CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

162. Sekarang Giliran ku mengerjaimu (1)



162. Sekarang Giliran ku mengerjaimu (1)

0Yohan melihat kearah bibi Alaen yang berdiri didepannya kemudian menjawab pertanyaan sang pelayan. "Kamarnya dikunci dari dalam oleh Tiara" kata Yohan menjawab pertanyaan pelayannya itu dengan santai. Yohan sudah menganggap bibi Alaen sebagai keluarganya sendiri.     
0

"Puff... Jadi, tuan muda dihukum Nyonya muda untuk tidur di luar. Pasti tuan muda usilnya kelewatan ya? Sampai nyonya muda ngambek begitu."  Kata bibi Alaen sembari tertawa.     

"Bibi malah tertawa. Ya, begitulah. Aku tidak bisa tidur di ruangan yang berbeda dengannya, sedangkan aku tahu dia berada di dekatku." Keluh sang tuan muda yang berbagi perasaan gelisah ya dengan pelayanannya itu.     

Bibi Alaen hanya tersenyum. Tuan muda yang biasanya pintar dan jenius menghadapi segala permasalahan. Sekarang seolah menjadi mendadak bodoh hanya karena dimarahi oleh istrinya.     

"Tuan muda tunggu di sini sebentar. Saya akan mengambilkan sesuatu yang membuat tuan muda bisa kembali bersama Nyonya muda malam ini." Kata bibi Alaen yang kemudian melangkahkan kaki menuju kamarnya untuk mengambil sesuatu.     

"Dasar bibi Alaen. Memang apa yang bisa ia lakukan untuk membantuku. Mungkinkah Dia akan membujuk Tiara untuk membuka pintunya? hmm... Tetapi aku tidak yakin jika Tiara mau untuk melakukan itu." Gumam Yohan yang sedang berbicara sediri sambil berdiri bersandar di dinding menunggu bibi Alaen kembali.     

Sesampainya di dalam kamar bibi Alaen membuka laci di dekat tempat tidurnya dan mengambil kunci cadangan dari kamar tuan dan nyonya mudanya itu kemudian ia segera berjalan kembali menuju kamar tamu, dimana Yohan sedang menunggu kejutan yang akan diberikan pelayan ini.     

beberapa saat kemudian pelayan wanita itu kembali sambil membawa sebuah kunci cadangan kamar tuan mudanya di tangannya.     

"Tuan muda ini untukmu, segera kembalilah ke kamarmu dan bujuklah nyonya muda. aku yakin Sebenarnya Nyonya juga sedang menantikan tuan muda segera datang untuk membujuknya." kata bibi Alaen sembari tersenyum dan menyerahkan kunci cadangan itu kepada Tuan mudanya dan Yohan menerima kunci itu dengan senyum menyeringai di bibirnya. Entah ada rencana apalagi yang ia pikirkan untuk mendapatkan maaf istrinya. yang jelas sekarang hatinya sedang bahagia telah punya kunci kamar tidurnya, sehingga ia tidak perlu lagi tidur terpisah dengan istrinya.     

Yohan menerima kunci cadangan kamar dari bibi Alaen dengan tersenyum. "Benar juga ya. mengapa aku tidak terfikir dengan kunci ganda dari setiap kamar ya he..he..." pikir Yohan dalam hati.     

"Terimakasih bibi. Kau memang selalu bisa diandalkan. "Kata Yohan berterimakasih. Nasibnya malam ini telah diselamatkan oleh pelayannya.     

"Sama-sama tuan muda. Maaf saya harus kembali ke kamar untuk beristirahat." kata bibi Alaen meminta izin.     

"Ya...bibi harus banyak istirahat." jawabnya singkat.     

Setelah mendapat izin dari tuan mudanya. bibi  Alaen berjalan meninggalkan depan pintu kamar tamu, dimana tuannya itu sedang berdiri sekarang untuk kembali ke kamarnya lagi.     

"Dasar pasangan ini. semakin lama semakin membuat orang gemas dan iri saja. semoga tuan dan nyonya muda bisa bahagia selamanya." doa dan harapan bibi Alaen untuk kehidupan rumahtangga keduanya selanjutnya.     

Sesampainya di kamar bibi Alaen langsung beristirahat. Ia hanya bisa berharap tuan mudanya bisa berhasil membujuk istrinya.     

Yohan berjalan menuju kamarnya dengan membawa kunci cadangan di tangannya.     

"Sayang, aku datang! "Kata Yohan sambil tersenyum bersemangat. Kali ini istrinya tidak akan bisa kabur lagi.     

Sesampainya di depan pintu kamarnya. Iya segera membuka pintunya dengan perlahan hingga tidak menimbulkan suara yang berarti. kemudian ia masuk ke dalam kamar secara diam-diam agar istrinya tidak terganggu tidurnya.     

laki-laki ini Melihat istrinya yang sudah tertidur pulas itu kemudian berjalan menghampiri tempat tidur untuk ikut berbaring disampingnya.  Yohan menarik nafas lega, Akhirnya malam ini ia bisa kembali lagi ke dalam kamarnya dan tidur sambil memeluk istri kesayangannya itu. ia tidak menyalahkan Tiara. diakui atau tidak kemarahan istrinya berawal dari perbuatannya sendiri. ia hanya berharap besok pagi, istrinya sudah melupakan semua kejadian malam ini dan memaafkan kesalahannya.     

" Bibi Alaen memang hebat. terimakasih bibi Alaen." gumam yohan dalam hati. ia yang sudah ngantuk sedikit demi sedikit menutup matanya hingga tertidur pulas malam ini di samping istrinya.     

KEESOKAN PAGINYA     

Cuiit cuiit cuiit suara kicauan burung-burung di pagi hari di tambah kehangatan sinar mentari pagi yang telah mengintip melalui celah-celah kaca jendela. udara segar telah berhembus di sekitar lingkungan villa ini.     

Hoaammm.... Tiara baru membuka matanya dengan perlahan dan menggeliat merenggangkan tubuhnya. ia seperti melihat suaminya Yohan sampingnya sedang tidur pulas, tetapi Tiara mengabaikannya. "Hemmm...aku seperti melihat Yohan, emm...tidak mungkin aku pasti hanya salah lihat saja. Jelas-jelas aku telah menghukumnya untuk tidur di kamar tamu tadi malam dan aku yakin pintunya sudah terkunci." Pikiran Tiara.     

Tiara memutar badan membelakangi Yohan karena menganggap apa yang ia lihat hanya halusinasinya saja yang masih mengantuk.     

Tiba-tiba Yohan  menggeliat dan tangannya jatuh di pinggang Tiara. mata Tiara Seketika langsung terbuka lebar karena kaget. Ia memegang tangan suaminya.     

"Hmm... ternyata benar dia. Bagaimana cara Yohan masuk ke dalam kamar? Ia bukan hantu ataupun super Hero yang bisa keluar masuk ruangan terkunci dengan mudah" gumam wanita cantik ini sembari membalikkan badannya dan menatap suaminya.     

Tiara sedang memikirkan ide lucu untuk mengerjai balik suaminya yang telah usil kepadanya tadi malam. Wanita cantik ini bangun dan mengambil spidol marker lebih dulu di dalam laci meja kamar dekat tempat tidur. Ia mulai menggambar sesuatu di wajah suaminya.     

Tiara mulai Menggambar lingkaran di mata, bulat dengan warna hitam penuh di kedua bulatan kelopak mata suaminya yang masih tertutup rapat, bulatan kecil sebesar permen coklat kecil di ujung hidung Yohan dengan warna hitam, dan membuat kumis kucing di kedua sisi suaminya.     

"Pufff...." Tiara mencoba menahan tawa ketika melihat gambar kucing kecil di wajah suaminya. Setelah selesai ia meletakkan kembali alat tulis itu ke dalam laci mejanya, sambil menunggu suaminya bangun dan melihat reaksi Yohan.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.