CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

198. Merawat Menantu Kesayangan (1)



198. Merawat Menantu Kesayangan (1)

0Yohan sudah bersiap berangkat ke kantor. ia meminta Tiara untuk istirahat di rumah saja, dan bisa jika Tiara ingin tetap bekerja maka ia harus meminta izin kepada mama Yohan.     
0

Sang presdir tahu benar. Jika sekarang ini tiara ikut berangkat ke kantor, maka mamanya akan marah besar kepadanya. Yohan tahu benar bagaimana sifat mamanya, ia akan melakukan apa saja demi keinginan nya bisa tercapai. Laki-laki tampan ini tidak ingin istrinya di jemput paksa dari kantor perusahaan Lianxi Grup lagi oleh kedua orang tuanya. Kalau itu pertama kali mereka lakukan dan juga kesalahan Tiara yang bandel dan tidak menghiraukan peringatan mereka, mungkin masih bisa mereka maafkan. Tetapi jika untuk di ulangi yang kesekian kali, Yohan tidak yakin mamanya yang super Cerewet dan tidak kalah over protective dari dirinya itu akan berdiam diri saja melihat menantunya ikut berangkat bekerja di kantor. Apalagi dengan keadaan Tiara yang saat ini, bisa dikatakan lemah dan mudah sakit. Yohan yakin mamanya akan marah besar jika itu terjadi.     

"Sayang, aku berangkat dulu. Jika kamu merasa bosan di dalam kamar, kamu bisa jalan-jalan di taman depan bersama dengan pelayan dirumah ini atau dengan mama, jika mama sedang memiliki waktu luang" kata Yohan kepada Tiara yang sedang cemberut di atas tempat tidur.     

"Puh... lagi-lagi harus duduk dan hanya diam dikamar, tidur, menonton televisi, makan minum diambilkan, mengerjakan apapun tidak boleh! Jalan-jalan juga cuma bisa di taman belakan dan depan rumah. Hmm...sungguh menyebalkan!!!" Gerutu wanita cantik ini dengan suara pelan. Bibirnya cemberut karena merasa tidak puas.     

Yohan mulai mengikat dasi di kerah bajunya dan memakai jas warna hitam dan sesekali melihat ekspresi wajah istrinya dari cermin. Ya, bukan keinginannya juga untuk melarang Tiara melakukan hal yang ia suka, tetapi keadaan serta kondisi tubuh Tiara yangblemahlah yang membuat mereka untuk tidak mengizinkannya. setelah selesai ia berjalan mendekati istrinya, seperti biasa, ia selalu mengecup kening Tiara sebelum berangkat ke kantor.     

"Cup, terimakasih untuk sarapan paginya. Sudah jangan cemberut! Berikan senyuman dan doamu untuk suamimu yang tampan ini sebelum berangkat ke kantor." bisiknya sambil tersenyum genit. Yohan paling suka jika melihat istrinya wajahnya memerah karena perlakuan genitnya.     

Tiara tersipu malu, wajahnya berubah merah merona mendengar perkataan suaminya itu. Senyuman manis mengembang dari bibir mungilnya. Yohan berjalan meninggalkan kamar dan berangkat ke kantor.     

*******     

Setelah Yohan pergi beberapa saat kemudian Nyonya Kim mengetuk pintu kamar.     

Tok tok tok...     

"Masuk saja" Teriak Tiara dari dalam kamar dengan santai tanpa mengetahui Siapa sebenarnya yang berada di luar pintu tidak. Wanita cantik ini mengira, mungkin itu hanyalah An and atau pelayan yang lainnya yang biasanya membersihkan kamarnya setiap pagi atau pelayan yang mengantarkan makanan dan cemilan atau minuman dan sejenisnya untuk Tiara.     

Mendengar jawaban dari menantunya yang berada di dalam kamar, Nyonya Kim masuk dan melihat menantunya itu sedang terbaring lemah karena kurang sehat. Ia segera mendekati Tiara, untuk mengecek keadaannya.      

"Sayang, apakah kau sakit? Wajahmu pucat sekali" Nyonya Kim bertanya kepada Tiara yang sedang duduk bersandar di tempat tidur.     

Melihat mama mertuanya yang datang Tiara segera bangkit dan memposisikan tubuhnya untuk duduk bersandar di sandaran tempat tidur. Kepalanya masih pusing dan terasa berkunang-kunang.     

"Saya baik-baik saja. Oh, hanya sedikit pusing saja ma." Tiara menjawab pertanyaan mertuanya itu dengan lembut dan sopan. Jarang sekali mama suaminya ini menghampirinya sampai ke kamar tidurnya.     

Tiara berusaha untuk bangun dan menyambut kedatangan Mama mertuanya, sebisa yang ia mampu. sungguh tidak sopan Jika ia tetap berbaring di atas tempat tidur saat ini. Ia berusaha menyesuaikan diri sebelum akhirnya akan bangun dari tempat tidur untuk menghampiri mama suaminya itu, meskipun hanya sekedar memberikan salam dan pelukan. Tetapi tubuhnya seakan tidak bisa diajak kompromi saja.     

Nyonya Kim yang melihat gelagat Tiara yang ingin berdiri dan berjalan ke arahnya segera berjalan dengan cepat untuk mencegah menantunya itu untuk berdiri dari tempat tidurnya. Ia tahu jika menantunya itu hanya ingin menunjukkan rasa hormatnya kepadanya.     

"Sayang, jangan banyak bergerak. istirahat! kau tidak perlu berdiri menyambut ku. biar aku saja yang berjalan mendekat kearah mu." kata Nyonya Kim sembari berjalan mendekat dan duduk di tepian tempat tidur menantunya.     

Mendengar perkataan mama mertuanya, Tiara mengurungkan niatnya untuk berdiri dan kembali memposisikan tubuhnya duduk bersandar di tempat tidur. Sembari memandang  mama Yohan  yang berjalan ke arahnya.     

"Terimakasih mama atas pengertiannya." Kata Tiara sembari tersenyum kepada nyonya Kim.     

"Aku akan telepon Glen untuk datang segera kemari dan memeriksa keadaanmu." Nyonya Kim mengeluarkan handphone miliknya dari saku bajunya. ia mulai menggeser daftar kontak mencari nama Glen.     

Wajah Tiara tiba-tiba menciut. Lagi-lagi ia harus berurusan dengan Dokter tampan dan baik hati yang merupakan sahabat suaminya itu. Ya... Meskipun ia sedikit konyol, jika keduanya saling bertemu dan mengobrol bersama.     

" tidak perlu ma. aku baik-baik saja." kata Tiara mencegah. ia tidak ingin merepotkan dokter Glen. lagipula hal seperti ini bukankan sudah wajar dialami oleh setiap wanita yang tengah hamil muda.     

Tetapi Nyonya Kim tidak menghiraukan keinginan Tiara yangrncegahnya menghubungi dokter keluarga besarnya itu. Yang ia tahu adalah putranya telah menitipkan dan mempercayakan istrinya hari ini untuk ia jaga dan rawat, selama Yohan berada di kantor. Jadi, ia harus menjaga baik-baik istri putranya itu atau Yohan akan membawanya pulang lagi ke villa untuk tinggal dan di rawat oleh bibi Alaen. Pelayan kepercayaannya putranya yang sudah mengikuti dan merawatnya rumahnya beberapa tahun terakhir sejak Yohan jarang pulang ke kediaman keluarga besar Kim.     

"Sudah! Mama akan tetap memanggil Glen. Yohan telah menitipkan kau kepadaku dann aku tidak mau mengambil resiko soal kesehatanmu."  jawab Nyonya Kim yang masih saja sibuk menempelkan handphone miliknya di telinga sambil menunggu seseorang yang tengah ia hubungi mengangkat panggilan teleponnya.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.