CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

806. Biarkan aku memelukmu sebentar saja



806. Biarkan aku memelukmu sebentar saja

0Jangan teringat dengan kata-kata tiara yang baru saja istrinya katakan di taman tadi. Hal ini membuat Yohan sedikit berhati-hati untuk bersikap. Jangan sampai kelakuannya membuat Tiara tersinggung.     
0

Meskipun Yohan sangat ingin memeluk, mencium, bahkan melakukan sesuatu yang lebih dari itu. Yohan harus bisa menahannya kali ini, walaupun itu akan terasa berat baginya.     

Bayangkan saja, jika kau sebagai seorang laki-laki normal dan berstatus sebagai suami. Kau melihat istrimu sangat cantik dan menarik bagimu, serta penampilannya begitu sexy, membuat kedua bola matamu seolah tidak bisa berpaling darinya. Kalian berdua ada di dalam sebuah kamar yang indah dan mewah. Ya, hanya berdua saja.     

Apa yang akan kau lakukan? Bercinta, bercumbu rayu, atau mungkin menghabis penuh kehangatan dengan pasanganmu. Mungkin hal ini yang terbersit di pikiran kalian, para lelaki. Hal ini pula yang sedang mengisi pikiran Presdir tampan ini. Tetapi pikiran dan keinginan indah itu sekarang hanya akan menjadi sebuah khayalan saja bagi Yohan. Ia baru saja mendapatkan kartu merah dari Tiara, yang membuatnya tidak bisa banyak berbuat sesuatu yang ada dan sesuai dengan yang Yohan pikir.     

Yohan berjalan masuk dengan malas. Awalnya ia begitu bahagia dan semangat melihat penampilan Istrinya yang begitu cantik dan menggoda. Tetapi tidak untuk sekarang ini.      

Tak ada sepatah katapun yang terlontar dari bibir Yohan. Ia hanya duduk di sofa kamar itu. Kemudian berbaring diatasnya dan memejamkan matanya, dan berharap semua akan baik-baik saja.     

Tiara yang masih berdiri terpaku di depan pintu almari, merasa sangat malu. Ia sudah berdandan habis-habisan, bahkan berpakaian begitu transparan. Tetapi Yohan tidak berkomentar apapun, bahkan tidak meliriknya sama sekali. Hal ini membuat Tiara sedikit kecewa dan berfikir Yohan sedang marah kepadanya.     

Rasa cemburu Tiara semakin menjadi. Pikirannya terbang melayang kepada Sekertaris Tang. Isi pesan singkat yang dikirimkan oleh wanita itu kepada suaminya begitu mesra. Rasa curiga mulai muncul, seperti api yang menjalar dan membakar sedikit demi sedikit segala sesuatu yang di lewati.     

Tiara mengurungkan niatnya untuk berganti pakaian. Ia langsung berjalan dengan cepat kearah tempat tidur, kemudian berbaring dengan menyelimuti tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Selimut itu benar-benar menutupi tubuhnya. Tubuhnya yang mungil itu seperti adonan pasta kacang yang masuk sempurna dalam balutan tepung seperti kue mochi.     

Tiara mulai menggerutu kesal karena suaminya yang dianggap tidak lagi tertarik kepadanya. Rasa cinta Yohan mulai luntur dalam pikiran Tiara dan berpaling kepada wanita lain. Semua itu jelas tidak benar. Mereka berdua hanya sedang salah paham satu sama lain.      

Yohan tidak pernah berpaling sedikitpun dari Tiara. Bagi Yohan hanya Istrinya yang paling ia cintai dan tidak pernah ada wanita lain di hatinya. Hal yang dilakukan oleh Yohan malam ini, hanya sebagai bentuk penghormatan Yohan untuk permintaan Tiara tadi.      

"Wanita iblis mana yang berani menggoda suamiku. Awas saja! Jika, aku bertemu dengannya. Aku akan menjambak rambutnya, dan melumatnya sampai hancur." Gumam Tiara dalam kemarahannya.      

Tanpa Tiara sadari rasa cemburu dan kemarahan telah membakar hatinya dan menghilangkan logika di dalam dirinya. Tiara lupa kalau ia sendiri yang membuat Yohan menjauhinya malam ini. Bukan karena adanya wanita lain yang seperti Tiara pikirkan.     

Air mata mulai menetes. Rasa tidak rela telah datang. Bukankah Tiara yang sekarang tidak atau belum merasakan cinta dan kedekatan dengan Yohan. Lalu mengapa hatinya terasa begitu sakit? ketika ada wanita lainnya diluar sana, yang kemungkinan menjalin hubungan dengan suaminya.     

"Mengapa aku menangis? Apa-apaan ini? Mengapa aku tiba-tiba merasa cemburu?" Kata Tiara dalam hati. Ia mulai menyeka air matanya, ketika menyadari ada sesuatu yang aneh dalam hatinya.     

Tiara berfikir untuk segera keluar dari situasi konyol dan memalukan ini. Ia hendak membuka selimut dan berganti pakaian tidurnya untuk menghilangkan rasa malunya saat ini. Tetapi tiba-tiba seperti ada sebuah tangan kokoh yang memeluknya dari belakang dan tidak membiarkan dirinya untuk lepas.     

"Jangan bergerak. Biarkan aku memelukmu. Aku tidak akan melakukan Al yang membuatmu marah." Bisik Yohan dari luar selimut telah berwarna putih dan lembut itu.     

Mendengar perkataan suaminya. Tiara baru sadar, jika Yohan bukan mengabaikannya. Tetapi melakukan apa yang Tiara minta. Menjaga jarak dan menghindari kontak fisik untuk sementara waktu, kecuali jika Tiara sendiri yang menginginkan hal itu terjadi.     

Air mata Tiara kembali berlinang. Tetapi kali ini bukan karena ia sedih dan kecewa, melainkan merasa terharu dan bahagia. Ternyata pikirannya tadi hanya sebuah kesalahpahaman saja. Tiara rasa sayang dan cinta suaminnya. Meskipun Tiara malu untuk mengakuinya.     

Yohan masih memeluk Tiara dengan erat. Sama sekali tidak ada perlawan yang berarti dari Tiara di dalam selimut itu. Hal ini membuat Yohan tersenyum bahagia. Entah Tiara tidak menolaknya karena sudah tertidur, atau alasan yang lainnya. Yohan tidak perduli. Yang jelas, ia bahagia bisa menghabiskan malam yang indah ini bersama istri, meski hanya bisa tidur dan memeluk Tiara sepanjang malam.     

Baru saja beberapa menit Yohan merasakan kehangatan. Sudah ada seseorang yang mengetuk pintu kamar mereka.     

"Tuan muda, Nyonya muda. Makan malam sudah siap. Tuan besar dan nyonya besar telah menunggu di meja makan." Terdengar suara bibi Sue dari luar pintu. Seperti biasanya, kepala pelayan wanita ini melakukan tugasnya untuk memanggil semua anggota keluarga untuk makan malam, ketika semuanya telah siap.     

Yohan yang tidak ingin kehilang momen berharga ini memilih untuk bungkam. Ia bisa menahan lapar dan kehilang kesempatan untuk makam malam. Tetapi tidak ingin kehilangan kesempatan untuk dekat dengan Tiara. Biarkan saja bibi sue berfikir kalau mereka berdua sudah tertidur lelap.     

"Eh, mengapa tidak ada jawaban? Apa tuan dan nyonya muda sudah tidur?" Pikir bibi Sue.     

Kepala pelayan itu tidak serta Merta meninggalkan tempat itu. Ia mengulangi sekali lagi untuk memanggil tuan dan nyonya mudanya untuk makan malam. Tetapi hasilnya tetap sama, tidak ada jawaban dari dalam kamar itu.     

-----------------------------     

Hai, readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. Pernikahan kilat : istriku yang nakal, jangan lari!     

See you next day, I LOVE YOU ALL.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.