CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

811. gadis yang Keras kepala



811. gadis yang Keras kepala

0"Puff...." Emelly tiba-tiba tertawa terbahak-bahak saat berada di luar kantor polisi. Bagi ekspresi wajah para pemuda berandal sok kayak itu terlihat lucu sekaligus menggelikan.     
0

Mereka terlihat begitu arogan dalam membanggakan harta kekayaannya dan juga kekuasaan orang tuanya kini harus gigit jari menahan malu dihadapan gadis dan laki-laki yang bahkan tidak mereka kenal, serta telah mereka hina habis-habisan.     

Asisten steve hanya termenung melihat senyuman indah Emelly. Melihat gadis itu tersenyum saja, sudah membuat hatinya begitu tenang dan bahagia. Oh, tuhan. Perasaan apa ini? Mengapa kedua mataku seolah tidak bisa beranjak sedikitpun untuk memandangnya. Kulitnya yang putih bersih laksana salju yang turun di musim dingin. Bulu mata yang panjang dan lentik, menyapu hatiku yang sunyi di setiap kedipan matanya. Bola mata yang bulat berwarna coklat yang cantik dengan tatapannya yang tajam, laksana busur yang melesatkan anak panah tepat ke hati. Bibirnya yang merah, bak bunga mawar yang baru mekar. Rambutnya... Rambutnya....     

"Kakak... Kakak Steve?" Emelly memanggilnya berkali-kali. Tetapi asisten steve masih saja terdiam dan memandangnya tanpa berkedip sedikitpun dengan dihiasi senyuman di bibirnya.     

"Hei! Sedang melamun apa?" Teriak Emelly dengan cukup keras di telinga Steve sambil memukul bahu asisten tampan itu, Hingga Steve terkesiap dan sadar akan lamunannya.     

"Rambut... Itu rambutnya." Tanpa sengaja asisten tampan itu mengucapkan apa yang ada dipikirannya.     

"Ha... Ha... Kakak terkejut ya? Hayo.. rambut siapa?" Tanya Emelly yang baru mulai usil bercampur penasaran dengan isi pikiran asisten steve. Sebenarnya apa yang sedang asisten steve pikirkan, hingga membuatnya melamun seperti itu?     

Asisten steve menata nafasnya. Baru saja jantung terasa hampir copot karena terkejut.     

"Nona membuatku terkejut saja. Ayo kita pulang?" Kata asisten steve dengan wajah merona dan tersipu malu. Apa yang baru saja ia pikirkan tadi? Tanpa ia sadari, ia telah memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak boleh terlintas di pikirannya. Tugasnya hanya menjaga adik sang presdir, tidak lebih dari itu.     

"Tidak mau! Aku tidak mau pulang." Yolah Emelly dengan merengut. Belum juga ia menikmati indahnya kencan malam ini. Tetapi sudah diminta untuk pulang. Emelly sangat kesal, hingga memalingkan wajah dan tidak mau menatap asisten steve sebagai bentuk protes darinya.     

"Tetapi, Nona muda. Sekarang sudah malam. Waktu kita sudah habis untuk berdebat di dalam kantor polisi tadi. Nanti tuan dan nyonya besar akan khawatir, jika kita pulang terlambat." Asisten steve berusaha menjelaskan maksudnya. Sebenarnya asisten steve sendiri, jika bisa memilih untuk membuat keputusan sendiri. Tentu ia tidak ingin pulang cepat sekarang. Dia yang lebih ingin tetap tinggal dan menghabiskan waktu berharga dengan Emelly.     

"Itu akan di urus oleh kakak. Kau dan aku hanya perlu bersenang-senang." Jawab Emelly yang dengan cepat menyambar tangan asisten steve dan menariknya masuk ke dalam mobil.     

"Tetapi, Nona..."     

Mulut asisten Steve di bungkam paksa dengan telapak tangan yang lembut dan harum itu, hingga tidak ada satu katapun yang dapat terucap. "Ya" hanya kata ini saja yang ingin di dengar oleh Emelly malam ini. Gadis cantik ini tidak menerima penolakan bentuk apapun malam ini. Hari ini adalah miliknya, dan tidak ada seorangpun bisa merubahnya.     

"Jalankan mobilnya. Kita kembali ke restoran tadi. Kau berhutang kepadaku untuk makeup dan pakaianku malam ini. Kau harus membayarnya malam ini."      

Emelly menatap sayu mata asisten steve. Tangannya mulai terbuka dan melepaskan bibir asisten steve, ketika laki-laki itu mengangguk setuju dengan kata-katanya.      

Sebenarnya gaun dan makeup hanya sebuah alasan saja. Sebenarnya Emelly sudah tahu, kalau sejak awal kakaknya mengirim bodyguard untuk mengikuti mereka berdua. "Dasar bodyguard sialan! Mereka diam saja tadi saat melihatku dan asisten steve kesulitan. Lalu gunanya apa mereka mengikuti kami? Kalau cuma menjadi obat nyamuk saja.     

Tidak ada pilihan lain untuk asisten steve dan hanya bisa menuruti yang di minta oleh Emelly. Kenyataannya, Emelly memang diminta secara khusus oleh sang presdir untuk menemaninya makan malam. Sungguh tidak sopan, jika dia mengecewakan Emelly.     

Mobil mereka menuju ke restoran yang sama seperti tujuan awal, meskipun sudah pukul 9 malam. Sedikit terlambat untuk makan malam.     

Bodyguard yang di perintahkan oleh sang presdir juga mengikuti mobil mereka dari belakang Secara diam-diam. Hal ini membuat Emelly semakin jengkel. Saat di butuhkan mereka tidak ada, ketika tidak dibutuhkan. Mereka justru menempel terus-menerus seperti prangko.     

"Hentikan mobilnya."      

Para bodyguard itu tidak bisa dibiarkan. Emelly ingin memberikan mereka sedikit pelajaran. Sehingga mereka tidak menguntit kencan gadis ini dan asisten steve lagi.     

"Ada apa? tempat ini sangat sepi dan banyak bandit di daerah ini. Nona muda, sebaiknya kita berhenti di belokan depan saja." Asisten Steve sedikit bingung. Mengapa Emelly tiba-tiba meminta untuk berhenti di tempat yang sepi. Jika dua bodyguard yang mengikuti mereka itu berfikir yang negatif dan melaporkan kepada sang presdir. Hal itu bisa menjadi akhir dari perjalanan karirnya sebagai asisten Presdir.     

"Tidak bisa! Aku harus turun dan menghajar mereka." Jawab Emelly yang menolak dengan keras usulan asisten Steve. Gadis ini bahkan sudah memegang handle pintu mobil dan bersiap turun, meskipun asisten Steve tidak ingin menghentikan laju mobilnya.     

Shett...     

laju mobil mobil yang kencang, seketika berhenti. Ketika asisten Steve menginjak rem mobilnya. Yang dilakukan Emelly sangatlah berbahaya. Bagaimana bisa gadis itu sengaja membuka pintu di saat mobil masih melaju.     

Rem mobil yang mendadak membuat sedikit goncangan di dalam mobil.     

"Kau baik-baik saja?" Tanya asisten Steve yang dengan cepat menoleh ke belakang untuk mengetahui keadaan Emelly. Jika mungkin terjadi benturan dialami gadis itu karena menghentikan mobil secara mendadak.      

Asisten Steve hanya bengong, ketika melihat kursi belakang sudah kosong. Dimana Emelly? Cepat sekali gadis itu menghilang. Steve berharap gadis itu tidak terlempar tadi. Laki-laki ini dengan cepat turun dari mobil untuk memastikannya.     

------------------------------     

Hai, readers...     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan     

1. Kado (Gift) ya     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintan     

4. jejak cantik dengan komentar positi     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya     

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasi     

1. CALON ISTRIKU YANG MAN     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET Wife     

See you next day, I LOVE YOU ALL...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.