CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

166. Menjemput Menantu Kesayangan (1)



166. Menjemput Menantu Kesayangan (1)

0Tuan dan nyonya Kim berjalan ke luar rumah dan memanggil sopirnya untuk menyiapkan mobil dan bersiap berangkat menuju Villa Pribadi Yohan untuk menjemput  dan membawa menantunya kembali kembali keluarga besar Kim. Bagaimanapun mereka harus bisa membawa pulang kembali menantunya ke kediaman keluarga besar Kim dan putra mereka pasti akan ikut pulang juga. Tidak mungkin Yohan yang posesif itu membiarkan istrinya dibawa begitu saja oleh mama dan papanya lagi.     
0

Di tengah perjalan ke villa Yohan, Nyonya Kim membicarakan tentang rencananya untuk meresmikan pernikahan Yohan dan Tiara dengan cara mengadakan resepsi pernikahan untuk keduanya dengan mewah.     

bagaimanapun yohan adalah putra satu-satunya dari keluarga besar Kim. bagaimana bisa pernikahannya hanya dilakukan dengan cara yang sederhana saja. Lagi pula mereka juga belum pernah mengadakan pesta pernikahan anak-anak mereka, mengingat Emelly putrinya masih kuliah dan Yohan sendiri menikah secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan mereka.     

" Sayang, Bagaimana jika kita membuat pesta pernikahan untuk Yohan dan Tiara. Mereka sudah menikah dan akan memiliki bayi tetapi tidak banyak orang yang tahu tentang pernikahan mereka. Bagaimana pendapatmu?" Wanita ini berbicara dengan serius kepada suaminya tentang harapannya ke depannya.     

Tuan Kim sedang berfikir, ide dari istrinya ini cukup bagus. Walaupun begitu pesta pernikahan ini tidak hanya bisa di lakukan oleh keluarganya saja, tetapi keluarga Jiang juga harus tahu. Akan menjadi hal yang lucu jika keluarga Kim membuat pesta pernikahan Yohan dan Tiara, tetapi orang tua Tiara malah tidak tahu apa-apa. sepertinya Tuan Kim harus mendiskusikan rencana istrinya ini dengan keluarga Jiang yang merupakan orang tua dari menantunya itu.     

" Hmm...Ini ide yang bagus! tetapi kita tidak bisa melakukannya sendiri" jawab Tuan Kim. Laki-laki ini tetap bersikap tenang seperti biasanya.      

"Maksudmu apa? Bukankah ini hal yang mudah bagi kita! Memang apa yang tidak bisa kita lakukan sendiri?" bertanya dengan heran, kenapa suaminya berkata seperti itu. Bukankah hal yang mudah bagi mereka jika hanya membuat pesta saja. Uang bukanlah sebuah masakan besar bagi mereka, apalagi tempat resepsinya. Mereka hanya tinggal tunjuk tempat yang mereka inginkan atau memakai hotel milik mereka sendiri yang tersebar di berbagai kota. jikalau pun Yohan dan Tiara ingin mengadakan pesta di tempat terbuka, mereka juga tidak akan keberatan. yang penting baginya adalah keduanya bisa bahagia.     

Tuan Kim menghela nafas panjang, ia sepertinya harus menjelaskan dengan detail kepada istrinya" Maksudku! Jika kita membuat pesta pernikahan untuk mereka. Maka kita juga harus membicarakan hal ini dengan keluarga Jiang. Kamu tahu bukan? Jika Yohan dan Tiara menikah secara diam-diam dan sampai sekarang keluarga Jiang juga belum mengetahui jika mereka sudah menjadi pasangan suami-istri." jelas tuan Kim kepada istrinya dengan apa yang ia maksudkan tadi.     

Nyonya Kim menganggukkan kepalanya.     

"Hemm...Kau benar! Apa yang harus kita lakukan, tidak mungkin kita terus merahasiakan semua ini terus-menerus. Semakin lama perut menantu kita akan semakin membesar dan aku tidak mau ada gosip yang tidak sedap tentang dia. Itu juga bisa membawa nama buruk untuk keluarga kita. Ya menskipun Yohan juga tidak akan perduli tentang itu. Berita-berita tidak sedap seperti itu bisa ia bereskan dengan mudah." Nyonya Kim diam dan berfikir dengan serius untuk mencegah semua hal buruk itu terjadi.     

" Aku juga tidak akan membiarkan itu terjadi. Tiara gadis yang baik mana mungkin kita bisa membiarkan hal seburuk itu menimpanya dan juga cucu kita. Yohan bisa melindunginya dengan caranya dan kita dengan cara kita sendiri." sahut tuan Kim berusaha memberikan solusi tanpa harus berdebat dengan Yohan tentang semua rencananya dan juga istrinya.     

" Aku setuju. Baiklah...kita akan mencari caranya nanti, sekarang kita turun dulu dan segera masuk kedalam untuk bertemu dengan menantu kita. Anak nakal itu pasti sudah berangkat ke kantor pagi tadi dan istrinya di rumah bersama bibi Alaen." jawabnya nyonya Kim sembari mengajak suaminya untuk segera turun l. Mereka berdua telah sampai di villa Yohan. Keduanya turun dan berjalan menuju ke pintu depan villa pribadi putranya itu.     

Tuan dan nyonya Kim berdiri di depan pintu. Suasana di villa putranya ini memang berbanding terbalik dengan kediaman keluarga besar Kim. Jika di kediaman kedua orang tua Yohan itu di penuhi banyak pelayan yang siap melayani kapan saja. Di villa yohan yang cukup besar itu hanya ada seorang pelayan saja yang melayani putranya selama ini karena putranya jarang pulang dan lebih sering melakukan perjalanan bisnis.     

Ting tong ting tong...suara bel yang tengah dipencet dari luar pintu. Bibi Alaen segera berlari membukakan pintu. mengintip siapa yang datang dari lubang kecil yang ada di daun pintu. Mata pelayan ini membulat kaget, ketika melihat dua orang yang tengah berdiri di luar pintu.     

"Hah... Tuan dan nyonya besar, mereka pasti mencari tuan dan nyonya muda." Gumam bibi Alaen dalam hati.     

Ceklak.... Pintu terbuka. Ia melihat tuan dan nyonya besar Kim sedang berdiri di depan pintu" Tuan, nyonya! Selamat datang." bibi Alaen mempersilakan keduanya masuk kedalam rumah. "Oh, tuhan. Apakah tuan dan nyonya besar ingin menjemput nyonya muda lagi." Pikiran bibi Alaen.     

Tuan dan nyonya Kim berjalan masuk ke dalam rumah kemudian duduk di sofa ruang tamu. sedangkan pelayan tua itu sedang berdiri di depan mereka siap untuk menerima perintah dari keduanya.     

"tuan besar, nyonya besar ingin minum apa biar saya siapkan ?" kata bibi Alaen.     

"teh hangat saja bibi"jawab Tuan Kim kepada pelayan itu.     

"baik Tuhan tunggu sebentar saya akan membuatkannya "jawab  Bibi Alaen sembari berjalan meninggalkan keduanya untuk menuju dapur dan membuat teh.     

beberapa saat kemudian pelayan itu kembali ke ruang tamu dengan membawa dua cangkir teh hangat di atas nampan yang ia bawa dengan tangannya untuk diserahkan kepada tuan dan nyonya besarnya.     

" Bi... Dimana nyonya mudamu? tolong panggilkan dia ke sini kok mama bilang padanya Papa Mama mertuanya telah datang." Wanita  mama Yohan ini Melihat-lihat sekeliling berharap melihat menantunya di rumah dan bisa membawanya pulang  lagi ke kediaman keluarga besar Kim. Meskipun putranya tidak setuju, ia akan tetap membawanya.     

Bibi Alaen ini terlihat bingung akan menjawab apa kepada tuan dan nyonya besarnya itu karena nyonya mudanya sedang tidak berada di rumah saat ini, begitu pula tuan muda Yohan. Ia takut tuan dan nyonya besar Kim akan marah.     

" Hmm...itu..itu Tuan muda dan nyonya muda sudah berangkat ke kantor  sejak tadi pagi" jawabnya sembari menyajikan teh di atas meja. Terlihat raut wajah khawatir di wajah pelayan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.