CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

439. Villa pribadi sang presdir



439. Villa pribadi sang presdir

0Tiara menganggukkan kepala, tanda ia mengerti semua penjelasan suaminya.     
0

"Oh, jadi seperti itu kejadiannya. Pantas saja yohan langsung bangun, saat membuka mata. Ternyata semuanya bukan karena ia marah kepadaku, melainkan hanya menghormati keputusan yang aku ambil saja." Gumam tiara dalam hati. Ia merasa sangat bersalah karena sudah salah paham dengan suaminya tadi.      

"Sayang... Maafkan aku ya? Aku sudsh salah paham kepadamu. Aku mengira kau marah kepadaku." Kata wanita cantik ini memnita maaf.      

Tiara menyandar keplanya diatas bahu suaminya dengan perasaan tenang dan lega. Jika yohan tidak menjelaskannya, mungkin sampai sekarang ia akan tetap salah paham. Suaminya memang seorang laki-laki yang sangat pengertian, tiara sangat beruntung memiliki suami yang sangat mencintai dan mengerti dirinya.     

" Kau tidak perlu berterimakasih, sudah seharusnya aku melakukannya." Jawab yohan sembari mengecup kepala bagian atas Tiara. Laki-laki tampan ini hanya tersenyum, ternyata jika merajuk sedikit juga boleh saja. Keuntungannya, dia sudah bisa pulang dengan istrinya ke rumah tanpa ada masalah atau salah paham lagi.     

"Doni... Kita ke villa pribadiku sekarang." Kata yohan kepada Bodyguard yang sedang menjadi sopirnya sekarang.     

"Siap, bos." Jawab Doni singkat.     

"Eh, mengapa kita pulang ke villa? Bukankah tadi kita akan pulang ke kediaman Kim?" Tanya tiara sedikit heran.     

Wanita cantik ini dalam hati sedang bertanya-tanya, Mengapa suaminya tiba-tiba mengajaknya untuk pulang ke villa pribadi mereka? Bukankah hal itu nanti akan membuat mama dan papa menjadi khawatir? Mereka berdua sudah pulang dari rumah sakit tetapi belum memberitahu atau telepon ke rumah dan sekarang malah memutuskan untuk pulang ke villa. Tiara benar-benar tidak mengerti apa yang ada dipikiran suaminya.     

"Tidak apa-apa? Aku hanya merasa kita akan lebih bebas di sana daripada di kediaman Kim. Lagipula kita sudah lama sekali tidak bertemu dengan Bibi Alaen Apakah engkau tidak merindukannya sayang?" Jawab yohan yang hanya membuat-buat alasan saja. Padahal pada dasarnya ia sedang mempersiapkan sebuah kejutan kecil, yang merupakan sesuatu yang terhutang olehnya kepada istrinya. Apakah kejutan itu? Hmm... Semuanya akan di ketahui saat sampai di villa pribadi mereka.     

"Haits... Bos. Sayang sekali dengan Istrinya. Sudah tampan, kaya, baik, meski sedikit galak. Wanita mana yang tidak tergila-gila dengannya. Kejutan manis yang kau minta aku menyiapkan dan bibi alaen, sudah siap. Sesuatu yang manis tetapi terasa masam." Gumam doni dalam hati. Ia berharap nyonya muda akan menyukai kejutan itu, karena mereka sudah mendatangkan barang itu jauh dari luar kota dengan kwalitas terbaik.     

Sesampainya di villa pribadi sang presdir. Doni segera turun dan membukakan pintu mobil dengan cepat.      

Yohan dan tiara segera turun dari mobil dan melangkahkan kakinya menuju pintu masuk.     

Doni memencet bel pintu, supaya bibi alen mendengar dan segera membukanya.     

Tidak berselang waktu lama pintunya pun terbuka.     

Ceklak...     

Pelayan wanita ini berdiri bengong melihat dua orang majikan sedang berdiri di depan pintu dengan masih memakai pakaian pasien rumah sakit.     

"Tu...tuan muda dan nyonya muda? Kalian..." Kata-kata bibi alaen terhenti, setelah yohan sengaja menyelanya.     

"Bibi... Bolehkah kita masuk terlebih dahulu?" Kata Yohan.     

" Oh, tentu. Maafkan saya tuan." Jawab pelayan wanita ini dengan membuka pintu lebar-lebar.      

Yohan dan tiara kemudian melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Mereka semua beristirahat di ruang tamu.     

"Tuan muda dan nyonya muda ingin minum apa?" Tanya bibi Alaen dengan tersenyum. Walaupun di dalam hatinya sangat penasaran. Mengapa tuan muda dan nyonya muda nya memakai pakaian sedemikian rupa. mereka berdua sekarang seperti seorang pasien yang telah melarikan diri dari rumah sakit saat perawatan berlangsung.     

"Apa yang terjadi dengan tuan dan nyonya muda ya? Wajah mereka sedikit lebab dan ada beberapa luka lecet lengannya. Apakah mereka terjadi kecelakaan atau bertemu dengan penjahat? Oh, tidak! Bagaimana mungkin itu terjadi? Tuan dan nyonya selalu di ikuti oleh para bodyguard di sampingnya yang jumlahnya tidak sedikit. Bagaimana dengan kandungan nyonya muda, apakah baik-baik saja?" Gumam pelayan wanita ini dalam hati. Ia terlalu khawatir dengan dua orang yang sedang duduk di depannya. Bibi Alaen melihat tubuh tiara dari bawah keatas dan berhenti berpusat di perutnya.      

"Hemm... sepertinya perut Nyonya masih kelihatan sedikit membuncit. Aku harap bayinya baik-baik saja." Gumam bibi alaen sekali lagi dalam hati.     

"Bibi.... Bibi....bibiiii..." Teriak yohan dengan suara yang sedikit keras ketika memanggil pelayan wanitanya.      

Bibi Alaen yang sedari tadi cuma melamun memandang Tiara, Seketika sadar dan menjawab panggilan tuannya.     

"Iya... Ya, tuan bhmuda. Ingin minum apa?"      

" Ambilkan Nyonya muda minuman hangat." Jawab yohan.      

"Baik tuan muda." Jawab pelayan itu. Bibi Alaen kemudian beranjak dari ruang tamu dan membuatkan sengelas teh hangat untuk tuqn dan nyonya mudanya.     

Beberapa menit kemudian pelayan wanita ini sudah kembali dengan dua minuman diatas nampan yang ia bawa. Ia menyuguhkan dengan pelan diatas meja.     

Tiara berterimakasih dan segera menganbil dan meminumnya sedikit demi sedikit, supaya tubuhnya kembali hangat. Setelah selesai meminumnya, yohan mengajak istrinya untuk naik ke atas ke kamar tidur mereka berganti pakaian. Mereka terlihat seperti orang aneh yang merupakan buronan rumah sakit karena kabur.     

"Bibi, apakah semua kejutannya seudah engkau siapkan dengan baik? Jika tidak, aku takut bos akan marah besar kepada kita. Dia selalu ingin memberikan sesuatu yang terlihat sempurna untuk nyonya bos." Tanya Doni yang mulai mengantisipasi kemungkinan kegagalan dalam pemberian kejutan manis itu.     

"Kau tenang saja,  aku sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. Besok, aku yakin Nyonya muds akan menyukainya." Jawab bibi Alaen percaya diri.     

"Puh, baiklah kalau begitu. Setidaknya aku akan merasa lega. Jika begitu, aku dan anak buahku akan berjaga di luar. Jika kau membutuhkan kami telepon saja aku." Kata doni kepada bibi Alaen.      

"Baiklah, aku akan mengambikan kalian semua minuman dan camilan." Kata pelayan wanita ini kepada Bodyguard tampan itu. Ia kemudian kembali ke dapur untuk mengambil semua yang telah ia sebutkan tadi.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.