CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

407. Mengerjai Teman sendiri



407. Mengerjai Teman sendiri

0 Emelly sudah memasang muka cemberut, sambil memandang kearah Jonatan dengan tajam.      
0

"Ini orang tidak tahu diri sama sekali. Memang dia mau menahan kami di depan pintu ini samapai kapan? kakiku sudah pegal rasanya."  Gumam Emelly yang wajahnya sudah kusut dan cemberut.     

"papa... bolehkah aku dan mama ke ruangan Kakak terlebih dahulu? aku rasa papa masih lama untuk mengobrol dengan Tuan Jonathan Lee. Kaki aku ini sudah mulai panas dan kesemutan karena berdiri terlalu lama."  Kata gadis cantik ini sembari menyindir halus. Tetapi ia memang sengaja menggunakan nama papanya.     

"Oh, tentu saja sayang... Kalian boleh jalan ke kamar kakakmu dahulu. Nanti papa baru menyusul."  jawab tuan Kim mempersilahkan.     

"Ayo ma... Kita jenguk kakak duluan. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu kakak ku yang paling tampan dan baik hati." Kata-kata cantik ini sambil marai dengan mamanya dan menggantinya dengan erat sambil berjalan beriringan dengan manja.     

Emelly bersama dengan nyonya Kim, meninggalkan Tuhan kirim yang masih berdiri di depan pintu masuk dengan Jonathan yang asyik mengobrol berdua. Meskipun pada dasarnya Tuan besar ini, sama sekali tidak ingin melayani atau pun menjawab pertanyaan-pertanyaan dari tuan muda dari keluarga Lee itu. Tetapi untuk meninggalkan dia begitu saja, sepertinya sungguh sangat tidak sopan.     

"Apakah itu tadi putri anda tuan Kim? Saya tidak pernah mendengar, jika tuan mempunyai seorang putri. jadi saya berfikir selama ini Tuhan hanya memiliki seorang Putra saja yaitu pasir Kim Yohan. Saya tidak menyangka Jika anda masih memiliki seorang putri yang sangat cantik dan juga pandai." Kata Jonathan yang mulai bermulut manis dan menyanjung keluarga besar Kim di depan papa sang Presdir perusahaan Lianxi grup itu.     

Tuan kim hanya tersenyum. Ia hanya mengehela nafas perlahan, dan mulai bosan dengan ucapan jonatan yang tidak langsungbke intinya saja. Sejak tadi hanya berputar-putar sambil menjilat kesana-kemari dengan menyanjung keluarganya.     

" Ya, tentu saja. Putriku tidak tinggal.di kota ini     

 Ia masih kuliah dan tinggal di Amerika bersamaku dan istriku.  Hanya beberapa kali dalam setahun kami pulang untuk berkumpul dengan yohan. Maklum saja, ladang rezeki ku ada disana. Sedangkan yohan ada disini dengan perusahaannya."  jelas tuan kim sambil sesekali berdeham, berharap laki-laki di depannya ini sedikit peka. Bahwa ia juga sudah capek berdiri beberapa menit di tempat yang sama dan posisi yang sama juga.     

"Oh, ternyata seperti itu. Pantas saya tidak pernah melihat putri anda sebelumnya."  Jawab Jonatan untuk menutupi rasa canggungnya karena sejak tadi tuan kim sudah mengirimkan signal bahwa pembicaraan ini harus segera di akhiri.     

"Tetapi aku justru sangat beruntung karena putri manjaku itu jauh dari kota ini. Jika tidak, ia bisa dijadikan sasaran empuk, para pemilik perusahaan yang ingin mengikat kerjasama dengat yohan. Hemm... Itupun, kalau mereka bisa tahan dan mampu menaklukkan putriku itu..." Gumam tuan kim dalam hati. Ia dati tadi sengaja melihat kearah lift yang tidak jauh dari tempatnya berdiri, supaya jonatan semakin tidak nyaman dan segera pergi.     

Apa yang dilakukan tuan kim sepertinya sia-sia saja. Jonatan memang bermuka tebal dan acuh saja dengan kode-kode kecil yang di perlihatkan tuan Kim.      

"Iya... Maaf tuan Lee, mungkin perbincangan kita, bisa kita lanjutkan kapan saja saat kita bertemu lagi. Sekarang saya harus ke kamar putra saya."  Tuan kim yang menghentikan paksa obrolannya dengan Jonatan. Baginya berkata atau memakai kode lembut hanyalah hal yang percuma. Lebih baik langsung keintinya saja.     

"Oh, tentu saja tuan. Maaf sudah menghambat perjalanan tuan sejenak."  Kata jonatan yang sudah tidak bisa berkata lebih banyak. Mau tidak mau ia harus menghentikan celotehannya yang tidak penting itu.      

Tuan Kim menepuk bahu laki-laki ini. Kemudian berjalan meninggalkan Jonatan untuk menyusul Nyonya kim dan Emelly yang sudah melangkah menuju kamar yohan duluan.     

------------     

KAMAR INAP YOHAN DAN TIARA     

 Dua sejoli ini sedang asyik tiduran diatas tempat tidur. Yohan yang memeluk erat istrinya, seakan tidak merasakan bahwa ia sekarang sedang di dalam kamar inap sebuah Rumah sakit saja. Bahkan kamar itu akan lebih mirip di sebut dengan kamar hotel bintang 5, meski tidak semewah kamr hotel yang biasa ia tempati ketika melakukan perjalanan bisnis.     

Dokter Glen yang batu saja masuk ke ruangan itu. Ekspresi wajahnya yang tadinya terlihat cemas, seketika menjadi gemas dan ingin sekali memukul pantat pasangan suami-istri yang menyebalkan ini. Mereka berdua selalu saja membuat orang yang melihat keduanya merasa iri dan cemburu.     

"Sial! Mereka selalu saja seperti ini. Lama-lama kamar inap rumah sakit ini, akan aku rubah menjadi kamar hotel saja. Benar-benar membuat aku kehilangan muka di depan para dokter dan perawat disini. Mana ada pasien yang menyebalkan seperti mereka ini. Nasib.. masih saja sendiri tanpa pasangan, ketika melihat orang bermesraan hanya bisa mengelus dada saja."  Gumam dokter glen dalam hati. Dia mendekat ke arah tempat tidur yohan dan tiara.     

Dokter Glen mulai usil dengan sahabatnya ini. Ia membelai lembut pipi Yohan, seolah hal itu yang melakukan adalah Tiara. Di belainya pipi sang Presdir dengan dengan lincah dan manja. Bahkan sesekali mencoleh pinggang dan bibir yohan dengan jahil.     

"Sayang... Biarkan aku tidur. Aku masih sangat mengantuk."  Gumam yohan dengan masih menutup matanya rapat-rapat. Maklum saja, ia baru tidur menjelang pagi, karena asik mengobrol dengan papanya. Saat siang, ia masih harus waspada menjadi tiara karena ada tuan Jerry jiang di dekatnya. Meskipun ia tahu, tidak mungkin rasanya, papa tiara itu akan melukai putrinya. Tetapi seperti perintah papanya, ia hanya perlu berpura-pura tidur dsn berbaring saja.     

Keusilan dokter glen tidak berhenti sampai disitu saja. Sekarang ia membentuk jari-jarinya seperti kuncup bibir dan menempel jarinya di ujung bibirnya yohan, seolah itu adalah bibir Tiara.      

"Rasakan ini, cium itu tangan halusku yang penuh dengan aroma obat-obatan. Ha...ha..."  gumam dokter glen dalam hati dengan sangat puas dengan keusilannya, hingga ia harus menahan tawa saat bibir yohan mulai manyun dan mencium jari-jarinya.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.