CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

210. Oh, Buah Mangga (5)



210. Oh, Buah Mangga (5)

0GOLDEN VILLA     
0

Sementara itu di villa pribadi milik sang presdir. Yohan yang baru selesai mandi dan berganti pakaian, langsung rebahan sejenak di atas tempat tidur tanpa menghiraukan dan memeriksa handphone miliknya yang berada di dalam saku celana kerjanya. Ia sama sekali tidak tahu jika istrinya telah menghubunginya berkali-kali.     

Meskipun ya istirahat tapi pada kenyataannya matanya sama sekali tidak bisa terpejam. Perasaannya belum bisa tenang sebelum buah itu ditemukan dan dibawa ke hadapannya saat ini.     

" kenapa mereka lama sekali? Sesulit itukah mencari buah mangga muda saja?" gumamnya yang mulai tidak sabar untuk menunggu. Kepalanya sudah mulai pening saja memikirkannya.     

Yohan bangun dari tempat tidurnya dan keluar dari kamarnya untuk turun menuju ruang tamu menemui asisten steve. Iya ingin tahu sejauh mana perkembangan dari tugas yang diberikan kepada para bodyguard tadi melalui asisten Steve.     

Yohan sudah sampai di ruang tamu tetapi tidak menemukan asisten pribadinya itu. Ia mencoba mencari teras depan rumah, Siapa tahu asisten Steve sedang berada di dalam mobil saat ini. Ternyata perkiraannya pun salah, yohan kembali masuk ke dalam rumah dan berpapasan dengan Bibi Alaen yang baru saja keluar dari dapur setelah berbincang-bincang dengan asisten Steve beberapa saat yang lalu.     

Pelayan ini melihat Tuan mudanya yang yang sedang menoleh ke kanan dan ke kiri seolah mencari seseorang. Ia kemudian berjalan mendekat untuk bertanya sebenarnya Tuan mudanya ini sedang memerlukan apa, Siapa tahu dia bisa membantu.     

" Tuan muda sedang mencari siapa? Adakah yang bisa saya bantu? "Tanya Bibi Alaen ketika sudah berada di dekat tempat Yohan berdiri saat ini. Wanita tua yang sedang mengenakan baju hangat ini sedang berdiri menunggu jawaban dari Yohan.     

"Oh, tidak ada. Aku hanya sedang mencari Steve. Apakah bibi Alaen tahu dimana dia sekarang? "Tanya Yohan kepada pelayannya itu.     

Wanita tua ini cuma tersenyum, "Oh, Asisten saya sedang berada di dapur. Aku baru saja berbincang-bincang dengannya " bibi Alaen kepada Yohan.     

"Baiklah aku akan menyusulnya ke dapur. Aku rasa bibi sudah lelah, sebaiknya bibit segera istirahat saja sekarang sudah malam."  Jawab Yohan meminta pelayannya itu untuk beristirahat lebih awal.     

"Oh, saya masih belum ngantuk tuan muda. Saya ingin kembali kedapur untuk sedikit mengobrol kembali dengan asisten Steve. Tuan dan dia sudah 2 Minggu tidak pulang ke Villa ini." Jawab Bibi Alaen yang sedang mencari alasan untuk ngobrol dengan asisten Steve, padahal ia hanya ingin mengetahui cerita tentang tuan muda dan nyonya mudanya selama di kediaman keluarga besar Kim saja.     

"Baiklah, terserah bibi saja. Tetapi saya sekarang ada sedikit keperluan dengan asisten Steve. Tolong panggilkan dia kesini." Kata Yohan kepada Bibi Alaen.     

"Baik Tuan muda. Saya akan memanggilnya untuk menemui tuan muda sekarang." Jawab wanita tua ini sembari tersenyum, kemudian berjalan ke arah dapur untuk memanggil asisten Steve sesuai perintah tuan mudanya.     

Sesampainya di dapur bibi Alaen sedang melihat asisten Steve duduk di kursi dan meja makan yang biasa ia tempati. Wajahnya terlihat sangat lelah. Berjalan mendekati pemuda ini.     

"Steve, Tuan muda memanggilmu. Kau di tunggu diruang tamu." Kata bibi Alaen dengan pelan kepada asisten Steve yang duduk bersandar di kursi kayu miliknya dengan mata setengah terpejam.     

"Hmm... Iya bibi. Aku akan segera menemuinya." Jawab asisten Steve dengan pelan juga. Matanya mengantuk berat dan tubuhnya sudah terasa lelah. Asisten Steve membuka matanya. Ia berdiri dan beranjak dari tempat duduknya.     

"Tunggu, Steve! Biar aku buatkan kopi untuk mu sebentar. Kau terlihat sangat ngantuk. Aku takut nanti tiba-tiba tuan muda akan mengajakmu keluar lagi untuk berkendara. Bukankah itu sangat berbahaya?" Kata bibi Alaen mencegah.     

"Oh, bibi benar. Aku memang sangat ngantuk dan lelah. Tetapi, kau tahu jika presdir tidak mau menunggu lama." Jawab asisten Steve.     

"Tenang saja, ini tidak akan lama." Kata bibi Alaen menenangkan.     

"Baiklah, aku akan menunggu sebentar untuk kopi itu." Kata asisten Steve menerima kebaikan dari bibi Alaen.     

Asisten steve sedang berada di dapur dengan bibi alaen. Ia sedikir lapar dan haus sekaligus capek. Seharusnya ia sudah sampai di rumahnya dan beristirahan sekarang ini, tetapi karena masalah mangga muda ia harus bekerja sampai semalam ini.     

Yohan sudah berjalan keruang dapur. Sudah lama ia menunggu asisten Steve di ruang tamu, tetapi ia tidak datang juga.     

"Kemana Steve, apakah bibi Alaen tidak menemukannya di dapur? Tidak mungkin dia berani pergi tanpa seizin ku." Pikiran Yohan.     

Sesampainya di dapur Yohan melihat asisten pribadinya itu sedang bersama bibi alaen seperti disana. Sesuai dengan pemikirannya, Asisten pribadinya ini tidak akan pernah berani kemana-mana kecuali ia mendapatkan izin dari sang presdir.     

Melihat asisten Steve dan bibi Alaen. Yohan menjadi teringat kepada Tiara. Ia sudah begitu lama terlambat sampai rumah, pasti istrinya akan khawatir.     

Yohan mulai meraba isi kantongnya untuk mencari telepon genggamnya untuk menelpon istrinya dan mengabarkan bahwa ia kembali lagi ke kantor dan pulang sedikit telat.     

'sial! Handphoneku ketinggalan di kamar' pikirnya. Yohan mulai berjalan mendekat kearah dapur untuk mengambil air minum, ia merasa sangat haus.     

Sesampainya asisten Steve dan bibi Alaen cuma tersenyum nyengir. Mereka berdua lupa jika tadi sang Presdir telah menunggu di ruang tamu karena keenakan ngobrol sambil meminun secangkir kopi dan makan sedikit camilan yang di hidangkan oleh bibi alaen.     

"Pre... Presdir!" Kata asisten Steve yang Segera berdiri dari tempat duduknya. Ia memandang Yohan dengan perasaan sedikit takut dan gemetar. " Mampus kali ini aku. Bisa-bisanya aku melupakan panggilan Presdir Kim tadi." Gumam asisten Steve dalam hati.      

"Tuan muda! Oh, ya tuhan!!! Maafkan saya. Saya lupa memberitahu asisten Steve, jika anda mencarinya tadi. maafkan saya yang sudah pikun ini." Kata bibi Alaen, menjelaskan kepada Yohan. Ia mengambil resiko berbohong kepada tuan mudanya untuk menyelamatkan asisten Steve dari kemarahan tuan muda Yohan.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.