CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

185. Undangan Makan Malam (8)



185. Undangan Makan Malam (8)

0Tiara mendekat dan sengaja menggoda Yohan kali ini, ia ingin tahu sekuat apa suaminya bisa menahan godaannya. Jika benar akan pergi keluar, maka godaannya ini tidak akan berhasil. Kecuali Yohan membatalkan, rencananya untuk keluar rumah.     
0

Yohan cuma tersenyum, ia tahu istrinya sedang mencoba menggoda dengan sengaja. "Sayang! Apa kau tidak takut aku akan memakan mu, sebelum makan malam?" Yohan meraih pinggang istrinya yang masih berbalutkan handuk mandi saja, dan memandanginya kemudian menciumnya dengan lembut.     

" Sayang, jangan!!nanti pakaianmu basah. Ayolah...aku tidak menggoda. Aku cuma..." Tiara menghembuskan nafas ke telinga suaminya. Yang membuat laki-laki ini sedikit merinding geli.     

" Aku cuma...mengerjaimu saja ha...ha..." Kata Tiara sambil tertawa dan berlari kecil menghindar menjauh dari suaminya.     

" Kau...Dasar nakal! Aku akan menghukummu!"  Yohan mengejarnya sampai tertangkap dan Menggendong Tiara dan meletakkan wanita cantik ini diatasi tempat tidur. Kemudian mencumbunya, menciumnya dan melumat bibir merahnya yang basah dengan lembut dan penuh dengan perasaan, dengan jari-jarinya yang sudah sangat lincah bergerilya menjelajahi setiap bagian dan setiap inci dari tubuh istrinya. Sepertinya sang presdir sudah sangat hafal benar semua letak lekuk tubuh itu.     

"Hemm...emm...."      

Yohan menarik kaitan handuk Tiara, tetapi Tiara mencegahnya. " Sayang, bukankah kau akan pergi bertemu dengan seseorang. Kamu bisa terlambat loh"  Tiara Mengedipkan sebelah matanya dengan genit.     

"Mati kau! Mau pilih yang mana? disini bersamaku atau pergi keluar ha..ha.." Gumam wanita cantik ini dalam hati.     

Yohan cuma tersenyum. Perangai nakal Tiara jarang bisa ia nikmati. Bagaimana mungkin ia bisa melepaskan momen seindah ini demi seseorang yang tidak penting di luar sana.     

" Ah! Sayang kamu benar-benar jahat! Kenapa kau membuatku dilema? Tetapi aku tidak keberatan loh, jika harus terlambat beberapa menit saja atau satu jam, 2 jam,  3jam" kata Yohan menggoda ketika melihat istrinya dengan senyuman genit.     

"Kau mau mengerjaiku? Sayang...Kamu tidak akan bisa. Jangankan cuma makan malam! Rapat penting saja bisa aku batalkan buat kamu ha..ha.." Yohan tersenyum puas dalam hati.     

Mendengan jawaban suaminya, Tiara langsung menelan ludahnya dengan kasar. Sepertinya kali ini sedang salah perhitungan.     

" Apa! Tidak...tidak, kamu cepat berangkat sana?" Tiara mendorong tubuh suaminya, tetapi jelas tidak akan bisa. "Sial! Ini sih namanya senjata makan tuan! Mau mengerjai, malah dikerjai olehnya" gumamnya dalam hati, dengan memasang wajah cemberutnya.     

" Oh, Sudah terlambat untuk menyesal. Sayang...Aku tidak bisa mundur lagi" kata Yohan semakin menggoda istrinya. Ia mulai melanjutkan lagi bercumbu dengan istrinya. membuka kancing kemejanya satu persatu, ciumannya tak pernah ia lepaskan sedikitpun. tubuhnya sudah mulai panas, keduanya semakin mesra.     

" Ehm..hemm..." suara hasrat yang menggelora diantara keduanya.     

Tok...tok ....Pintu di ketuk kembali oleh seseorang di luar sana.     

"Tuan muda dan nyonya muda. Tuan dan nyonya besar sudah menunggu di bawah" teriak bibi Sue dari balik pintu sekali lagi. " Tuan muda maaf, saya tidak bermaksud mengganggu he he.." Gumamnya dalam hati, yang secara tidak sengaja mendengar suara Yohan dan Tiara dari balik pintu.     

" Haiist, Sial! Sudah 2 kali ini mereka mengganggu kesenanganku. Aku akan membalas mereka nanti" Yohan bangun dari tempat tidur dengan perasaan jengkel dan wajah cemberut.     

" Iya! Kami akan turun" Teriaknya keras, seolah melampiaskan kekesalannya.     

Tiara memakali kembali handuknya. "Ha...ha..." Tiara tertawa geli, benar-benar lucu melihat  Yohan yang seperti ini.     

" Kamu tertawa! Lihat saja, aku akan menghukummu nanti setelah makan malam" ancaman Yohan kepada istri genitnya malam ini.     

Tiara langsung terdiam." Dasar jahat!".     

Yohan merapikan kembali pakaiannya dan Tiara juga segera berganti pakaian.     

"Sayang, berdandanlah yang cantik! Kita akan kedatangan tamu istimewa malam ini" kata Yohan kepada istrinya.     

" Eh...Siapa?" Tiara menoleh dengan cepat karena penasaran.     

Yohan mengedipkan bahunya. " Entahlah! Aku juga tidak tahu? Mungkin teman papa dan mama, kita cukup mengikuti mereka saja" jelasnya.     

"Oh, baiklah" Tiara mengambil pakaian membuka lemari pakaiannya, terlihat gaun bewarna biru dan merah di hadapannya. ia terlihat sedikit bingung akan memakai yang mana.     

Yohan melirik kearah istrinya dan tersenyum. "Yang biru, aku suka dan kamu cantik, jika memakainya" bisik Yohan.     

Tiara mengambil dan memakai gaun sesuai pilihan suaminya itu." Bagaimana? Cantik?" Tanya wanita cantik ini dengan polos.     

" Tentu saja, Siapa yang akan lebih cantik dari kamu"  jawab Yohan. Senyuman hangat mekar dari kedua bibir mereka.     

Pakaian itu memang sangat cocok dipakai untuk Tiara. Memberi kesan polos, sederhana, manis namun tetap elegan. Hanya ditambah sentuhan sedikit make up tipis dan natural saja, Tiara sudah terlihat sangat cantik bahkan bisa di katakan lebih cantik dari saudaranya Tara.     

Tiara merasa baju yang di pakainya kali ini terlalu ketat dan sesak nafas rasanya jika dipakai.     

" Sayang, bolehkah aku ganti baju lagi?" Tanyanya kepada Yohan. Ia tidak ingin suaminya kecewa. Bagaimanapun gaun itu adalah pilihan Yohan.     

"Oh, kenapa?" Tanya laki-laki tampan ini.     

"Ini terlalu ketat dan sesak. Aku merasa kurang nyaman untuk memakainya dalam waktu yang lama." Jawab Tiara dengan jujur.     

"Baiklah, pakailah pakaian yang bisa membuatmu nyaman sayang. Pakai apapun kamu akan tetap cantik" celetuknya mendukung pilihan istrinya.     

Tiara kembali berjalan menuju lemari untuk berganti pakaian  sekali lagi. Ya mungkin ini yang membuat mereka berdua membutuhkan waktu yang cukup lama di dalam kamar.     

"Sayang, bagaimana dengan gaun merah ini?"     

" Cantik"     

"Bagaimana gaun hijau ini?"      

"Cantik"     

"Bagaimana gaun warna putih ini?"     

"Cantik"     

"Sayang, bisakah kau melihatku dengan serius. Saat berpakaian?" Kata Tiara yang sedikit marah karena Yohan yang cenderung mulai acuh ketika dia bertanya.     

"Bukan, seperti itu. Sayang, bisakah kau tidak mencoba baju satu lemari. Aku pusing melihatnya. Pilihlah satu yang kamu suka." Jawab Yohan.     

" He..he...iya, ini yang terakhir." Jawab Tiara sambil tersenyum. Pilihannya jatuh kepada gaun bewarna putih dengan kombinasi biru laut di lengan dan pinggangnya.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.