CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

241. Flashdisk (2)



241. Flashdisk (2)

0Yohan mengambil flashdisk itu dari tangan Tiara. "Baiklah aku akan menelponnya dan bertanya apakah dia sedang membutuhkannya atau tidak karena setahuku dia sekarang sedang berada di Amerika." Jawab Yohan.     
0

"Dokter Glen di Amerika?" Tanya wanita cantik ini penasaran. Bukannya kemarin ia masih dirawat oleh dokter tampan itu ketika jatuh pingsan di kamar tidurnya dan itu tanpa sepengetahuan Yohan. Suami tampan itu sedang sibuk bekerja di perusahaan saat itu dan semua itu juga akan menjadi rahasia antara Tiara, dokter Glen dan juga mama mertuanya karena jika Yohan tahu. Suaminya ini pasti akan panik dan lebih over protective kepadanya.      

"Iya, glen terbang ke Amerika pagi tadi. Bahkan akulah yang mengantarnya ke bandara kota S."jelas Yohan kepada Tiara.     

"Kau... Mengantarkan dokter Glen ke bandara? Kapan, Mengapa aku tidak mengetahuinya?" Tanya Tiara kepada Yohan. Ia sama sekali tidak melihat suaminya pergi keluar dari kediaman keluarga besar Kim sejak pagi tadi. Bagaimana mungkin Yohan bisa mengantarkan dokter Glen ke bandara.     

"Yups... Bagaimana mungkin kamu bisa tahu sayang. Jika kamu sedang tertidur pulas. dari aku mandi, keluar kamar hingga mengantarkan Glen ke bandara sampai pulang lagi saja engkau tidak tahu, bukan?" Jelas Yohan sambil memencet hidung Tiara.     

"He... He... Jadi suamiku yang tampan ini kabur saat aku tidur." Sindir Tiara.     

"Sayang... Bagaimana bisa kau mengatakan aku kabur? Aku hanya tidak ingin mengganggu tidurmu." Jawab Yohan sembari membelai halus rambut istrinya.     

"Iya...iya aku mengerti. Sekarang sebaiknya kita hubungi dokter Glen saja. Apakah dia memerlukan data-data di dalam flashdisk ini sekarang atau tidak. Jika tidak, kita bisa menyimpannya sementara dan mengembalikannya ke dokter glen ketika dia sudah kembali dari Amerika." Jelas Tiara kepada suaminya.     

"Baiklah, apapun yang kamu inginkan." Jawab Yohan. Ia lalu mengeluarkan handphone dari saku celananya dan mulai melakukannya panggilan video call kepada dokter Glen atas permintaan Tiara.     

KAMAR HOTEL     

dokter Glen sedang menatap serius layar laptop miliknya, seakan tidak ada orang yang boleh mengganggu dirinya saat ini.     

Dreettt... Drettt... Bunyi suara handphone miliknya yang sekarang berada tepat di sebelah laptop miliknya.     

"Sial! Siapa yang masih saja mengganggu ku disaat aku memerlukan konsentrasi penuh mengerjakan dan menyelesaikan ini sekarang." Gumam dokter tampan ini ketika mendengar handphone miliknya berbunyi.     

Dokter Glen melirik sedikit kearah layar handphone. " Ada apa lagi Yohan meneleponku? Hmm... Oh, ya. Aku lupa! Aku sudah berjanji kepadanya untuk menelepon dia saat sampai di Amerika. Baiklah, aku kan menerima telepon Yohan dulu. Baru kemudian melanjutkan mengerjakan dokumen ini." Gumam dokter Glen. Ia kemudian mengambil handphonenya dan menerima panggilan Yohan.     

"Hai, bocah nakal! Engakau lupa dengan janjimu??? Kenapa kau tidak mengabariku , jika kau sudah sampai dengan selamat di sana." Kata Yohan mengingatkan dokter Glen.     

" Haist... Maafkan aku. Aku benar-benar sibuk, hingga aku lupa menelepon mu." Dokter Glen menjawab begitu saja sebelum menyadari ada seseorang yang tengah tersenyum dan duduk di pangkuan Yohan. Matanya terbelalak sebal, sahabat satunya ini selalu saja membuatnya ingin cepat menikah karena melihat kemesraan keduanya.     

"Woy!!!...bisakah kalian tidak memperlihatkan pose kalian yang panas itu kepadaku yang masih sigle ini??? Ah... Hatiku terluka" kata dokter Glen memprotes. Matanya tidak kuasa melihat Yohan dengan kemeja sedang mancing-mancing pakaian itu telah terbuka sepenuhnya dan memperlihatkan dada dan perutnya yang sexynya ditambah lagi tangannya yang memeluk erat pinggang istrinya di pangkuannya.     

"Ha... Ha..." Yohan dan Tiara hanya tertawa melihat tingkah konyol dokter Glen. Tiara sudah terbiasa dengan mendengar kata-kata seperti itu dari sahabat suaminnya itu.     

"Makanya, segera menikah. Memang kamu mau hidup sendirian terus." Kata Yohan menyindir ditambah lagi ia sengaja mencium Tiara di depan kamera handphone miliknya. Supaya sahabatnya itu semakin iri. Bukan karena jahat, tetapi untuk memberikan motivasi kepada sahabatnya yang sangat sibuk itu sampai lupa memikirkan untuk mencari pasangan.     

"Hadits... Kalian berdua ini ya... Jahatnya keterlaluan. Jika kalian dekat, sudah ada sepatu melayang kearah kalian sejak tadi." Gumam dokter glen yang wajahnya cemberut dengan bibir manyun dan terus mengomel protes.     

"Hai, malam dokter Glen...." Kata Tiara menyapa.     

"Hai, Cantik. Selamat malam juga." Jawab dokter Glen sambil tersenyum. Ia sengaja melakukan hal itu. Dokter Glen tahu benar seberapa posesifnya Yohan jika berkaitan dengan Tiara.      

"He..he.. Yohan, memang kau pikir aku tidak bisa membalas perbuatanmu. Kita lihat saja nanti, siapa yang akan lebih jengkel.." pikiran dokter Glen.     

"Istri siapa kamu bilang cantik???" Kata Yohan protes sambil melakukan layar handphone miliknya memenuhi wajahnya sehingga Tiara sama sekali tidak terlihat. Ia mulai cemburu, Yohan tidak suka ada laki-laki lain yang memuji istrinya, walaupun itu sahabatnya.     

"Hei, singkirkan wajahmu itu dari layar handphone!!! Wajahmu benar-benar membuatku muak dan ingin muntah. Biarkan aku melihat si cantik." Kata dokter Glen semakin menggoda sahabatnya.     

"Tidak! Masih untung wajahku yang kau lihat. Jika kau masih saja mengomel maka pantatku yang akan berada dilayar handphone." Jawab Yohan sembari mengomel karena jengkel.     

"Ha..ha... Cemburu ya!...cemburu ya... cemburu ya.. ha...ha... Mati kau punya istri cantik." Kata dokter Glen menertawakan kekonyolan Yohan. Ia tahu sahabatnya itu sangat posesif dan mudah sekali cemburu.      

"Sial! Kau sengaja membalas perbuatanmu tadi." Kata Yohan mulai menebak.     

" Memangnya kenapa? Kau pikir kau saja yang bisa mengerjai orang... Aku juga bisa mengerjaimu, dasar Presdir dingin!!" Sindir dokter Glen.      

"Dasar kau, dokter menyebalkan!!!" Jawab Yohan yang membalas perkataan dokter Glen.     

"Sayang... Kau bisa tidur terlebih dahulu. Aku masih ingin mencaci-maki bocah nakal satu ini." Kata Yohan kepada Tiara dan meminta istrinya untuk beristirahat terlebih dahulu.     

"Oh, baiklah. Jangan lupa tanyakan soal flashdisk itu kepada Dokter Glen" kata Tiara mengingatkan Yohan tujuan utama mereka menghubungi dokter tampan dan super sibuk itu.     

" Tentu saja, jangan khawatirkan itu" jawab Yohan yang mulai mengambil flashdisk Dokter Glen diatas meja.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.