CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

529. Sampah yang tidak berguna



529. Sampah yang tidak berguna

0Setelah An an masuk ke dalam mobil, tiara dan yohan menghampiri pelayan cantik ini.     
0

"An an ini untukmu." Kata Tiara.     

Yang memberikan hadiah memanglah Sang Nyonya muda, sebagai tanda terimakasih Tiara telah dirawat dan di bantu oleh pelayan cantik itu selama ini. Tetapi yang menyerahkan kepada An an adalah Yohan, bukan karena yohan yang menginginkannya. Tetapi karena ia tidak ingin Istrinya membawa beban berat saja.     

Wajah pelayan cantik ini Seketika berseri-seri dan bersemangat. Setelah menerima hadiah dari yohan, seolah rasa sedih dan kecewa hilang begitu saja.     

"Terimakasih tuan muda." Kata pelayan cantik ini sambil tersenyum manis.     

"Bukan aku yang memberikan hadiah ini, tetapi istriku." Jawab yohan dengan wajah acuh seperti biasanya. Laki-laki tampan ini membuka mulutnya dan berbicara, hanya karena tidak ingin Istrinya salah paham saja. Bagaimana bisa, Istrinya yang memberikan hadiah. Tetapi terimakasih justru di berikan kepadanya yang sama sekali tidak melakukan apa-apa.     

"Terimakasih, Nyonya muda." Kata An an mengulangi kata-katanya dan berterimakasih kepada tiara dengan tersenyum simpul. Sungguh berbeda ketika tersenyum kepada tuan mudanya.     

"Sudahlah, aku atau suamiku sama saja. Hati-hati di jalan dan semoga kamu betah di tempat yang baru." Kata Tiara sambil melambaikan tangan, ketika mobil yang di kendarai Sam itu mulai melaju pergi.     

"Nyonya kim yang melihat tingkah laku an an yang sama sekali tidak berubah, hanya bisa menepuk keningnya perlahan.     

"Dasar Pelayan genit! Aku hampir saja memaafkannya di dalam hatiku. Belum juga penilaianku berubah, ia malah sudah mengulanginya lagi." Kata Nyonya kim yang merasa jengkel dengan pelayan cantik itu yang seolah tidak pernah mengindahkan peringatan darinya.     

"Sudahlah, sayang. Kau tidak perlu marah lagi. Lagipula An an juga sudah berangkat ke bandara, apa yang masih engkau khawatirkan." Kata tuan kim sambil menepuk bahu istrinya.     

"Kau benar. Tugas kita sekarang bukan untuk memikirkan An an, melainkan putri kita yang harus secepatnya kita pulangkan ke Amerika." Kata Nyonya Kim.     

"Kita akan bahas itu nanti. Sekarang kita masuk kedalam terlebih dahulu." Kata tuan Kim mengajak istrinya masuk kedalam rumah.     

Setelah itu yohan dan asisten steve juga berangkat ke kantor pagi itu. Sedangkan dokter glen berangkat kerja ke Rumah Sakit miliknya. Tiara dan Hana berjalan-jalan sejenak berkeliling taman untuk menghirup  udara pagi yang segar.     

--------     

APARTEMEN JONATHAN LEE     

Dusaat yang sama di Apartemen Jonatan. Tara baru saja bangun dan membuka matanya. Kepalanya terasa pusing dan berat. Mungkin karena kemarin malam wanita cantik ini dan Jonatan terlalu banyak minum, hingga mabuk berat. Bahkan botol-botol minuman koleksi jonathan itu masih berserakan dilantai kamar laki-laki tampan itu.     

"Ough... Pusing kepalaku." Kata wanita cantik ini sembari duduk sambil memegang kepalanya. Matanya masih terlihat sayup-sayup mengantuk dan malas untuk bernjak dsri tempat tidurnya. Mungkin lebih tepatnya tempat tidur Jonatan.     

Laki-laki tampan itu masih tidur nyenyak di sampingnya. Sepertinya jonathan kemarin malam tidak kalah mabuk berat seperti dirinya. Entah apa saja yang mereka lakukan kemarin malam dalam keadaan mabuk itu. Kamar laki-laki tampan ini sangat berantakan, pakaian mereka berdua berserakan dimana-mana.     

"Sial! Lagi-lagi aku menidurinya ha... Ha... Dasar gila kau Tara. Mana ada wanita meniduri laki-laki." Kata wanita cantik ini dalam hati, ketika melihat jonathan tidur seperti orang mati saja.     

Wanita cantik satu ini memang sedikit unik pemikirannya. Bagi tara tidak ada yang namanya kekalahan atau menyerah. Menaklukkan laki-laki adalah dirinya. Tidak ada dalam kamus cantiknya istilah tara dipermainkan seorang laki-laki. Yang ada, justru wanita cantik ini yang sering mempermainkan laki-laki.     

Jika di dunia ini seorang laki-laki bisa mengandung, mungkin dia sebagai seorang wanita juga tidak ingin direpotkan dengan hal seperti itu. Membayangkan perut jonathan buncit, itu sudah membuatnya tertawa geli. Khayalan liarnya memang tidak bisa dibandingkan dengan wanita lain pada umumnya.      

"Hai, Nathan. Bangun! Antarkan aku pulang." Kata Tara sambil menggoyang-goyangkan tubuh kekar laki-laki tampan itu dengan kasar.     

"Hmm... Ada apa sayang? Ini masih sangat pagi. Sudahlah, pulang nanti siang saja. Aku sangat lelah dan masih sangat mengantuk." Kata Jonatan dengan mata masih terpejam, cuma mulutnya saja yang berbicara. Mungkin jonathan juga tidak tahu posisi tara sekarang ada dimana?     

"Hai, pemalas! Bangun kau ingin papaku semakin marah kepadaku? Sial! Apa kau tidak bangun untuk ke perusahaan?" Tanya tara yang sudah mulai emosi.      

Wanita cantik ini melempar bantal yang ada di sampingnya ke wajah jonathan. Sontak, laki-laki tampan ini terkejut dan membuka matanya lebar-lebar sesaat.      

"Haist... Sayang, baru juga pukul 8 pagi. Kau sudah teriak-teriak seperti ibu-ibu penagih kontrakan! Aku masih mengantuk, kau pulang saja sendiri." Jawab jonatan sambil melemparkan kembali bantal yang dilemparkan tara kepada wanita cantik ini.     

"Sial! Dasar pemalas! Pantas saja Perusahaan milikmu hampir bangkrut, direktur pemalas sepertimu lebih cocok sebagai cleaning servis saja." Kata wanita cantik ini dengan marah-marah. Tara turun dari tempat tidur Jonatan dan mengambil pakaiannya yang berserakan dilantai.      

Mendengar ucapan pedas Tara, jonathan Seketika membuka mata.      

"Haits... Kau sedang menyumpahiku jatuh miskin? Kau kejam sayang! Terserah, kau pulang saja sendiri." Jawab Jonatan dengan cemberut dan marah. Dia tidak perduli wanita cantik itu mau pulang atau tidak.     

Tara keluar dari kamar Jonatan sambil mengumpat. Bisa-bisanya Jonatan menjadi acuh seperti itu kepadanya, seolah tara adalah seorang wanita penghibur yang setelah dipakai dan dibayar, tidak ada hubungan lagi satu sama lainnya.     

"Sial! Sial! Bahkan jonathan saja sudah membuangku seperti sampah! Semuanya gara-gara papa. Aku sudah tidak tahan dengan permainan papa. Aku mau semua fasilitas mewahku kembali lagi hari ini."  Tara keluar dari apartemen jonathan dan pulang dengan naik taksi, karena sopir Keluarga jiang yang ia telepon untuk menjemput tidak mengangkat telepon darinya.     

"Kenapa hari ini aku sial sekali? Tidak hanya Jonatan yang mengacuhkan aku, Sampai seorang sopir rendahan saja berani mengabaikan telepon dariku. Apa dia sudah bosan dengan pekerjaannya! Awas saja, aku akan pecat dia nanti sesampainya di rumah." Kata wanita cantik ini dalam hati. Wajah tara sudah seperti benang kusut sepanjang perjalan pulang ke kediaman Jiang.     

Setelah satu jam lebih perjalanan dari apartemen jonathan. Wanita cantik ini akhirnya sampai di kediaman Jiang. Tara turun dari taksi, Setelah membayar ongkos taksi itu.     

"Nona, kembaliannya." Kata sopir taksi itu sambil menyodorkan beberapa lembar uang kembalian.     

"Cih, kotor! Tidak perlu, ambil saja." Jawab wanita cantik ini saat melihat uang k3mbalian dari supir taksi itu. Tara dengan jijik dan acuh mengibaskan tangannya begitu saja, supaya taksi itu segera pergi.     

"Dasar orang kaya sombong! Uang sudah seperti sampah saja di hadapan mereka." Kata supir taksi itu menggerutu sambil melajukan mobilnya pergi menjauh. Uang tentu saja kotor dan banyak kuman. Entah berapa kali uang itu berpindah tangan dari satu orang ke orang lainnya dalam sehari, belum lagi seminggu, sebulan dan seterusnya.     

Tara berjalan masuk dan melihat sopir pribadinya sedang berdiri di dekat mobil milik papanya. Wanita cantik ini merasa geram dan mendatanginya sambil marah-marah serta mencaci maki sopir itu tanpa ampun.     

"Nona muda, maaf. Semua atas perintah tuan besar. Saya tidak berni melawan melanggar perintah Tuan." Kata sopir itu menjelaskan.     

Plak...     

Tamparan keras mendarat di pipi sopir pribadinya itu.     

"Dasar brengs*k! Beraninya kau berkata seperti itu kepadaku dengan memakai alasan papaku." Kata wanita cantik ini yang kemudian pergi begitu saja, Setelah meninggalkan bekas merah di pipi sang sopir.     

Sopir itu hanya bisa berlapang dada dan bersabar. Sebagai pekerja kecil ia memang serba salah. Jika dia mengikuti perintah tuan besar, maka nona mudanya marah. Tetapi jika dia tidak mengikuti perintah tuan besar, maka ia bisa saja di berhentikan bekerja menjadi sopir di kediaman itu.     

*Sopir itu masih sebuah permulaan bagi Tara. Bagaimana reaksi wanita cantik ini jika melihat semua barang-barangnya telah berada di depan pintu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.