CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

692. Kabar baik yang dinantikan



692. Kabar baik yang dinantikan

0Diruang tamu di rumah kakek Hao. Tuan muda Yu, asisten Daniel dan kakek Hao sedsng mengobrol dengan santai.     
0

"Kakek, saya ingin bertanya? Apakah kakek mengenal Keluarga wanita yang kami antarkan kerumah sakit kemarin? Sebenarnya saya sudah tidak bisa tinggal di kota ini lebih lama lagi. Mungkin Keluarga wanita itu bisa merawatnya lebih lanjut." Kata tuan muda Yu yang langsung pada pokok permasalahannya.      

Tuan muda Yu seolah ingin menemukan Keluarga wanita itu. Padahal sebenarnya laki-laki tampan ini juga ingin mengetahui, apakah wanita itu benar-benar kekasihnya dahulu atau bukan? Jika memang itu bukanlah kekasih yang telah lama ia cari. Tentu tuan muda yu akan mengembalikan kepada keluarganya. Tetapi jika wanita itu benar-benar kekasihnya yang telah lama ia cari, lalu apa yang akan tuan muda Yu lakukan? Hmm... Hal ini belum terpikirkan olehnya, atau mungkin masih menjadi rahasia dihatinya.     

"Kebetulan aku baru saja bertemu dengan seorang laki-laki dan beberapa orang yang sedang mencari seorang wanita yang hilang di hutan. Ciri-cirinya sama persis dengan wanita yang kalian berdua antarkan kerumah sakit itu. Laki-laki itu mengatakan, bahwa dia kehilangan Istrinya dalam kecelakaan mobil di hutan itu. Bisa jadi laki-laki itu memang suami dari wanita itu." Kata kakek Hao menjelaskan kepada Hayden Yu, jika ia sebenarnya juga tidak mengenal wanita itu sama sekali dan juga Keluarga wanita itu. Kakek Hao bertrmu dengan wanita itu benar-benar tidak sengaja di dalam hutan.     

"Oh, ya. Apakah kakek tahu di mana suaminnya itu tinggal? Biar kami datang ke rumahnya untuk memberitahu, bahwa Istri dan bayinya sudsh selamat dan sekarang telah berada di Rumah sakit H." Kata Hayden Yu yang begitu antusias dan berharap Keluarga yang dimaksud kakek Hao adalah Keluarga kekasihnya dahulu.     

"Aku tidak tahu dimana orang itu tinggal. Tetapi orang yang di luar itu adalah pengawalnya. Aku rasa suami wanita itu bukan orang biasa. Kau bisa meminta laki-laki di depan untuk menelepon tuannya dan memberitahu Suaminnya untuk datang ke rumah sakit H menemui kalian berdua." Kata kakek Hao yang menunjuk kearah bodyguard sang presdir yang masih setia menunggu di teras Rumah kakek Hao sambil berdiri di dekat pilar penyangga teras.      

"Kalau begitu, terimakasih. Kami bisa meninggalkan kota ini secepatnya nanti, ketika keluarga wanita itu sudah datang." Kata tuan muda Yu sambil tersenyum. Sedangkan asisten Daniel yang tadinya selalu cerewet, kali ini justru hanya diam dan acuh saja dengan pembicaraan Kakek hao dan tuan mudanya. Tetapi bukan berarti asisten Daniel sam sekali tidak mendengarkan isi pembicaraan keduanya.      

"Bagus juga, jika Keluarga wanita itu sudah ditemukan. Jadi perjalanan kami ke tempat ini tidak sia-sia. Lagipula kami juga tidak perlu lagi membuang-buang waktu untuk seorang wanita yang tidak jelas asal-usulnya." Gumam asisten Daniel dalam hatinya. Laki-laki ini memilih untuk menggerutu sendiri dalam hati, daripada terkena marah lagi oleh tuan mudanya seperti tadi.     

"Kalau begitu aku panggilkan orang itu, supaya kalian bisa berbicara secara langsung dengannya." Kata kakek hao yang berdiri dari posisi duduknya dan berjalan keluar untuk memanggil bodyguard sang presdir itu masuk ke dalam rumahnya.     

Kakek Hao menepuk bahu bodyguard sang presdir yang wajahnya sedari tadi terlihat begitu tegang, karena menunggu tamu Kakek hao yang tidak kunjung pulang.     

"Hai, anak muda. Maaf, kau telah menunggu lama. Tamuku ingin berbicara denganmu. Masuklah." Kata Kakek Hao mengajak bodyguard itu masuk kedalam ruang tamunya.     

"Maaf, kakek. Bisakah kau mengatakan informasi soal istri tuanku Segera? Masih banyak tugas yang harus aku selesaikan." Kata bodyguard itu yang rasanya sudah tidak sabar untuk mendapatkan informasi penting soal tiara yang di janjikan oleh kakek Hao sebelumnya.     

"Masuklah dahulu. Kau akan mendapatkan apa yang kau mau. Aku tidak sedang berbohong." Kata kakek Hao sambil tersenyum.     

"Baiklah, tetapi hanya sebentar saja. Jika aku tidak mendapatkan informasi itu. Maka aku akan pergi." Kata bodyguard itu menegaskan kepada kakek hao, bahwa ia tidka bisa tinggal lebih lama lagi.     

"Tentu, aku tidak akan menghalanginya." Jawab kakek Hao. Akhirnya bodyguard sang presdir pun setuju untuk msuk kedalam rumah dan berbicara dengan Hayden yu dan asisten Daniel, dengan di temani oleh kakek Hao juga.     

Setelah berbicara seperlunya tuan muda yu, asisten Daniel dan bodyguard sang presdir Segera meninggalkan rumah kakek Hao dan kembali ke mobil masing-masing. Dalam perjalanan menuju mobil mereka bertiga sempat mengobrol sedikit. Sebab bodyguard sanag presdir sangat tertutup dan tidak berni banyak menjawab pertanyaan dari tuan muda Yu perihal identitas Tuannya.      

"Bisakah anda menghubungi tuan anda sekarang? saya ingin berbicara tentang keadaan Istrinya saat ini." Kata tuan muda Yu dengan santai.     

" Baiklah, tuan. Sebentar, saya akan menghubungi presdir." Kata bodyguard itu yang segera mengeluarkan handphone dari saku jasnya.     

"Presdir? Gila! Suami wanita itu benar-benar bukan orang biasa. Jangan-jangan wanita itu terluka gara-gara pertikaian bisnis suaminnya dengan musuh bisnisnya?" Kata asisten Daniel yang mencoba menebak kemungkinan penyebab wanita yang mereka selamatkan mengalami kecelakaan.     

Tidak lama kemudian Telepon bodyguard itu tersambung kepada Doni. Bodyguard ini tidak berani menghubungi sang presdir secara langsung, ia hanya bisa meminta izin kepada pemimpinnya terlebih dahulu.     

"Bos, saya sedang bersama orang yang membawa nyonya ke rumah sakit. Mereka ingin berbicara dengan presdir. Apakah bos bisa menghubungi presdir?" Kata bodyguard itu kepada Doni.     

"Sungguh! Kau tidak sedang berbohong, bukan? Tentu! Tentu, aku akan menyampaikan kepada presdir beruta baik ini. Kau tunggu sebentar." Kata Doni kepada anak buahnya yang di utus untuk mengantarkan kakek Hao tadi.     

"Tentu bos, saya mana mungkin berani berbohong." Jawab bodyguard itu dengan ekspresi wajah lebih santai. Lagi pula siapa yang berani bermain-main dengan sang presdir, salah sedikit saja tidak hanya pekerjaan mereka yang di pertaruhkan, tetapi juga nyawanya.     

"Bagus, jika kau sadar tentang itu." Jawwb Doni yang tanpa ragu lagi langsung menghubungi sang presdir dan menyambungkan kepada nomor telepon anak buahnya tadi, supaya mereka bisa berbicara Secara langsung.     

"Halo, Doni. Apakah kau sudah mendapatkan informasi soal istriku?"      

Selalu pertanyaan inilah yang di pertama kali selalu di katakan oleh sang presdir kepada doni, setiap kali pimpinan bodyguardnya itu menelepon.     

"Iya, presdir. Ada seorang laki-laki yang mengaku mengantarkan istri anda ke rumah sakit dan sekarang sedang berada bersama salah satu anak buah saya yang berada di rumah kakek tua tadi." Kata doni melaporkan dengan antusias dan sangat percaya diri. Berbeda dengan tadi yang merasa ketakutan setiap berbicara dengan big bosnya itu. ia yakin informasi kali ini akan membuat sang presdir senang.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.