CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

688. Perjalanan ke rumah sakit



688. Perjalanan ke rumah sakit

0Mereka ketika sudah sampai di depan rumah kakek Hao. Namun pintu rumah kakek tua itu terlihat terkunci rapat. Sepertinya kakak Hao sedang tidak berada di rumah saat ini.     
0

"Tuan, sekarang kalian sudah sampai di rumah kakek Hao." Kata laki-laki itu yang mencoba mengetuk pintu beberapa kali, namun tidak ada jawaban ataupun pintu terbuka dari dalam. Tidak hanya itu laki-laki ini juga mencoba untuk mencari Kakek Hao di belakang rumahnya, tetapi kakek tua itu memang sepertinya tidak berada di rumah saat ini.     

Asisten Daniel dan tuan muda Yu masih menunggu sambil duduk dikursi kayu di teras rumah kecil itu, sambil menunggu laki-laki tadi kembali dari belakang rumah untuk mencari Kakek Hao.     

"Tuan, sepertinya kakek Hao sedang tidak berada di rumah. Biasanya siang-siang seperti ini kakek Hao masih mencari Kakak kayu bakar di hutan. Mungkin sebentar lagi kakek Hao akan pulang." Kata laki-laki itu yang persamaan jelaskan kepada asisten Daniel dan tuan muda Yu, soal prediksi keberadaan kakek Hao saat ini.     

Asisten Daniel langsung berdiri marah-marah kepada laki-laki itu karena merasa telah ditipu olehnya. Padahal asisten Daniel telah membayar mahal untuk sampai di rumah kakek tua yang sedang mereka cari. Tetapi kenyataan hanya rumah kosong seperti tak berpenghuni yang mereka datangi saat ini.     

"Hai, jangan-jangan kau hanya menipu kami saja?! Lihatlah rumah ini yang kotor dan reot. Bahkan tidak lebih baik dari sebuah kandang babi sekalipun. Aku membayar untuk Sampai ke rumah kakek Hao mu itu, bukan ke rumah kosong tidak terawat Seperti ini!!!" Kata asisten Daniel yang merasa emosi karena tidak berhasil bertemu dengan orang yang sedang mereka cari. Padahal untuk Sampai di tempat ini memerlukan perjuangan yang cukup Sulit untuk orang kaya seperti mereka yang tidak terbiasa melewati jalan licin dan berlumpur serta banyak lubang yang siap membuat mereka jatuh tersungkur.     

Laki-laki penduduk desa yang mengantarkan Mereka pun merasa tersinggung saat mendengar kata-kata asisten Daniel yang seolah-olah menuduh kepadanya hal yang buruk. Padahal Ia benar-benar mengantarkan keduanya di di rumah kakek tua yang mereka inginkan. Tetapi kebaikannya ini justru dibalas dengan hinaan yang menyakitkan.     

"Jaga mulutmu! Kau memang kaya. Tetapi kau tidak berhak menghina dan menuduh orang seenaknya. Aku bukan penipu, ini memang benar-benar rumah kakek Hao. Terserah kalian percaya atau tidak! Dasar tidak tahu terimakasih. Sudah dibantu malah melempar batu!!!" Kata laki-laki itu yang merasa jengkel dan akhirnya justru meninggalkan asisten Daniel dan Hayden Yu di depan rumah itu untuk menunggu Kakek Hao pulang dari hutan.     

"Daniel, kau Jangan keterlaluan. Kau tidak bisa menuduh orang tanpa bukti. Tidak semua orang memiliki nasib seberuntung kau dan para orang kaya lainnya. Banyak orang yang dengan rumah kecil dan hampir roboh pun masih bersyukur karena masih ada tempat untuk berlindung dari panas dan dingin. Sudahlah, kita tunggu beberapa saat saja Kakek tua itu datang." Kata tuan muda Yu yang sudah mulai pusing mendengar ocehan dan omrlan Daniel yang sedari tadi bertengkar dengan laki-laki penduduk desa yang mengantarkan mereka berdua.     

"Tetapi tuan muda, apakah mungkin rumah Reot seperti ini ada yang tinggal di dalamnya?" Kata asisten Daniel yang sedikit ragu dan khawatir untuk menunggu di tempat itu karena takut, jika terkena angin atau hujan deras, rumah itu bisa saja roboh sewaktu-waktu.     

"Sudah, jangan cerewet! Kita sudah Sampai sejauh ini. Kita tunggu saja. Jika Setelah 1 jam kakek tua itu tidak datang, maka kita akan pergi." Kata tuan muda Yu menegaskan kata-katanya kembali.     

"Tetapi, tuan muda?" Kata asisten Daniel yang masih saja terus menyanggah ucapan Hayden Yu.     

Meskipun asisten Daniel terus-menerus mengomel, karena itu memang sudsh sifatnya. Tuan muda Yu cenderung acuh saja dan tidak menghiraukan ucapan asisten pribadinya itu. Biarpun asisten Daniel berbicara sampai mulutnya kering sekalipun. Jika yang di bicarakan asisten Daniel bukan hal yang penting, tuan muda Yu akn memilih untuk diam dan tidak berkomentar apapun.     

Lima belas menit kemudian, asisten Daniel sudah mondar-mandir seperti setrikaan pakaian, berjalan kesana-kemari dengan tidak sabar.      

"Tuan muda..." Kata asisten Daniel sambil melirik kearah tuan muda Yu yang sedari tadi terlihat sibuk mencari signal untuk handphone miliknya.      

"Ada apa?" Jawab tuan muda Yu singkat tanpa melihat kearah asisten Daniel sedikitpun.     

"Apakah tuan yakin akan menunggu ditempat ini lebih lama lagi?" Tanya asisten Daniel yang berjalan mendekat kearah tuan muda Yu yang masih saja begitu acuh kepadanya.     

"Ya." Jawaban tuan muda Yu lebih singkat lagi dan membuat asisten Daniel semakin jengkel.     

Tik... Tok... Tik... Tok...     

"Huh, menyebalkan! Menunggu 1 jam saja rasanya seperti menunggu selama setahun." Kata asisten Daniel yang sedang menggerutu sendiri di dalam hatinya.     

" Jika kau bosan, kau bisa kembali ke mobil terlebih dahulu dan tunggu aku disana." Kata tuan muda Yu Setelah melihat ekspresi wajah asisten pribadinya itu dari samping.     

"Mana mungkin aku meninggalkan tuan muda sendiri di tempat seperti ini?" Kata asisten Daniel menggerutu pelan.     

"Kalau tidak bisa, duduklah! Jangan membuat pusing orang dengan mondar-mandir Seperti itu." Kata tuan muda Yu yang juga mulai jengkel dengan asisten Daniel karena terlalu cerewet dan tidak bisa diam.     

------------     

Disaat yang sama yang masih di perjalanan ke kota terdekat di daerah itu, masih menunggu data dari asisten steve dan juga laporan dari bodyguard yang yohan kirim untuk mengantarkan kakek tua yang memberikan informasi tentang Tiara.      

Data yang di minta kepada asisten Steve baru saja dikirimkan, dan salah satu bodyguard miliknya baru saja melaporkan bahwa mereka sudah Sampai di pintu masuk desa tempat kakek itu tinggal.     

Setelah mendapatkan semua informasi yang diinginkan, yohan langsung menuju rumah sakit terdekat di daerah itu.     

"Yohan, kemana kita akan pergi sekarang?" Tanya tuan Kim yang duduk di sebelah putranya.     

"Kita akan ke rumah sakit H. Rumah sakit itu yang paling dekat dengan lokasi hutan saat ini." Jawab Yohan sambil meminta Doni yang duduk di kursi kemudi untuk mempercepat laju mobilnya. Yohan sudah todak sabar untuk bisa bertemu dengan Tiara.     

"Apakah kau yakin Tiara ada di sana?" Kata tuan kim yang sedikit ragu-ragu.      

"Entahlah, aku tidak perduli. Jika disana tidsk ada, maka aku akan mencari ke rumah sakit lainnya. Aku yakin tiara ada di antara rumah sakit itu. Papa, aku tidak bisa membuang-buang waktu lagi." Jawab yohan yang sangat yakin, kali ini ia pasti akan bertemu kembali dengan Istrinya.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.