CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

249. Dia Jauh lebih Penting



249. Dia Jauh lebih Penting

0Yohan berjalan perlahan pergi dari depan kamar papa dan mamanya, menuju ruang makan di lantai 1 untuk menemui keduanya dan bertanya tentang kejelasan perihal obat-obatan yang ada di dalam laci Kamar tidurnya. Yang jelas itu bukanlah miliknya, kemungkinan punya istrinya. Pertanyaan di hatinya, mengapa Tiara harus minum obat? Jika istrinya sakit, kenapa ia sebagai suami tidak tahu apa-apa. Ia harus meminta penjelasan dari kedua orangtuanya.     
0

"sayang, Cepatlah duduk disini dan kita sarapan bersama. dimana Tiara, Kenapa kau hanya turun sendiri untuk sarapan pagi? apakah dia baik-baik saja?" tanya Nyonya Kim sambil menoleh ke kanan dan kiri Yohan untuk mencari menantu cantiknya itu. Nyonya Kim secara tidak sadar ia telah mengatakan bahwa keadaan Tiara kurang sehat.     

Yohan mengernyitkan dahinya. Iya berjalan mendekat kearah meja makan kemudian menarik sebuah kursi dengan pelan kemudian menduduki kursi tersebut.     

Ekspresi wajah dinginnya terlihat begitu jelas. Tuan Kim dan nyonya Kim juga merasakannya, pasti ada sesuatu yang tidak beres atau ada masalah.     

"Sayang...apakah kau ada masalah di perusahaan???" Tanya Nyonya Kim dengan suara lembut seperti biasanya.     

"Tidak!" Jawab Yohan singkat dengan ekspresi wajah yang tidak berubah sama sekali.     

"Jangan bilang kau sedang bertengkar dengan istrimu?? Kau tidak boleh membuat Tiara stress, itu berbahaya untuk kandungannya. Jadi, kau harus bisa sedikit mengalah." Kata tuan Kim bertanya sekaligus memberikan nasihat.     

"Tidak juga!" Jawab Yohan sekali lagi dengan singkat. Tanpa ada kata-kata tambahan lainnya.     

"Tidak! Dan baik-baik saja??" Kata tuan Kim dan Nyonya Kim bersama-sama.     

"Ya! Semua baik-baik saja" kata Yohan.     

Tuan Kim dan Nyonya Kim saling berpandangan. Mereka heran, mengapa putranya kembali bersikap dingin seperti ini lagi. Padahal, ia sudah mulai hangat kepada mereka berdua. Tetapi ekspresi wajahnya sekarang sungguh berbeda, seperti Yohan yang dulu sebelum menikah.     

Nyonya Kim memberikan kode kepada tuan Kim. supaya suaminya itu bertanya kepada putranya, apa yang sebenarnya terjadi.     

"Yohan, jika memang tidak ada masalah antara kau dengan istrmu maupun perusahaan. Mengapa raut wajahmu seperti itu?" Kata tuan Kim yang sudah memulain obrolan untuk mengorek informasi.     

Yohan tidak menjawab apa-apa dari pertanyaan papanya. Ia hanya meletakkan  satu kantong plastik berisi obat-obatan di atas meja  yang ia ambil dari laci meja kamar tidurnya. Yohan mulai memandang ke arah mama dan Papanya, seakan meminta penjelasan dari benda-benda itu.     

Tuan Kim yang melihat sedikit heran dan terkejut. Memang siapa yang sakit dan yang harus minum obat atau vitamin-vitamin itu.     

"obat Siapa itu Yohan? Apakah istrimu sakit?" pernyataan tuan Kim kepada putranya.     

Yohan melihat kearah Papanya. Ia bisa menebak jika papanya memang tidak tahu tentang asal-muasal obat-obatan ini. semua itu terlihat dari ekspresi wajah apanya yang heran melihat sekantong penuh obat berada di atas meja. Tetapi berbeda dengan mamanya yang hanya terdiam dan seolah tidak terkejut sama sekali.     

Yohan masih terdiam dan belum menjawab pertanyaan papanya. ia melirik kearah mamanya yang sedang menikmati santapan sarapan paginya ditambah secangkir teh hangat yang yang diminumnya. Sepertinya     

nyonya Kim sengaja berpura-pura tidak mengerti dengan maksud putranya yang sengaja meletakkan tentang obat itu di atas meja. Bagaimanapun ia sudah nmberjanji kepada menantunya untuk tutup mulut.     

Yohan mulai mengambil nafas dalam-dalam.     

"Eh'em..."Yohan mulai berdeham menyindir ke arah mamanya yang sedari tadi seolah-olah gugup dan membuang muka dan menghindari tatapan mata dari Yohan.     

"mama... Kenapa Mama diam saja dan tidak bertanya kepadaku? mengapa aku membawa obat sebanyak ini? "pertanyaan sekaligus sindiran Yohan kepada Nyonya Kim. Laki-laki tampan Ini memang sengaja melakukannya untuk memancing kejujuran orang tuanya.     

"Haiist.... Jangan tanyakan itu kepada Mama. haruskah Mama bertanya kepadamu. Siapa yang sakit? jelas itu bukan kau ataupun papamu dan juga bukan aku. kalau begitu sudah tahu milik siapa obat-obatan itu?" jawab Nyonya Kim dengan masih memberikan banyak teka-teki kepada Yohan.     

Tuan Kim memandang kearah istrinya. Laki-laki tua ini juga ikut penasaran dengan ucapan istrinya. "Sayang...apa maksudmu?" Tanya tuan Kim.     

Yohan sudah mulai muak dan emosinya mulai naik. Ia paling tidak suka dibohongi, apa lagi oleh orang-orang yang disayanginya.     

"mama, Sebenarnya apa yang terjadi dengan Tiara kemarin? Mengapa Mama tidak menghubungiku secara langsung. aku pasti akan segera pulang sesibuk apapun aku di kantor." tanya Yohan kepada mamanya. Terlihat jelas ia sedang sangat kecewa.     

Nyonya Kim melihat sorot mata tajam penuh kemarahan di mata putranya. Ia kenal betul siapa putranya dan bagaimana sifat dan tempramen Yohan. Putranya ini tidak akan puas dengan jawaban sepatah sua patah kata saja. Harus penjelasan yang detail dan masuk akal.     

Tuan Kim yang berada di posisi penengah semakin bingung dengan sikap dua orang di dekatnya ini.     

"hei, tunggu! sebenarnya ini ada apa apa sungguh tidak mengerti apa yang terjadi kemarin? "tanya Tuan Kim kepada ada istri dan anaknya. ia seperti orang bodoh yang tidak mengetahui akar permasalahan dari percakapan kedua orang yang ada di hadapannya itu.     

Nyonya menghela nafas panjang. Sepertinya kali ini ia harus menyerah dan menjelaskan semuanya, Sebelum masalah semakin rumit.     

"sebenarnya saat kamu berangkat ke kantor. Mama sudah mengunjungi istrimu di kamarmu, seperti yang kamu inginkan. Mama telah menjaga nya karena kamu bilang Tiara sedang kurang enak badan. Mama masuk ke dalam kamar kalian. mama melihat wajahnya sedikit pucat karena itu Mama memanggil dokter Glen untuk memeriksanya. ketika dokter glen baru saja datang  dan Mama turun untuk menemuinya, dan ketika Mama kembali ke dalam kamar bersama dokter Glen. mama dan dokter Glen mendapati Tiara sudah pingsan dan tergeletak di atas lantai. obat yang kamu pegang itu adalah resep dari dokter Glen untuk diminum oleh istrimu selama beberapa hari sampai ia merasa lebih baik." jelas Kim Haesu kepada putranya. ia tahu pasti akan marah jika mengetahui semua hal ini.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.