CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

547. Tunggu para tikus itu beraksi.



547. Tunggu para tikus itu beraksi.

0RUANGAN TIARA     
0

wanita cantik ini sudah mulai tertidur lelap, sedangkan yohan masih terjaga sendirian duduk di sofa, sambil menelepon asisten steve u menanyakan pekerjaan hari ini. Sekaligus mendapatkan Laporan sementara secara lisan tentang Perusahaan secara garis besar untuk hari ini.     

Setelah selesai melaporkan soal Perusahaan kepada sang presdir, asisten Tampan ini baru membahas sesuatu yang sedikit pribadi.     

"Maaf, presdir. Saya tadi meletakkan handphone milik ibu tiara di laci meja dekat tempat tidur. Tadi saat ibu taiara pingsan, handphone miliknya tergeletak diatas meja. Anda sudah panik dan menggendong ibu tiara dengan cepat. Maafkan saya yang sedikit lancang dan membawa handphone itu bersama dengan saya. Sungguh, saya tidak pernah membuka isinya. Mungkin presdir ingin memeriksa isi handphone ibu Tiara. Maaf, sekali lagi saya tidak bermaksud lancang dan ikut campur." Kata asisten tampan ini menjelaskan kepada sang presdir tujuannya membawa dan menyimpan handphone istri Kesayangan atasannya itu.     

"Oh, tidak apa-apa. Terimakasih atas saran dan inisiatif mu Steve. aku akan mengambil dan melihatnya nanti." Kata sang presdir menanggapi perkataan asisten pribadinya itu dengan santai dan tenang. Tidak seperti biasanya yang suka cemburu berlebihan. Mungkin karena hari ini yohan sudah capek dan malas berfikir lagi, serta ingin menenangkan pikirannya.     

"Presdir, tadi doni sudah mengirimkan semua bukti dan pengakuan wanita yang menjebak direktur Jerry Jiang. Wanita itu bertanya, kapan mereka berdua akan di lepaskan?" Tanya asisten Tampan ini menyampaikan pertanyaan wanita yang di sekap diam-diam itu kepada sang presdir.     

"Sebentar lagi. Tunggu para tikus itu beraksi. Aku yakin mereka tidak lama lagi akan menunjukkan hidungnya sendiri dengan suka rela. Jika mereka berdua bisa bekerjasama dengan baik, maka aku akan melepaskan mereka. Tetapi jika mereka bermain api denganku, maka kau tahu harus mengirim mereka berdua kemana." Kata sang presdir menjawab pertanyaan asisten steve dengan tegas.     

Yohan bisa menebak, jika sebentar lagi pasti orang-orang itu akan memeras direktur Jerry Dengan foto-foto da video memalukan di hotel itu, atau bisa jadi menyebarkan ke media massa untuk menjatuhkan nama baik direktur Jerry Jiang. Dengan begitu papa mertua yohan ini dan keluarganya akan menanggung malu dan juga pasti akan berimbas kepada perusahaan juga. Ya, skandal besar akan segera di luncurkan, dan wanita itu dan teman laki-lakinya ada barang bukti yang bisa digunakan direktur Jerry untuk membersihkan namanya.     

Disaat itulah yohan bisa melakukan pertukaran dengan dengan papa mertuanya itu, Mungkin caranya salah. Tetapi ini demi kebahagiaan Tiara. Istrinya cantiknya itu sudah lama merindukan kasih sayang kedua orang tuanya, meskipun sedikit setidaknya tiara bisa merasakannya nanti.     

"Baik, presdir. Kami akan memperlakukan mereka dengan baik, seperti perintah anda." Jawab asisten steve yang akan mengakhiri panggilan teleponnya, tetapi sang presdir mencegah. Sebab masih ada sedikit urusan yang belum yohan sampaikan.     

Yohan meletakkan handphonenya di atas meja kemudian berjalan menuju meja kecil di dekat tempat tidur Tiara dan membuka laci untuk mengambil handphone istrinya yang diletakkan oleh asisten Steve di dalamnya.     

Baru saja laki-laki tampan ini membuka laci meja dan mengambil handphone Istrinya. Ia sudah melihat ada beberapa pesan masuk. Diantaranya dari mamanya, dan nomor tidak dikenal.     

"Sayang, maafkan aku soal kejadian di cafe Jasmine tadi pagi. Aku tidak bermaksud untuk melukai hatimu. Aku hanya tidak ingin kau menderita. Aku siap kapanpun kau ingin kembali kepadaku. Aku akan menerima kalian berdua (Tiara dan bayinya). Aku akan menghubungimu lagi nanti, jika semua dokumen sudah siap dan kau hanya tinggal tanda tangan saja." Tulis Jonatan dalam pesan singkatnya kepada tiara.     

Yohan membaca pesan yang dikirimkan Jonatan kepada istrinya. Laki-laki tampan ini hanya menarik nafas sedikit berat. Rupanya pelajaran yang di berikan orang-orangnya tadi tidak memberikan efek jera kepada direktur JT Grup itu.     

"Penandatanganan dokumen? Dokumen apa yang dimaksud oleh Jonatan? Seperti aku harus menanyakan hal ini kepada Tiara, atau lebih baik menyelidikinya sendiri?" Kata laki-laki tampan ini dalam hati sambil terus berfikir.     

Istrinya tidak memiliki hubungan apapun dengan Jonatan kecuali tentang proyek pembangunan hotel. Tetapi bukankah semua pekerjaan tiara sudah yohan alihkan kepada asisten Steve. Lalu dokumen apa yang jonathan ingin Tiara menandatanganinya? Laki-laki ini merasa ada sesuatu yang tidak beres dalam hal ini. Mungkin bertanya kepada Tiara nanti akan lebih jelas, sekaligus menyusun rencana untuk menangani jonathan. Jika benar-benar laki-laki ini memiliki niat tidak baik kepada istrinya. Sebab hal itu tidak mungkin yohan lakukan sekarang ini, Tiara masih tidur dan perlu banyak istirahat. Terlebih lagi wanita cantik ini harus dijauhkan dari hal-hal yang dapat membuatnya merasa stress atau depresi.     

Yohan membalas pesan singkat itu kepada Jonatan.     

"Tolong kirim kembali pesan yang kau tulis tadi. Aku belum sempat membacanya dan tidak sengaja terhapus." Isi pesan yang ditulis Yohan untuk Jonatan.     

Setelah mengirim pesan singkat untuk Jonatan laki-laki tampan ini mengahapus pesan yang ia tulis untuk Jonatan dan pesan Jonatan untuk Tiara yang telah laki-laki tampan ini sebelumnya untuk menghilangkan jejak dan tidak membuat Tiara curiga.     

Tidak perlu menunggu waktu yang lama. Jonatan sudah membalas pesan singkat yang di kirimkan oleh yohan atas nama Istrinya.     

"Tentu saja sayang, dengan senang hati." Balas jonathan segera diikuti dengan pesan berikutnya.     

Setelah memastikan pesan dari Jonathan telah masuk, yang berisi sama persis dengan pesan yang laki-laki tampan itu kirim pada awal dari. Yohan mengembalikan handphone milik istrinya itu ke dalam laci untuk disimpan. Barulah besok pagi jika istrinya sudah bangun, laki-laki ini akan memberikan handphone itu kepada istri cantiknya. Sekaligus bertanya dengan siapa Tiara janjian bertemu kemarin.     

Yohan hanya ingin memberikan kesempatan pada istrinya untuk berkata jujur kepadanya. meskipun pada kenyataannya laki-laki tampan ini sudah mengetahui semua kejadian yang terjadi di cafe Jasmine dan Siapa yang tengah di temui oleh Tiara pada saat itu. Baik dari cerita Hana dan dengan mata kepalanya sendiri melihat semua kejadian antara Jonatan dan Istrinya.     

Setelah selesai menyimpan handphone Istrinya, Yohan keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju ruangan dokter Glen dengan wajah lesu dan rambut sedikit acak-acakan. Seperti laki-laki tampan yang tidak terawat. Mata satu, wajah lesu dan kelihatan malas untuk melakukan apapun.     

Sesampainya di ruangan sahabatnya itu. Laki-laki tampan ini mengetuk pintu dan masuk begitu saja, meskipun dokter glen belum memberikan izin untuk masuk ke dalam ruangan. Yohan melemparnya tubuhnya untuk duduk bersandar di sofa dengan sedikit keras.     

"Hei, kau! Ada apa denganmu?" Tanya dokter Tampan ini yang sahabatnya yang terlihat lesu dan malas itu. Lelah dan banyak pikiran, itulah yang sedang ada dipikiran dokter Glen tentang Yohan.     

"Apakah kau memiliki sesuatu yang bisa menghilangkan rasa sakit kepalaku?" Tanya yohan kepada dokter glen yang terlihat mengemas barang-barangnya dan bersiap untuk pulang.     

"Ada!" Kata dokter tampan ini dengan cepat.     

"Mana, sini berikan kepadaku." Kata yohan dengan serius, karena memang kepalanya sedang pusing.     

"Sini aku peluk dan cium." Kata dokter tampan yang yang malah menggoda dan mengajak yohan bercanda. Dokter Glen tahu, sahabatnya ini hanya terlalu tegang saja dan butuh penyegaran pikiran.     

"Sial! Yang ada aku malah muntah karena mu." Kata yohan dengan cemberut dan kesal, sambil melempar  buah jeruk kearah dokter Glen. Laki-laki tampan ini menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.      

"Ha... Ha... Tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja. Kau adalah keturunan keluarga Kim yang kuat dan tegas." Kata dokter tampan ini dengan cepat menangkap buah yang di lemparkan oleh sahabatnya itu. Setelah itu, dokter Glen mengambilkan minuman kaleng dari lemari pendingin yang ada di ruangan kemudian melemparkannya kearah yohan yang sedang duduk di sofa.     

Yohan Segera menangkapnya dengan cepat dan meletakkannya diatas meja.      

"Minumlah, kau akan lebih baik." Kata dokter glen sambil berjalan menuju ke arah sofa dan duduk di sebelah Yohan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.