantara mereka yang sedari tadi berdiri di belakang mereka dan mendengarkan semua percakapan kedua ya dengan sangat jelas.     

" Kedua Wanita jahat ini, masih saja tidak jera. Masih saja punya niatan jahat kepada ibu Tiara. Kalian tidak tahu saja, siapa yang akan kalian hadapi jika sampai terjadi sesuatu dengan wanita kesayangannya Presdir itu. Jika cuma kehilangan jabatan dan hengkang dari perusahaan itu bukan masalah besar. Tetapi jika yang hengkang dari Adalah nyawa dari tubuhmu, apa yang masih bisa Kau lakukan?" Pikiran asisten Steve.     

"Eh'em...apakah pekerjaan kalian sudah selesai?" Steve sengaja membuyarkan percakapan mereka berdua dengan suara dehamnya. Ia yang berdiri di belakang Tania dan Youli, memandangi dua wanita itu dengan sinis.     

" Selamat siang asisten Steve. Maaf, kami akan segera kembali keruang kerja masing-masing." Sapa Youli memberi salam kepada asisten Steve, sedangkan Tania tidak Sudi melakukannya dan malah membuang muka dengan sombongnya.     

"Heh! Siapa dia! Kenapa kau harus memberi salam kepadanya" celetuk nya dengan ketus.     

"Tania! Apa yang kau katakan? cepat beri salam kepadanya!" bisik Youli, menarik ujung baju Tania, namun wanita cantik ini tetap diam dengan keangkuhannya." Tania! Cepat! Cari mati kau!" Youli terlihat takut dengan asisten Steve. Bukan apa-apa, ia cuma khawatir jika pembicaraan mereka tadi sampai di dengar oleh asisten pribadi Presdir itu.     

" Maaf, Asisten Steve. Mungkin Sekertaris Tang kurang enak badan, jadi bicaranya sedikit ngawur dan seenaknya" Youli meminta maaf atas nama Tania dan mencubit kecil lengan wanita cantik ini.     

" Ought...sakit. kamu ini apa-apaan, kenapa mencubit ku?" Gerutu Tania.     

Youli berbisik di telinga Tania dengan lirih. "Hei, Tania bodoh! Apa kau sudah bosan bekerja di perusahaan ini. Kau tahu laki-laki di depannya kita ini orang kepercayaan Presdir. Dia bisa memecat orang seperti yang di lakukan oleh Presdir Kim." Kata youli berusaha menyadarkan status Tania, jika jabatan yang ia miliki tak setinggi asisten Steve.     

Steve melihat kearahnya Tania, "Sekertaris Tang! Bukankah aku sudah memperingatkan kau sebelumnya? Jika kamu tidak bisa merubah sikapmu yang sombong itu, kau boleh angkat kaki dari perusahaan ini. Aku rasa presdir juga tidak akan keberatan dengan  itu" Laki-laki ini memberi peringatan kedua kalinya untuk gadis sombong dari keluarga Tang itu, yang selalu membanggakan kekayaan dan kekuasaan kedua orangtuanya. Tetapi sepertinya ia lupa bahwa perusahaan Lianxi Grup, bukanlah di bawah kekuasaan ataupun tekanan keluarganya.     

" Kau! Steve Chou, aku pasti akan menghancurkanmu!" ia menggertakkan gigi dan mengancam Steve, namun sepertinya asisten Steve sama sekali tidak terpengaruh. "Heh! Silahkan saja jika kau bisa!" Steve meninggalkan mereka berdua begitu saja.     

Steve berjalan menuju keruangan sang presdir, dengan membawa beberapa dokumen penting yang harus di periksa dan ditandatangani oleh Yohan. Sedangkan untuk ibu Tiara, Steve juga sudah membuat laporan tentang kunjungan ke lokasi proyek di kota J selain yang telah ia laporan kepada Yohan.     

Tok... tok... tok...Suara pintu diketuk" Masuk" jawab sang presdir yang sudah menunggu lama diruangannya. Steve segera masuk ke dalam ruangan, " Presdir, ini semua berkas yang harus anda tandatangani" Meletakkan beberapa dokumen penting di atas meja Yohan.     

" Ya! Steve... Bagaimana hasil kelanjutan penyelidaikanmu soal perusahaan JT Grup?" Dengan serius memeriksa dan membolak balik setiap lembar dokumen dan menandatanganinya.     

Steve menarik nafas dalam-dalam baru berbicara, " sebenarnya belum ada perkembangan yang berarti, semuanya masih dalam kendali. Tetapi..." Steve menghentikan laporannya dan menutup mulutnya. " Steve bodoh! Apa yang kamu lakukan? Kamu hampir saja berbicara sesuatu yang tidak perlu" Gumamnya dalam hati.     

" Ada apa? Kenapa kau menutup mulutmu? Katakan!"     

" Oh, Sebenarnya bukan hal yang penting, Cuma Sepertinya direktur Lee masih ingin mendekati ibu Tiara. Itu terlihat dari sikapnya yang sedikit kecewa, saat tahu sayang yang datang ke lokasi proyek bukan ibu Tiara."     

" Sial! Playboy itu berani sekali mengejar wanitaku" Gumamnya dalam hati. " Steve! Awasi terus gerak geriknya, juga keluarga Jiang." ia memberikan dokumen yang sudah dia tandatangani. Steve meninggalkan ruangan kerja  Yohan dengan membawa dokumen-dokumen itu ke ruangannya.     

Yohan berjalan ke ruangan Tiara, untuk mengajaknya pulang karena hari sudah sore. Sudah waktunya pulang kantor, dan juga orang tuanya pasti akan marah jika tahu menantunya bekerja sampai sore. Sesampainya di ruangan Tiara, " Sayang...Ayo kita pulang! Papa dan mama akan mengomel jika aku membawamu pulang terlambat" ucapnya sembari berjalan kearah istrinya yang sedang serius menatap monitor komputer. Ia berhenti dan berdiri tepat dibelakang Tiara, " Oh, laporan dari Steve. Sudahlah! Kamu selesaikan besok saja, atau kamu berikan kepada Steve untuk dikerjakan" Yohan Membungkukkan badan, dan mengambil alih pekerjaan Tiara, kemudian mematikan komputer.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.