CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

372. Nyonya muda, cepat lari!



372. Nyonya muda, cepat lari!

Joni dan bibi Sue memeasang dada untuk melindungi nyonya muda mereka. Tiara hanya bisa berpegangan pada pintu mobil yang setengah terbuka karena belum sempat masuk kedalam mobil dan para berandalan itu sudah sampai di depannya.      

"Hei, kalian! Pergilah jangan ganggu kami. Apa yang kau inginkan? Kami tidak punya masalah dengan kalian."  Kata Joni dengan lantang. Sopir muda ini berdiri di depan Tiara dan bibi Sue. Bagaimanapun dia adalah seorang laki-laki, ia tidak akan membiarkan Nyonya dan kepala pelayan itu di lukai oleh para berandalan itu.     

"Ha... Ha... Apa kau sudah tuli, aku bilang! Aku mau wanita cantik di belakangmu itu. Sebaiknya kau dan wanita tua itu tidak ikut campur, jika kalian berdua masih ingin hidup!"  Kata pemuda ketua brandal itu.     

"Tidak akan pernah! Kau tidak tahu siapa kami. Tuanku tidak akan melepaskan kalian, jika kalian berani menyentuh sehelai rambut saja milik nyonya kami. Pergilah! Selagi masih ada kesempatan." Kata Joni yang langkah kakinya tanpa sadar sedikit demi sedikit mundur kebelakang.     

"Nyonya muda, sebaiknya nyonya muda masuk terlebih dahulu ke dalam mobil. Biarkan kami yang menghadapi orang-orang itu. Saya yakin tuan muda akan segera sampai dan menyelamatkan kita."  kata bibi Sue mencoba menenangkan Tiara.     

Tiara yang sudah terlihat lelah karena berlari dengan cepat dan beberapa kali terjatuh. Terlihat memegang perutnya dengan erat. Wajahnya berkeringat dan terlihat pucat, nafasnya terengah-engah tak beraturan. Ia terdiam sambil menggigit bibirnya, seolah menahan rasa sakit.     

"Tidak bibi, aku tidak akan membiarkan  sesuatu  apapun terjadi dengan kalian berdua."  Kata wanita cantik ini dengan tetap berdiri di luar mobil.     

"Hei, Aku benar-benar sangat takut. apa kau sedang menakut-nakuti kami seperti anak kecil? Ha... Ha... Aku sama sekali tidak perduli siapa kalian. Aku hanya mau bersenang-senang dengan wanita cantik itu." Kata ketua berandalan itu dengan percaya diri dan tidak perduli.     

"Kalian, cepat maju dan bawa wanita cantik itu kepadaku!" Perintahnya kepada anak buahnya.      

"Siap, bos."      

Para pemuda itu berjalan maju dan mendekat ke arah Joni, Tiara, dan juga bibi Sue dengan wajah tersenyum menyeringai. Mereka semua seperti serigala yang siap menerkam dan mencabik-cabik mangsanya.     

"Hei, kalian. Sekali lagi kalian mendekat maju. Aku akan berteriak dan melaporkan kalian pada polisi."   kata bibi Sue menggertak dan memberikan ancaman.     

"Ha... Ha... Teriak saja sampai mulutmu kering sekalipun, tidak akan ada orang yang akan datang untuk menolong kalian. Daerah ini adalah kekuasaan kami."  Kata pemuda itu yang sudah berdiri tepat di depan Joni.     

"Kalian, hadapi aku dulu"  kata Joni yang menghadang dan mulai berkelahi dengan beberapa orang, jumlah yang tidak imbang membuat ia kualahan dan babak belur.     

"Bibi, bawa nyonya muda lari!"  teriak Joni yang terus menerus melakukan perlawanan.     

"Nyonya muda, ayo kita lari!"  Kata bibi Sue  yang mulai menarik tangan Tiara dan memapahnya berjalan perlahan.     

"Tidak bibi, Bagaimana dengan Joni? Kita tidak bisa meninggalkan dia."  Jawab Tiara sambil terus berjalan semampunya.     

"Dia akan baik-baik saja. Ayo nyonya cepat!"kata bibi Sue semakin khawatir.      

"Ahh... Ough... Aduh! Perutku sangat sakit bibi." keluh Tiara yang tiba-tiba menghentikan langkah kakinya dan merosot jatuh ke tanah.     

Wanita cantik ini duduk mendekam sambil memegang perutnya yang terasa nyeri dan kram, meringis menahan sakit.     

"Nyonya... Nyonya muda, apa yang terjadi? Tidak! Aku harus segera meminta pertolongan. Tuan muda, dimana engkau?"  kata bibi Sue yang terlihat panik dan bingung harus melakukan apa. Ia berusaha menelpon tuan mudanya kembali.     

" Hallo, bibi Sue dimana kalian? Aku sudah sampai di tempat."  Kata Yohan bertanya.     

"Tuan, tuan muda tolong kami..."  Kata bibi Sue terhenti.     

Prakk...     

Handphone itu jatuh ke tanah ketika ia melihat nyonya mudanya, sudah di dalam genggaman ketua brandal tadi dalam keadaaan lemah tak bisa melakukan perlawanan.     

"Cantik... Mau lari kemana lagi kau!" Kata laki-laki ini sambil menarik tubuh Tiara ke pelukannya. Ia tersenyum menyeringai dan berusaha mencium wanita cantik ini.     

"Hai, kau. Lepaskan nyonya muda. Aku akan menghajarmu!"  Kata bibi Sue sambil mengangkat sebuah baru yang berada di dekatnya. Ia berjalan mendekat dan berusaha memukul pemuda itu dengan menggunakan batu yang ada di tangannya. Namun berhasil ditangkis dengan mudah, bahkan pemuda itu melemparkan wanita tua ini hingga terpelanting ke samping dan terjatuh terbentur aspal jalanan hingga dahinya berdarah dan pingsan.     

"Bibi Sue!!!" teriak Tiara ketika melihat pelayannya itu bersumpah darah.     

"Kau, brengs*k! Lepaskan aku!"  kata Tiara yang berusaha meronta lagi dengan tenaga yang tersisa yang ia miliki. Ia memukul-mukul dada bidang laki-laki itu dengan keras. Tetapi, hal yang ia lakukan itu hanya di tertawakan oleh pemuda itu. Bukan rasa sakit yang dirasakan, melainkan hanya rasa geli saja.     

"Kau terlalu cerewet!"   Kata pemuda itu, kemudian memeluk tengkuk leher wanita cantik ini hingga pingsan dan menggendongnya pergi.     

"Hallo, bibi...bibi..."  teriak Yohan di dalam telepon, setelah mendengar permintaan tolong bibi Sue dan teriakan istrinya.     

"Sial! Mereka dalam bahaya."   Guman Yohan yang langsung pergi dari kedai teh itu.      

"Tuan, apakah kau keluarga wanita itu? Dia berlari kearah sana dan para berandalan itu mengejarnya." teriak penjual teh itu memberitahukan arah Tiara berlari.      

Yohan dan para bodyguard miliknya segera memacu mobilnya kearah yang di tunjukkan. Dan benar saja, ia telah menemukan Joni tak jauh dari tempat itu sedang tergeletak di dekat mobilnya dengan banyak luka memar di sekujur tubuh dan wajahnya. Bahkan hidung sdan bibirnya juga berdarah bekas pukulan tangan yang kuat.     

"Tu... Tuan muda, nyo... Nyonya muda." Kata-kata Joni sedikit susah di ucapkan karena keadaannya lumayan parah, tetapi dia masih memiliki kesadaran.     

"Joni, dimana Tiara?"  Kata Yohan yang sudah gugup dan gelisah.     

"Nyonya muda... Lari ke... ke arah sana."  Kata Joni menjawab pertanyaan Yohan sebelum ia pingsan, sambil tangannya menunjuk kearah sebuah gang sempit yang sangat sepi.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.