CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

679. Tamparan keras pun tidak menyadarkannya



679. Tamparan keras pun tidak menyadarkannya

0KEDIAMAN KELUARGA JIANG     
0

Saat semua orang sedang bingung sedih dan gelisah mencari Tiara dan menunggu kabar ditemukannya wanita cantik. Di kediaman Jang justru sedang ramai dengan drama tangis menangis dan juga emosi yang meledak-ledak dari direktur Jerry jiang kepada Tara.      

Direktur Jerry jiang curiga jika tara ada bautnya dengan hilangnya Tiara hari ini. Tara masih sakit ntar lihat begitu tenang ketika seluruh orang panik dan bingung saat mendengar Tiara belum diketemukan sampai saat ini. Tetapi Kakak Tiara ini justru hanya melempar senyum sambil menikmati makanan di atas meja dengan begitu tenang. Sedangkan anggota keluarga yang lain tidak bisa menelan sesendok makanan pun sebelum mendengar kabar tentang Tiara secara pasti.     

"Tara, katakan kepada Papa di mana Tiara saat ini?! Kamu jangan berpura-pura lagi Papa tahu Kau pasti ada hubungannya dengan semua ini." Kata direktur Jerry jiang dengan suara nada tinggi kepada putri selangnya itu.     

tidak hanya itu, laki-laki ini juga sempat mengangkat tangannya dan hampir menampar tara dihadapan istrinya.     

"Papa... Bisa-bisanya kau menuduh ku menyelakai Tiara. Atas dasar apa kau mengatakan hal itu? Aku memenag menemui tiara tadi pagi, itupun atas perintah darimu yang menginginkan bertemu dengan anak kesayangan mu itu. Jika hanya dengan menemui saja kau mengatakan aku sebagai penyebab hilangnya anak kesayangan mu itu, berati di dalam hal ini justru kaulah yang patut di curigai atas hilangnya Tiara. Jika tidak karena kau yang memintanya datang, mana mungkin tiara akan mengalami hilang." Kata tara yang terus-menerus mengelak dan membela diri. Jika tara sama sekali tidak ada hubungannya dengan hilangnya Tiara atau kecelakaan yang dialami oleh saudarinya itu.     

Wanita cantik ini justru dengan sangat cerdas melemparkan semua tuduhan yang di berikan papanya itu kembali kepada direktur Jerry jiang sendiri.     

Direktur Jerry jiang yang merasa geram mendengar ucapan putrinya itu, tidak dapatblagi mengendalikan emosinya dan menampar pipi tara dengan keras.     

Plakkkk.... Plak....     

Dua tamparan keras mendarat di pipi kanan dan kiri Tara. Tamparan itu meninggalkan bekas merah yang merubah warna putih mulus di wajah tara menjadi merah kehitaman dan mengalirkan darah segar di sudut bibir wanita cantik ini karena robekan kecil di sudut bibirnya.     

"Lancang kau! Beraninya kau berkata seperti itu kepadaku!!!" Kata direktur Jerry jiang yang membentak tara dengan penuh rasa emosi karena tersinggung dengan ucapan Tara yang asal bicara saja tanpa bukti.     

Setelah mendapatkan tamparan keras dari Papanya, tara bukannya menjadi sadar. Tetapi wanita cantik ini justru semakin berni dalam berbicara dan menentang Papanya.     

"Kenapa?! Papa tidak terima dengan ucapanku?! Yang aku katakan adalah kenyataan. Jika papa tidak memintanya datang, mungkin tiara saat ini masih duduk manis sambil minum teh di di istana mewah itu." Kata tara yang justru lebih emosi daripada papanya.     

Bagi tara Masa bodoh, jika papanya kan semakin marah kepada tara. bahkan jika papanya itu akan menamparnya lagi atau lebih parahnya akan mengusir tara dari kediaman Jiang. Tetapi yang jelas saat ini tara memang merasa senang dan puas ketika mengetahui tiara hilang dan belum diketemukan sampai dengan saat ini.     

Hal ini justru akan menguntungkan bagi Tara. Dengan hilangnya tiara, tidak ada lagi orang yang akan berebut Perusahaan dan kasih sayang orang tuanya. Selain itu peluang Tara untuk mendekati yohan juga semakin besar. Tetapi di tengah-tengah semua peluang itu, ada hambatan besar yang tara lupakan.     

Wanita cantik ini lupa, kalau sekarang dia sedang mengandung anak Jonatan. Meskipun kehamilannya masih di sembunyikan dari semua orang, kecuali jonathan sendiri sebagai papa dari bayi itu, tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Sekalipun itu adalah  direktur Jerry jiang dan Sonya jiang sebagai kedua orang tuanya. Lalu bagaimana tanggapan mereka berdua, jika sampai mengetahui hal ini? Itu yang masih menjadi rahasia. Mungkin akan terjadi perang dunia ke-3 atau gempa dahsyat di kediaman Jiang. Mengingat direktur Jerry jiang sedang bermusuhan dengan keluarga Lee, direktur Jian Lee (papa Jonathan, salah satu pelaku penjebakan direktur Jerry jiang atas kasus foto dan video panas yang sedang beredar luas di media online).     

Sonya jiang yang sedari tadi hanya menjadi pendengar pertengkaran anak papa dan putrinya itu akhirnya berdiri dan angkat bicara. Sonya harus segera mengakhiri perdebatan ini, atau hal yang lebih buruk lagi mungkin saja akan terjadi.     

"Tara, sudah cukup!!! Kembalilah kau ke kamarmu dan jangan keluar sedikitpun, sebelum mama mengizinkan kau keluar. Ini hukuman untuk mu yang telah lancang berbicara tidak sopan kepada papamu." Kata Sonya yang sekarang berdiri di tengah-tengah suami dan anaknya itu.     

"Xin er... Bawa nona muda ke kamarnya. Sekarang!" Teriak Sonya memanggil pelayannya untuk segera membawa tara pergi dari hadapan papanya, sekaligus merawat luka di wajah tara akibat tamparan Papanya.     

"Xin errrrr...." Teriak Sonya jengkel karena pelayannya itu tidak kunjung datang dengan cepat ke ruang tamu.     

"Tidak perlu! Aku bisa pergi sendiri. Dasar pilih kasih! Orang tidak tahu juga, masih saja di salahkan. Aku harap Tiara tidak akan di ketemukan selamanya." Kata tara mengomel di hadapannya papa dan mamanya.     

"Kau!!!" Kata direktur Jerry jiang yang geram mendengar kata-kata tara ketika menggerutu. Laki-laki ini bahkan sampai melempar vas bunga yang ada di atas meja tepat ke bawah kaki Tara untuk menghentikan ocehan tara yang menjengkelkan itu.     

Pyaarrr...     

Semua pecahan keramik dari vas bunga itu berserakan di atas lantai dan membuat tara bergidik ngeri.      

"Sial! Sepertinya papa benar-benar marah. Aku bisa mati konyol, jika tetap berada di hadapannya sekarang. Lebih baik aku pergi." Kata tara dalam hati, yang memilih untuk segera meninggalkan tempat itu dan kembali ke kamarnya untuk menghindari kemarahan direktur Jerry jiang yang lebih parah lagi.     

Mendengar barang jatih dan pecah, Xin er Segera berlari mendekati ke ruang tamu.     

"Maaf, Nyonya besar. Saya tadi dibelakang dan tidak mendengarkan panggilan Nyonya dengan jelas." Kata pelayan itu yang hanya mendengar namanya dipanggil, tetapi tidak tahu tugas apa yang harus dilakukan.     

"Bersihkan pecahan ini dan pergi bawa obat luka ke kamar nona muda." Kata Sonya menjelaskan tugas dan perintah kepada pelayannya itu. Sonya kemudian mendekati Jerry jiang yang sedari tadi sibuk mengatur nafasnya dan memegang dada sebelah kirinya yang Terasa nyeri.     

"Sayang, kau harus mengendalikan emosimu. Aku tidak ingin penyakitmu Kambuh lagi." Kata sonya yang berusaha untuk menenangkan suaminnya dan mengajaknya duduk di sofa. Kemudian memberikan segelas air minum, supaya suaminnya itu sedikit lebih tenang.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.