CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

209. Oh, Buah Mangga (4)



209. Oh, Buah Mangga (4)

0Pletakk...     
0

Bibi Alaen menyentil dahi pemuda tampan ini.      

Bibi Alaen menasehati pemuda tampan yang ada di depannya meskipun dengan sedikit sindiran kecil. " Makanya cari! Jangan mengikuti tuan muda saja seperti gay saja kalian berdua ini." Kata bibi Alaen menyadarkan asisten Steve. Ia selama ini memang hanya memikirkan pekerjaan saja tanpa memikirkan untuk mencari pendamping hidup.     

"Hmm... Ya ya ya nanti aku cari." Asisten Steve hanya menghela nafas saja dengan jawaban yang pasrah.     

Beberapa saat kemudian asisten steve menerima telepon dari orang yang diperintahkannya mencari mangga muda.     

Hanya satu diantara mereka yan berhasil menemukan buag itu. Itu pun hanya 3 buah saja dan sangat sulit untuk mendapatkannya.     

"hallo…apa kalian sudah mendapatkannya?" Tanya asisten steve.     

" sudah bos, tapi?" jawab doni dengan suara terputus. Doni hanya sedang bingung ingin memberi laporan, ia hanya malu saja. Sepertinya buah yang ia temukan kali ini sungguh tidak pantas jika diberikan kepada istri sang presdir.     

" tapi apa? cepat jawab! Jangan bertele-tele seperti ini. Apa kau ingin presdir memecat kalian semua???" Tanya steve penasaran, Tetapi juga emosi.     

" tapi Cuma 3 buah. Satu buah ada bekas di makan ulat, satu lagi sudah matang dan satu lagi pecah karena terjatuh saat kami mengambilnya dari pohon. Maaf bos, ini benar-benar tugas yang sangat sulit. Lebih sulit daripada kami harus berkelahi dengan para penjahat." Jelas doni tentang buah mangga yang mereka panjat malam-malam dari atas pohon langsung, meski dengan setengah mengeluh.     

" sudahlah! Bawa saja kemari buah itu. Berdoalah, semoga Presdir tidak marah saja." Jawab asisten steve yang juga ikut pasrah. Ia juga tidak bisa melakukan apa-apa. Asisten Steve tahu dan bisa merasakan kesulitan yang sedang dialami para anak buahnya itu.     

" tapi bos, kami sekarang ini berada di luar kota. Buah ini saja kami petik di salah rumah anggota bodyguard kita yang kebetulan rumah neneknya menanam buah mangga." Jelas doni.     

" ya tuhan… berapa lama kau dan anak buahmu bisa sampai kesini?" Tanya Asisten steve yang sudah merasa gemas dengan para bawahannya itu.     

" emm…sekitar 1,5 jam." Jawab doni.     

" kamu gila! Mana mungkin presdir mau menunggu selama itu?!!." Teriak asisten steve di dalam telephone.     

" tapi ini faktanya bos. Kami bukan Superman yang bisa terbang dengan cepat." Jawab doni yang masih berusaha membela diri dan juga para anggotanya.     

" baiklah, aku akan mencoba membujuk presdir untuk menunggu kalian sebentar lagi. Tetapi pastikan kalian datang tepat waktu!" Jawab asisten steve yang memberikan peringatan kepada Doni dan anggotanya. kemudiam ia memutuskan panggilan telephonenya.     

Asisten steve hanya bisa menunggu sang presdir keluar dari kamar tidurnya, barulah ia melapor. Ia tidak ingin mengganggu istirahat big bosnya itu.     

.     

*****     

Disisi lain di kediaman keluarga besar kim. Tiara yang sedari tadi hanya bisa istirahat ditempat tidur mulai bosan dengan posisinya yang Cuma berbaring dan berguling ke kanan dan ke kiri. Wajahnya mulai masam dan cemberut, ia mulai tidak sabar menantikan suaminya pulang dengan membawa apa yang ia minta.      

" huh…lama sekali yohan pulangnya. Sudah hampir 3 jam, tetapi belum sampai di rumah. Bukankah tadi ia bilang sudah dijalan, jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi kepadanya?" pikiran tiara mulai tidak tenang dan khawatir.     

Tiara mulai melempar selimut yang membelit tubuh mungilnya, yang melindunginya dari dinginnya udara diruangan itu. Ia mulai turun dan berdiri, meskipun kepalanya masih sedikit pusing. Ia beusaha untuk tenang, tetapi hatinya tetap saja gelisah     

Wanita cantik istri yohan ini, berjalan mondar-mandir kesana kemari dengan perasaan gelisah menunggu suaminya pulang. Yohan tidak pernah seperti ini sebelumnya. Sekalipun mereka dulu belum terlalu dekat meskipun suami istri, yohan selalu memberi kabar kepadanya jika ia akan pulang telat.      

" sayang, kamu dimana? Aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan mu." gumamnya berkali-kali terucap dari bibir mungilnya.     

Dengan perasaannya yang gelisah, tiara mulai meraih handphonenya yang ia letakkan di meja di dekat tempat tidurnya. Kali ini bukan mangga muda lagi yang ia inginkan, melainkan suami tampannya yang usil itu yang ia inginkan supaya cepat pulang. Ia mulai memencet tombol 'call' di layar handphone miliknya.     

"sayang, angkat telephonenya" gumam tiara yang sudah tidak sabar ingin berbicara dan mendengar, jika suaminya baik-baik saja. Namun telephone darinya tidak kunjung di terima oleh sang suami, meskipun ia sudah melakukan panggilan berkali-kali.     

Perasaan tiara mulai bercampuraduk marah, jengkel, khawatir, tidak sabaran. Iangin rasanya ia melampiaskan semua kekesalannya kepada barang-barang yang ada di dalam kamar itu sekarang. Tetapi ia tidak bisa melakukannya karena ia sedang berada di rumah orang tua suaminya.     

Tiara mengirim pesan singkat kepada suaminya, ('SAYANG, JIKA DALAM WAKTU 30 MENIT KAMU TIDAK SAMPAI DI RUMAH. AKU AKAN MENYUSULMU KE KANTOR.')     

Tiara berusaha mengendalikan diri dan bersabar, namun sepertinya itu sangat sulit baginya. Entah mengapa ia mulai merasa memiliki perasaan curiga kepada suaminya yang bisa dikatakan sedikit berlebihan. Ia mulai takut jika suaminya telat pulang karena sedang mampir ke tempat lain untuk bertemu dengan seseorang, walaupun itu bukan hal yang aneh bagi suaminya dan bisa dikatakan itu adalah pekerjaan yohan sehari-hari sebagai seorang pengusaha untuk menemui klien atau rekan bisnis itu wajar. Tetapi yang di khawatirkan tiara bukanlah itu, banyak wanita di luar sana yang tergila-gila dengan suami tampannya itu, tak khayal jika mereka bisa bertemu dengan suaminya dimana saja dan kapan saja, serta menggoda Yohan disaat Tiara tidak berada disampingnya. Jika dahulu ia masih bekerja, tentu saja ia bisa mengetahui semua jadwal suaminya setiap hari dan siapa saja yang akan ditemui. Tetapi sekarang ia hanya bisa berdiam diri dirumah saja.     

"Yohan…jika kau pulang nanti, akan aku pukul kau. Awas saja kau, jika berani bertemu dengan wanita lain." Gerutunya.     

Tiara duduk ditepi tempat tidur sambil menangis. " hu..huu..hik hik" perasaaannya sedang kacau tanpa alasan.     

*****     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.