CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

351. Terjebak



351. Terjebak

0Tiara secara tidak sadar, ia justru mengatakan hal-hal bodoh yang membuatnya semakin terlihat sedang berbohong. Wanita cantik ini hanya senyum cengar-cengir sendiri untuk mengaburkan alasannya.     
0

"He... He... Kau benar sayang. Matamu terpejam, tetapi telingamu masih terbuka lebar dan sangat sensitif ya. Bahkan masih bisa mendengar  suara yang masuk dan duduk di lain mobil dengan kita. Tetapi, aku malah merasa sangat sedih dan aneh. Kau bisa mendengar suara adikku yang jaraknya beberapa meter, tetapi bibirku yang berjarak beberapa centimeter saja dari telingamu kau tidak bisa mendengarnya." Kata laki-laki tampan ini sedikit menyindir Tiara dengan menampakkan ekspresi wajah yang sedih.     

Wanita cantik ini terlihat sangat terkejut mendengar tanggapan Yohan kali ini. Iya sadar kali ini ia benar-benar telah berjasa dalam perangkat nya sendiri. sepertinya wanita cantik ini tidak memiliki pilihan lain, selain untuk menjelaskan semuanya dengan bicara jujur.     

Yohan mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya kemudian memeluk dan menepuk punggung wanita cantik ini sembari berbisik di telinga Tiara. "Sayang... Apakah engkau masih mempunyai alasan lain yang lebih masuk akal?" bisik yohan dengan suara yang lembut dan lirih.     

"Aku... aku... Minta maaf." jawab Tiara sambil menundukkan kepalanya.     

" Mengapa engkau tiba-tiba meminta maaf kepadaku"  jawab Yohan sambil tersenyum manis.     

Melihat senyuman lembut suaminya rasa bersalah di dalam benak Tiara semakin menjadi. Bagaimana bisa dia dengan diam-diam membohongi suaminya yang sudah sangat baik dan pengertian kepadanya. Tetapi untuk berkata jujur kepada yohan saat ini juga masih sangat sulit untuk ia lakukan. Apakah yohan akan sangat marah kepadanya, mengingat tadi reaksi suaminya, ketika ia pingsan benar-benar sangat panik hingga tidak memperdulikan mamanya sendiri yang sedang marah.     

Tiara memandang suaminya dengan tatapan mata yang sendu dan nanar. Rasanya ingin sekali ia menangis dan memohon maaf. Tetapi mulutnya terasa terkunci dan sangat berat untuk dibuka. Ia tak mampu mengeluarkan kata-kata untuk menjelaskan perasaan yang kalut dan bingung saat ini.     

"Emelly, dimana kamu saat ini? Tolong bantu aku menjelaskan semuanya kepada kakakmu dan juga mama. ya... Tuhan. Aku benar-benar terperangkap di dalam masalah yang yang aku ciptakan sendiri. Bagaimana aku harus menjelaskan semuanya kepada Yohan. Akankah dia marah, jika aku berkata jujur?"  Gumam Tiara dalam hati. Wanita cantik ini masih merasa bimbang untuk jujur kepada suaminya. Tetapi juga merasa tidak enak hati jika tetap berbohong.     

"Sayang... Ada apa? Mengapa kamu terlihat sangat gelisah? Apakah ada yang sedang mengganggu pikiranmu? Katakan saja, mungkin aku bisa membantumu menyelesaikan semua masalah itu." Kata Yohan dengan lembut sambil mengecup kening istrinya. Senyuman hangatnya benar-benar membuat hati Tiara nyaman, ditambah perhatian dan sikap Yohan yang lembut. Semakin membuat Tiara tersiksa dan tak mampu menyimpan kebohongan lebih lama lagi di dalam hatinya.     

"Sayang... Maafkan aku. Aku telah berbohong kepadamu dan juga mama. Aku sebenarnya tidak benar-benar pingsan tadi saat di hotel. Maafkan aku...hik..hik..."  Kata Tiara sambil melompat ke pelukan Yohan dan menangis di bahu suaminnya.     

Yohan hanya tersenyum dan menepuk lembut punggung Tiara. Kata-kata jujur dari istrinya itulah yang sejak tadi ia tunggu-tunggu. Percuma saja ia sampai repot-repot menyadap semua pembicaraan istrinya dengan siapapun. Jika Tiara memilih untuk berbohong dan menyembunyikan semuanya darinya, ia juga tidak dapat memaksanya.     

"Sudahlah, tidak apa-apa. Aku tahu kau melakukan hal itu pasti untuk mencari perhatian kami dan supaya aku dan mama tidak bertengkar berkepanjangan saja."  Jawab Yohan yang berusaha menenangkan istrinya. Laki-laki tampan ini menarik tubuh istrinya hingga posisi Tiara sekarang duduk di pangkuannya. Yohan menyeka air mata itu dengan lembut menggunakan jari-jari tangannya sendiri.     

Mendapatkan perlakuan lembut dari yohan, hati Tiara semakin terharu dan tidak dapat menahan tangisnya.     

" Huwaaaa... Mengapa kau sangat baik kepadaku? Marahlah!... Aku akan menerimanya." Kata wanita cantik ini dengan menangis tersedu-sedu.      

"Sudah... Sudah... Jangan menangis! Jika kau masih saja menangis, maka aku akan benar-benar marah kepadamu sayang."  jawab yohan sambil memeluk tubuh Tiara.     

"Baiklah... Aku tidak akan menangis lagi. Tetapi dimana gadis nakal itu? Dimana Emelly? Kenapa dia malah menghilang dan tidak membantuku disaat seperti ini? Padahal, aku melakukan ini semua juga untuk membantu dia. Supaya mama tidak marah kepadanya. Dimana adik perempuan mu yang nakal itu, biar aku cubit dia!!!"  Kata Tiara sedikit kesal dan ekspresi wajahnya berubah dengan cepat dari menangis sampai dengan cemberut dengan pipi menggembung.     

Yohan sekali lagi cuma tersenyum. " Sudahlah, kau jangan marah. Biar nanti aku menelponnya dan menayakan dimana sekarang dia berada."  Jawab Yohan dengan lembut kepada Tiara. Sikap ini berbanding terbalik 180 derajat dengan perlakuannya kepada dokter Glen yang super usil dan menyebalkan.     

 "tidak boleh. Pokoknya sekarang kamu telepon dia! Entah mengapa perasaan ku terasa tidak enak. Sayang... Ayolah, please! Sekarang ya?" kata wanita cantik ini sembari memohon dengan wajah yang khawatir.      

" Baiklah, kau jangan khawatir. Aku kan menelepon anak nakal itu." kata Yohan sembari bangun dari tempat tidur. Ia kemudian berjalan mengambil handphone yang ia simpan di dalam laci meja dan mulai menelepon adik perempuannya itu.     

Sambungan telepon Yohan masuk, tetapi tidak ada yang menerimanya. Laki-laki tampan ini mencoba melakukan panggilan telepon berkali-kali tetapi hasilnya sama jadi.     

"Dimana anak nakal itu? Kenapa tidak diangkat?" Gumam Yohan dengan suara pelan.      

"Sayang... Ada apa? Apakah Emelly sudah mengatakan dimana dia berada saat ini?."  Tanya Tiara yang terlihat masih khawatir sekaligus penasaran.     

Yohan menggelengkan kepalanya, tanda bahwa ia tidak mendapatkan info apa-apa tentang adik perempuannya.     

"Tidak! Dia tidak mengangkat panggilan teleponku."  Jawab Yohan.     

"Tidak, jangan membuat aku khawatir. Ayo, coba sekali lagi."  Kata Tiara memohon.     

"tidak perlu, Aku bahkan sudah mencobanya sampai 10 kali. Tetapi anak nakal itu, tetap saja tidak mengangkat teleponku."  Jawab Yohan yang menolak permintaan istrinya.     

"Oh, begitu. Mungkin dia tidak membawa handphone nya. Kalau begitu, coba telepon asisten Steve?"   Kata Tiara mengusulkan pendapat kepada Yohan.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.