CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

449. Urus saja Putrimu itu!



449. Urus saja Putrimu itu!

0Sonya melihat kearah suaminya. Yang terlihat hanya diam, tanpa berkata apa-apa. Andaikan saat ini ada satu putrinya yang lain, mungkin saja akan berbeda rasanya. Biasanya jika ia sakit, tiara yang selalu menunggu dan merawatnya dengan sabar. Meskipun ia terkesan tidak perduli dan jarang mengajaknya bicara, tetapi tiara tidak pernah membalas dengan hal yang sama.     
0

"Sayang... Apa kau membutuhkan sesuatu?" Kata wanita cantik ini yang hanya memandang direktur Jerry dari jauh, tanpa bergerak mendekatinya.     

"Tidak ada." Jawabnya dingin dan acuh saja. Padahal ia sebenarnya ingin makan, tetapi malas untuk melakukannya sendiri. Jika istri dan anaknya peka, seharusnya diantara mereka ada yang berinisiatif untuk menyuapinya.     

"Oh, jika begitu istirahatlah saja. Aku kan disini dengan Tara untuk menemanimu." Jawab sonya.     

Direktur Jerry Jiang cuma bisa menghela nafas kasar. Mengaharap istri dan putrinya yang satu ini peka terhadap keinginannya, ibarat punguk merindukan rembulan saja.     

"Puh... Jika cuma menemani saja, aku juga bisa meminta perawat atau sekertaris Lee melakukannya. Tidak perlu kalian berdua yang hanya membuat mataku pedih melihatnya." Gumam Jerry jiang dalam hati.     

Rasa jengkel, kesal, kecewa dengan anak dan istrinya, membuat nafsu makannya hilang seketika. Ia memilih untuk berbaring sejenak saja, meskipun dari tadi suara perutnya sudah berbunyi berkali-kali. Tetapi apalah daya makanan yang di bawa istrinya juga terletak jauh di meja sofa, sedangkan yang dekat dengannya hanya air putih dan buah saja. Mau mengupas buah juga malas, sedang dua patung wanita di depannya hanya seperti berperan sebagai hiasan ruangan saja. Mereka berdua sibuk dengan dirinya sendiri.     

"Tara... Berika handphone milikmu sekarang kepadaku. Aku ada sedikit urusan dengan asisten Mo." Kata direktur Jerry jiang kepada putri Cantiknya itu.     

Tara cuma melirik dengan malas kearah papanya. "Papa ini mengganggu saja. Pakai saja handphone papa sendiri. Aku sedang asyik bermain sosial media." Jawab wanita cantik ini dengan kembali memfokuskan pandangannya ke layar handphonenya miliknya.     

Direktur jerry jiang mulai kesal dengan tingakah tara. Rencana untuk mengirimkan putri cantiknya itu ke perusahaan Han's Grup (A&D grup) yang awalnya cuma wacana saja, akhirnya akan ia lakukan realisasinya. Tara sudah harus di luruskan perilakunya, ya! mungkin itu kesalahannya di masa lalu. Yang hasilnya is tuai sekarang. Tetapi tidak ada salahnya ia berusaha untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lalu, di masa sekarang ini.     

"Tara... Sejak kapan kau menjadi bod*h! Jika handphone itu ada di tanganku, perlukah aku meminjam darimu?" Kata Jerry jiang menyindir putrinya.     

Seketika tara menoleh kearah papanya dengan jengkel. "Memang handphone papa kemana? Makanya kalau main keluar, bersenang-senang itu bawa uang tunai, cartu credits biar handphone papa tidak di rampok oleh wanita-wanita kesepian itu." Jawab tara dengan seenak hatinya, tanpa berfikir terlebih dahulu.     

"Kau! Dasar tidak tahu diuntung... sebaiknya kau pergi dari sini saja, daripada membuat darah dan emosiku naik." Jawab Jerry jiang yang mulai panas dalam hati. Tara memang benar-benar pandai memancing emosi papanya yang awalnya tenang, menjadi pemarah tak terkendali.     

"Sudah.... Sudah... Papa pakai handphone mama yang satunya saja. Mama masih bawa satu lagi." Kata Sonya sambil berdiri dan mengantarkan handphone yang berada di tangannya kepada suaminya.     

Wanita cantik ini tidak berani bertanya kepada suaminya, dimana sebenarnya handphone milik suaminya itu. Seandainya ia bisa berbicara dengan lantang saat ini, jujur saja ia juga memiliki rasa penasaran yang sama dengan putrinya. Tentang dimana letak semua barang-barang milik suaminya itu berada, karena sejak kemarin ia datang. Tak satupun barang suaminya yang ada di kamar itu, kecuali hanya sepasang sepatu, kemeja, celana dan jas yang ia kenakan waktu berangkat bekerja. Itupun semua bau minuman keras yang menyengat, selain itu sudah tidak ada lagi barang yang lainnya. Seperti handphone, jam tangan, dompet dan lain-lainnya.      

Sayangnya wanita cantik ini tidak berani melakukannya, Setelah terakhir kali ia kena marah suaminya karena menuduh laki-laki tampan yang terbaring diatas ranjang pasien itu sedang bersenang-senang dengan wanita lain di luar sana.      

"Tara, berikan kepadaku nomer telepon asisten Mo kepada papa." Kata Jerry jiang yang masih terlihat jengkel kepada putrinya.     

Tara merasa kesal, lagi-lagi kesenangannya diganggu oleh papanya. Ia segera mengirimkan nomer asisten Mo kepada papanya.     

"Mama... Aku mau keluar dahulu. Ada urusan penting, tidak perlu menungguku. Jika mau pulang, ya pulang saja sendiri. Daaa.... Papaku sayang, selamat bobo manis. Jangan marah-marah, nanti cepat tua. Belum punya cucu juga sudah menjadi kakek-kakek. Ha... ha.... Emmuaachh..." Kata Tara sambil memberikan kecupan jauh kepada papa Jerry yang terlihat mengerutkan dahi karena jengkel kepadanya.     

"Kau! Hah...." Jerry Jiang cuma bisa menghela nafas dan memegang dadanya. Ingin sekali ia melempar bantal kepala yang ada dibelakangnya kearah putrinya yang menyebalkan satu itu, bisa-bisanya dalam keadaan seperti itu ia masih menyindir papanya tua. Meskipun pada kenyataannya, Jerry jiang memang sudah berumur, twk jauh beda dengan tuan besar Kim.     

"Sayang... Sudah, kendalikan emosimu. Jangan marah! Kau sudah tahu sikap tara seperti apa dari dahulu. Jangan diambil hati." Kata sonya mencoba menenangkan suaminya. Tetapi sepertinya emosi suaminya itu sudah tinggi.     

"Kau! Sebaiknya kau ajari putrimu itu, jika tidak aku akan membuang semuanya." Kata Jerry jiang yang mulai melepas berbicara karena marah.     

Hati sonya terhenyak mendengar perkataan suaminya, wanita cantik ini merasa tidak terima dan berbalik protes kepada Jerry jiang.     

"Sayang... Apa maksudmu? Putriku... Putrimu juga. Mengapa kau mengatakan hal yang seperti itu? Jelaskan padaku!" Kata sonya kepada suaminya.     

"Sial! Apa yang baru saja aku katakan!" Gumam Jerry Jiang sambil membungkam mulutnya sendiri supaya diam. Laki-laki ini baru saja melakukan kebodohan yang fatal.     

"Sudahlah, aku hanya salah berbicara. Jika kau lelah, pulanglah. Aku bisa sendiri disini. Jika kau tidak ingin pulang, kau bisa tidur di sofa itu. Ini sudah malam, aku ingin menelepon asisten Mo terlebih dahulu. Setelah itu aku juga akan tidur." Kata Jerry Jiang mencoba mengalihkan pembicaraan.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.