CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

352. Nona... Jangan memaksaku!



352. Nona... Jangan memaksaku!

0RUMAH SAKIT      
0

Emelly dan asisten Steve telah sampai di rumah sakit bersama direktur Jerry Jiang. Para perawat dan dokter telah menangani direktur Jerry Jiang dan merawatnya dengan baik.     

"Asisten Steve... Bagaimana keadaan paman?"  Tanya yang berdirinya di samping tempat tidur pasien, dimana direktur Jerry Jiang tengah terbaring lemah dan masih tak sadarkan diri.     

Asisten tampan ini juga berdiri di samping gadis cantik itu, sama-sama sedang memandang ke arah Papa Tiara yang masih saja mengejamkan mata.     

"Dokter, bilang tuan Jerry baik-baik saja. Untung dia cepat di bawa ke rumah sakit dan mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat. Nona jangan khawatir." Jelas asisten Steve kepada Emelly.     

Gadis cantik ini tersenyum dan bernafas lega. "Syukurlah, paman baik-baik saja. Haruskah kita memberitahukan semua ini kepada kakak cantik dan kak Yohan? Bagaimanapun paman adalah papa dari kakak cantik."  Tanya Emelly sekali lagi. memandang kearah asisten Tampan itu, dengan tatapan mata yang sangat lembut.     

Asisten tampan ini tiba-tiba menepuk keningnya sambil memejamkan mata, ketika mendengar nama sang Presdir dari mulut gadis cantik ini. Iya bener-bener akan mendapatkan masalah, karena berani melawan perintah dari atasannya itu. bahkan menghilang selama beberapa jam dan belum kembali kekediaman keluarga Kim hingga saat ini.     

"Ya, tuhan... Mati aku! Entah hukuman apa yang akan Presdir berikan kepadaku, untuk kesalahanku kali ini." Teriak asisten Steve dengan  dengan gelisah.     

Gadis cantik ini menatap laki-laki Tampan itu dengan heran dan juga bingung. Apa sebenarnya yang terjadi dan sesuatu yang membuat asisten tampan itu menjadi begitu gelisah.      

Gadis cantik ini berjalan menuju kursi yang ada di dalam ruangan itu, kemudian duduk dengan tenang. "Asisten steve, kemarilah. Duduklah terlebih dahulu."  Kata Emelly sambil memukul-mukul lembut telapak tangannya keras tempat duduk, untuk mengajak asisten Steve duduk kursi yang sama.     

Laki-laki menoleh kearah gadis cantik ini. Asisten tampan ini segera segera berjalan kearah kursi yang di duduki oleh Emelly. Kemudian duduk disampingnya.      

"Asisten Steve... katakan kepadaku, mengapa kau begitu gelisah? Apakah aku membuat masalah lagi untukmu?"  Tanya gadis cantik ini dengan suara pelan dan lembut. Itu sangat berbeda sekali dengan kebiasaannya yang ceria dan bericara dengan sesuka hati serta bersemangat.     

"Oh, tidak. Bukan nona, semua ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan nona. Saya sendiri yang membuat kesalahan. Jadi, nona jangan merasa bersalah seperti itu."  Jawab asisten Steve sambil tersenyum. Meski senyuman manis itu sebenarnya sangat ia paksakan. Terlihat jelas jika kepalanya sudah pusing dengan semua permasalahan yang ada.     

"Kau bohong! Katakan yang sebenarnya. Apa yang sedang mengganggu pikiranmu sekarang? Jika, itu semua berhubungan dengan aku dan kakakku. Maka, aku yang akan menjelaskannya nanti. Kau tidak bersalah asisten Steve. Aku yang menyeret mu dalam masalahku."  Kata gadis cantik ini dengan tegas. Selain itu ia juga ingin bertanggungjawab atas semua masalah yang ia timbulkan. Ia juga tidak akan tega, jika asisten tampan itu yang tidak bersalah menjadi korban dari kenakalannya.     

"Tidak nona, ini benar-benar tidak ada hubungannya dengan nona. Percayalah."  Kata asisten tampan ini yang mencoba menolak keinginan dan niat baik gadis cantik ini. Bagaimanapun ia sebagai laki-laki akan bertanggungjawab dengan semua keputusan yang ia ambil sendiri. Meskipun sebenarnya semua masalah itu memang berawal dari gadis cantik yang duduk disampingnya saat ini.     

Mendengarkan penolakan dari asisten Tampan itu, gadis cantik ini merasa tidak puas dan akhirnya malah merasa tidak dihargai dan dianggap remeh oleh asisten tampan ini. Seolah asisten Steve tidak percaya, Jika ia bisa menyelesaikan semua masalah yang ditimbulkan.     

"Apakah kau berfikir Aku tidak bisa melakukan semua itu?" kata gadis cantik ini dengan wajah yang sangat serius sambil memandang ke arah asisten Tampan itu.     

"Sungguh nona, saya tidak berani berfikir seperti itu. Bagaimana mungkin saya berani meremehkan kemampuan nona muda." Kata asisten Steve berusaha menjelaskan. Ia tidak ingin masalah ini bertambah parah. Jika gadis cantik ini turun tangan secara langsung, untuk menghadapi sang presdir.     

"Berikan handphone milikmu sekarang! Aku akan menelepon kakak dan menjelaskan semuanya. Sekaligus memberitahukan kepada kakak, jika paman sedang ada dirumah sakit sekarang."  Kata gadis cantik ini sambil mengulurkan tangannya untuk meminta handphone asisten Steve.     

Asisten Steve hanya terdiam dan memilih untuk mengabaikan permintaan gadis cantik ini.     

"tidak perlu Nona. Saya akan menyelesaikannya semuanya dengan presdir sendiri langsung."  asisten Steven sekali lagi menolak permintaan gadis cantik ini.     

Emily yang merasa tidak terima akhirnya memutuskan untuk menggeledah asisten Steve secara langsung untuk mengambil handphone di saku celana laki-laki tampan ini. Iya mulai membungkukkan badannya dan mendorong asisten Steve ke kursi hingga jatuh terlentang. Salah satu tangan gadis cantik ini menekan salah satu lengan asisten Steve dengan tangannya sedangkan tangan yang lain berusaha memasukkan jarinya ke saku celana asisten tampan itu. sehingga membuat gadis cantik ini seolah-olah posisi sedang merangkak dan menindih laki-laki Tampan itu.     

asisten Steve yang terkejut berusaha untuk berontak kepada adik perempuan sampai disini. Bagaimanapun ia adalah laki-laki normal, dengan posisi seperti itu. Sungguh akan membuatnya sangat tidak nyaman dan salah tingkah.      

"Nona! Apa yang engkau lakukan? Cepat bangun, jangan seperti ini. Bagaimana jika ada orang yang melihatnya? Mereka pasti akan salah paham." kata asisten tampan ini berusaha untuk mengingatkan dan meminta gadis cantik itu untuk segera bangun dari tubuhnya.     

"Masa bodoh dengan itu! Kau tidak percaya kepadaku, maka dari itu aku harus melakukannya sendiri."  Kata gadis cantik ini dengan keras kepala dan tetap meraba-raba tubuh asisten Steve untuk mencari letak handphone milik asisten tampan itu.      

Asisten Steve merasa geli dan lama-kelamaan juga tidak tahan dengan sifat kekanak-kanakan adik perempuannya sang presdir itu. ia harus melakukan sesuatu supaya gadis cantik ini menyerah.     

"Nona muda, jangan memaksaku untuk melakukannya!"  Kata asisten Steve sambil menatap wajah gadis cantik ini.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.