CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

436. Bibir ?



436. Bibir ?

0"Hei, istri yohan. Kau belum.menjawabnya,  katakan kepadaku, bibir mana yang sering kau kunjungi dan nikmati dengan suasananya?" Tanya dokter Glen sudah mulai memancing.     
0

Laki-laki tampan ini menghela nafas dengan kasar, diatas kepalanya sudah seperti tumbuh sungut atau tanduk sebab menahan emosi. Mengapa dua orang itu begitu sangat menyebalkan, jika sudah saling berbicara. Hanya karena ia sedang pura-pura tidur. Sungguh konyol!     

"Aku suka mengunjungi bibir yang lebar, sejuk... Membuat suasana tenang, nikmat, dan kegihan untuk mengunjunginya lagi dan lagi." Jawab tiara yang terlihat sangat senang menceritakannya kepada dokter Glen.      

Sontak ekspresi tiara itu, membuat yohan senang dan bangga kepada dirinya sendiri. Ternyata bibirnya digambarkan dengan seindah itu oleh isterinya. "Hmm... Mau bicara apa kau Glen? Jomblo sepertimu memang tahu apa soal ciuman? Setiap hari kau hanya mencium bau obat-obatan saja dari pagi sampai malam. Entah kapan kau bisa merasakan hal yang dikatakan oleh tiara. Sayang kau memang sangat menggemaskan. Biar nanti aku ajak kau mengunjungi bibir yang kau rindukan, tentu saja bibirku ha... Ha..." Isi pikiran yohan yang sedang tertawa puas dan bangga kepada dirinya sendiri. Siapa juga yang tidak akan melayang jika dipuji dan di puja wanita yang ia sayangi dan cintai.     

"Hmm... Sepertinya bibir itu sangat mempesona? Bolehkah aku ikut mengunjunginya? Sepertinya aku melihat ada bibir yang lebih indah daripada yang kau ceritakan. Aku ingin mengunjunginya." Kata dokter Glen sambil mengangkat jari telunjuknya dan menunjuk kearah Tiara.     

"Oh, benarkah? Dimana?" Kata tiara menjawab dengan polos dan senang.     

"Disitu? Ya... Itu sangat indah. Aku ingin mengunjungi dan menikmati suasananya." Jawab dokter glen sambil tersenyum, tetapi wajahnya terlihat serius.     

Sedangkan dipandangan mata yohan, dokter tampan itu seolah sedang mengarahkan jari telunjuknya ke bibir mungil istrinya.     

Yohan segera membuka matanya lebar-lebar dan bangun dari tidurnya. Ia berdiri dan berjalan dengan cepat menuju kearah istrinya yang sejak tadi mengobrol santai dengan dokter Glen sambil tertawa bahagia.     

Tatapan mata yohan tertuju tepat kearah dokter tampan itu, salah seperti anak panah yang siap meluncur dari busurnya. Laki-laki tampan ini sekarang tengah berdiri tepat di belakang dokter Tampan itu. Aura kemarahan dan kecemburuannya sangatlah pekat.      

"Glen... Jari telunjukmu itu sudah tidak terpakai kah? Aku bisa membantumu untuk mematahkannya dan membuangnya jauh-jauh." Kata yohan dengan suara berat dan penuh tekanan.     

Daftar clan yang tadinya masih tertawa lepas dengan Tiara sekarang merasakan sesuatu yang aneh di belakangnya.     

" Eh, mengapa tengkukku terasa dingin ya? Apa ada setan dibeakangku?" Kata dokter glen sedikit menyindir. Memang sejak kapan ia merasa takut dengan Yohan. Jikalaupun ada itu hanyalah sebuah gurauan saja. Posisi mereka itu sama kuatnya cuma dokter Tampan itu selalu mengalah kepada sahabatnya itu karena perilaku Yohan yang sedikit keras dan susah untuk dikendalikan. Tetapi pada dasarnya Dia adalah seorang laki-laki yang baik dan bertanggung jawab.     

Tiara cuma memandang dengan bongong ke arah Yohan, yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang dokter Tampan itu saja. Ia terlalu asyik tertawa hingga tidak memperhatikan sekitarnya.      

"Eh, sayang... Kamu sudah bangun?" Sapa Tiara sambil tersenyum manis. Selain itu wanita cantik ini juga melempar kode kepada dokter Glen jika suaminya tengah berdiri di belakang Dokter tampan itu.     

"Eh, benar yohan yang sedang berdiri di belakang aku. Pastas saja aura dinginnya itu seolah tengah mencekikku. Ia pasti sudah sangat cemburu dan marah saat ini. Lebih baik aku crpat kabur saja. Untuk mencari aman." Gumam Dokter tampan ini dalam hati. Iya segera membelokkan tangannya yang menuju ke arah kalender yang berisi gambar pemandangan pantai diatas meja di belakang Tiara. Berbelok ke arah bibirnya sendiri. Ia tahu apa yang ada di pikiran yohan saat ini, ia pasti sudah memakan umpan yang mereka berdua lemparkan. Bibir... Ya, bibir itulah yang ingin dikunjungi oleh dokter tampan ini. Sambil tersenyum cengar-cengir.     

"Tiara, aku masih ada sedikit pekerjaan dan juga janji dengan seseorang. Aku pergi dulu ya! Kamu selesaikan masalahmu sendiri." Kata dokter tampan ini kepada wanita cantik yang pernah berdiri di depannya.     

Tiara hanya mengangguk sambil tersenyum.iya tak yakin jika suaminya akan melepaskan dokter Tampan itu begitu saja untuk bisa keluar dari ruangan itu dengan mudah dan tanpa ia marahi terlebih dahulu.     

"He... He... Iya, semangat ya." Jawab Tiara sambil memandang kecut kearah yohan, sekaligus melirik kearah dokter Glen secara ragu-ragu.     

Ketika dokter Glen akan melangkahkan kaki keluar menuju pintu. Dengan cepat laki-laki tampan yang berdiri di belakangnya itu menarik kerah kemeja bagian belakang dokter Tampan itu sehingga langkah dokter Glen terhenti dan tidak bisa kemana-mana.     

"Mau kemana kamu, monyet kecil?mau kabur?jangan harap!" Kata Yohan sambil memandang tajam kearah sahabatnya itu.     

Dokter glen yang terhenti langkah kakinya dengan cepat membalikkan badannya.     

" Hei, kau ini apa-apaan? Lepaskan pakaianku! Aku bisa tercekik, kau menariknya terlalu keras!" Teriak Dokter tampan ini memprotes sembari mengomel kepada yohan.     

Yohan tetap tidak melepaskan cengkraman tangannya dari kerah baju dokter tampan ini, sampai ia puas mempermainkan sahabatnya itu sebagai hukuman keusilannya.     

Laki-laki tampan ini mendekatkan wajahnya ke arah wajah sahabatnya itu. Memandang dengan dekat sambil mengerutkan kedua alis matanya.      

"Bukankah kau ingin mengunjungi Bibir indah dan menikmati suasana nyaman yang diciptakannya oleh bibir indah itu? Bagaimana jika kau memgunjungi. Bibir indah di depanmu ini?" Kata Yohan kepada dokter Glen yang malah terlihat syok dan mual mendengar perkataan Yohan.     

"Apa! Apa, maksudmu? Bibir mana? Mana ada bibir yang aku maksud itu ada disini?" Jawab dokter Glen dengan sedikit bingung dengan perkataan sahabat itu.     

"Bibir mana? Tentu saja bibir seksiku ini. Memang kau pikir bibi siapa?" Kata yohan sambil menunjuk kearah bibir tebalnya itu dengan percaya diri.     

"What!!! Hueekkk...." Seketika Dokter tampan itu berlari kearah kamar mandi karena mual dengan kegilaan yohan. Bisa-bisanya sahabatnya itu berpikir demikian.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.